“Kartini adalah pengguna teknologi komunikasi informasi pada zamannya,” tulis Ventura Elisawati, blogger yang bekerja di XL (Kompas 28 April 2008).
Tidak salah, Kartini, wanita kelahiran Jepara 21 April 1879 itu pada zamannya adalah pelanggan koran terbitan Semarang, De Locomotief, yang boleh dikatakakan produk teknologi informasi pada saat itu. Dia juga membaca majalah wanita Belanda, De Hollandsche Lelie. Dia juga orang yang tak segan berinteraksi dengan berbagai pihak untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang berbagai hal. Dia berkirim
Kumpulan surat-surat Kartini dengan JH Abendanon, setelah Kartini meninggal, diterbitkan menjadi buku Door Duisternis tot Licht yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini diterbitkan pada 1911 dan menjadi best seller saat itu karena dicetak sampai
Menurut VE, apa yang dilakukan Kartini saat itu—menuangkan pemikiran, memanfaatkan teknologi komunikasi informasi untuk berinteraksi, melakukan transformasi dan memberikan inspirasi—sebenarnya tak jauh dari apa yang kini tengah populer di dunia teknologi komunikasi informasi sekarang ini. Salah satunya, ngeblog. Blogging secara positif adalah menuangkan berbagai pemikiran, dalam personal web site (blog) untuk kemudian mendapatkan tanggapan dalam diskusi interaktif yang positif tentunya. Yang pada akhirnya bisa ditransformasikan dan bisa menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal-hal yang positif.
Bila Kartini hidup di zaman sekarang, sudah pasti dia ngeblog, supaya lebih banyak orang berani berpendapat menyampaikan pikirannya. Dan buntutnya makin banyak orang pintar dan terjadi social networking yang positif.
Data dari APJII menyebut sampai akhir 2007 pengguna internet di Indonesia mencapai 25 juta dengan tingkat pertumbuhan sekitar 39 persen. Tahun 2012, jumlah pengguna internet di
Sementara jumlah blogger
Di era dunia tanpa batas dan kebebasan berpendapat yang dijamin undang-undang, mestinya
No comments:
Post a Comment