Menu Kanton ala Teratai

Chinese food atau makanan China selalu menarik untuk dicicipi. Ini lantaran makanan tersebut tidak berbeda jauh dengan makanan Indonesia – paling masih masih masuk dengan lidah orang-orang Indonesia, termasuk saya.

Seni masakan China telah meluas, dan hampir ada di berbagai belahan dunia, mulai dari Asia Timur hingga Amerika Utara, Australia dan Eropa Barat. Memang, seperti Indonesia yang berwilayah luas, tanah China pun jauh lebih luas, sehingga jenis makanannya pun sangat bervariasi.

Perbedaan kebudayaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain di China, berbeda juga jenis gaya makanannya. Beberapa wilayah yang dikenal mempunyai makanan yang khas adalah Anhui, Kantonis, Hokkian, Hunan, Jiangsu, Shandong, Szechuan, dan Zhejiang. Terdapat juga masakan yang mengikuti agama, sebutlah Buddha (ada yang vegetarian) atau Muslim (menghindari daging babi).

Teratai Restaurant di Hotel Borobudur Jakarta, termasuk gaya Kanton – yang konon cocok dengan lidah orang Indonesia. Paling tidak saya, dan dua orang teman, Samuel Mulia (wartawan senior dan konsultan media) dan Dwi Sutarjantono (Pemimpin Redaksi Majalah Esquire) sudah membuktikannya ketika diundang oleh Fransisca Kansil, Director of Communications Hotel Borobudur, untuk mencicipi menu di restoran tersebut.

Ya, masakan Kanton, salah satu provinsi di China ini sangat kaya rasa. Seperti masakan Indonesia pada umumnya, yaitu pedas, asam, manis dan asin. Keistimewaan lain dari restoran ini adalah masakannya halal, sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Teratai Restaurant mulai beroperasi pada 23 Oktober 2010, setelah beberapa waktu ditutup lantaran harus direnovasi. Teratai sendiri sangat populer di China. Tanaman ini sudah sejak lama dimanfaatkan, baik sebagai penghias ruangan maupun untuk pengobatan dan bahan kosmetik. Kaisar wanita Wu Tse Tien konon tetap bisa terjaga kesehatan tubuh dan potensi seksualnya sampai tua karena mengonsumsi buah, akar dan bunga teratai secara rutin.

Di Teratai Restaurant tentu bukan tanaman teratai yang dihidangkan, seperti disebut di muka, masakan yang diunggulkan adalah sajian khas Kanton, dapurnya dikelola oleh Manajer Richard Chau dan tim Kulinernya dipimpin oleh Chef dari Hong Kong, yaitu Alex Kwok (Executive Chinese Chef), Winson Yao (Assistant Executive Chinese Chef) dan Steven Low (Chinese Dim Sum Chef). Ketika saya mengisi status di Facebook dan Twitter melalui Foursquare, seorang teman langsung merespons, “Bebek dan dim sumnya juara.”

Sayang, untuk acara makan malam tidak selalu tersedia dim sum, seperti malam itu. Kalau tidak saya pasti akan mencoba aneka dim sum yang dircaik Chef Steven Low seperti: Steamed Chicken Dumplings in Four Colors, Sweetened Bun with Egg Yolk Filling, dan Shanghainese Siew Long Bao Surprise.

Related Stories

spot_img

Discover

Merayakan Imlek 2024 Lebih Semarak di The Langham Jakarta 

Masuki tahun baik dengan energi positif dan pesta meriah yang lezat di T’ang Court  Perayaan...

Understand Digestive Imbalances During the Festive Season at RAKxa 

What are the Factors that Can Disrupt the Balance of Your Gut  During the winter...

Rocka Reopens at Six Senses Uluwatu, Bali

Rediscovering Sustainable Culinary Dining  Rocka Restaurant & Bar at Six Senses Uluwatu reopens its doors...

COAL Menghidupkan Suasana Bar di Jakarta Pusat

COAL adalah bar terbaru di Jakarta yang menyajikan koktail khas dengan sentuhan cita rasa...

Sunday Folks Luncurkan Aneka Pilihan Es Krim Artisanal di...

Merek asal Singapura ini menghadirkan pilihan es krim premium dan hidangan pencuci mulut di...

Rediscovering Bhutan: New Perspectives on the Last Buddhist Kingdom

Amankora reveals the heart of Bhutan with ever rarer and more awe-inspiring cultural experiences...

Popular Categories

Comments