![]() |
MALE Magazine 83 |
Tren digitalisasi bukan untuk dihindari, tapi harus
diterima sebagai sebagai sebuah keniscayaan – kecuali Anda merasa nyaman hidup
di “zaman batu”. Penetrasi perangkat-perangkat canggih juga makin tidak
terbendung dalam kehidupan sehari-hari. Sebutlah ponsel, smartphone, tablet, phablet,
dan kelak si pendatang baru “kacamata
pintar”.
Jangan salah, masyarakat Indonesia ternyata termasuk
pasar yang atraktif bagi gadget-gadget
masa kini tersebut. Ada yang memperkirkan, jumlah pemilik ponsel di Indonesia
sudah menembus 200 juta – lebih tinggi dibandingkan populasi televisi dan radio.
Sementara, penetrasi internet di Indonesia sekitar 40 persen.
Sebuah penelitian yang lebih komprehensif
mengungkapkan bahwa kebanyakan orang Indonesia memiliki perilaku konsumtif
dalam pembelian smartphone dan
tablet. Menurut perkiraan Cisco Visual Networking Index (VNI) Forecast, akan
ada 370 juta pembelian ponsel atau tablet yang dilakukan oleh warga Indonesia
pada 2017 mendatang.
Penelitian itu mencatat bahwa pada 2011 tercatat
sekitar 250 juta pembelian berbagai ponsel dan komputer tablet di Indonesia.
Hanya dalam satu tahun, jumlah tersebut meningkat 50 juta menjadi 300 juta
pengguna ponsel dan tablet — dan diperkirakan akan menembus angka 370 juta pada
2017.
Dirk Wolter, Director
for Mobility Architecture for Asia Pacific, Japan, and Greater China, mengatakan
peningkatan jumlah tersebut karenakan perilaku konsumtif warga Indonesia
disertai gaya hidup yang berubah mengikuti perkembangan teknologi.
"Seperti dapat kita lihat, satu orang di Indonesia sekarang bisa memiliki
empat ponsel," tutur Wolter, seperti dikutip Okezone.
Ya, perilaku konsumtif membuat pertumbuhan pasar gadget di Indonesia melonjak karena
hadirnya ponsel-ponsel atau tablet dengan harga miring, pasar gadget second pun berkembang. Meski
ponsel-ponsel anyar ramai berdatangan, tapi pembelian ponsel dari tangan kedua
pun marak karena harganya yang lebih murah. Di Indonesia hal ity sudah biasa,
“Sementara di negara maju sebutlah AS dan Eropa, orang-orang tak ada yang
membeli ponsel atau tablet bekas. Mereka semua membeli barang yang baru,"
jelas Wolter.
Besarnya populasi gadget
di Indonesia ini tentunya juga diikuti oleh gaya hidup seseorang yang selalu
membutuhkan internet dalam aktivitasnya. Kebutuhan akan koneksi internet ini
makin tinggi dari waktu ke waktu, sebab tidak hanya bisnis, internet juga dibutuhkan
untuk aktivitas sehari-hari. Selain digunakan untuk melakukan aktivitas
pekerjaan dan bisnis, penggunaan internet data yang melonjak tersebut juga didominasi
oleh aktivitas masyarakat dalam bersosial media.
Cisco mencatat bahwa keuntungan paling banyak di dunia
telekomunikasi bersumber dari data internet, diikuti oleh layanan SMS, serta layanan
telepon. Pada 2011 tercatat keuntungan terbesar di dunia telekomunikasi
Indonesia bersumber dari data internet, yakni 11 miliar dolar AS. Berikutnya
adalah SMS sebesar 9 miliar dolar AS, dan layanan telepon sebesar 6 miliar
dolar AS.
VNI Forecast memprediksi angka tersebut akan terus
meningkat, dan pada 2017 data internet
akan mencapai 15 miliar dolar AS, SMS 12 miliar dolar AS, dan layanan suara 8
miliar dolar AS.
Ketika populasi gadget
semakin tinggi, dan penggunaan internet menjadi kebutuhan yang terus meningkat,
maka periklanan digital pun adalah sebuah keniscayaan pula. Beriklan secara
digital sekarang ini menjadi pilihan bukan hanya oleh perusahaan besar, tetapi
juga usaha kecil dan menengah. “Dulu orang melihat digital itu sebagai
komunikasi. Sekarang sebagai sarana untuk berkomunikasi, untuk berjualan,” ucap
Danny Wirianto, CEO Merah Cipta Media.
Hanya saja, sekalipun kebutuhan beriklan digital
semakin membesar, masih ada beberapa catatan. Pertama, pengetahuan terhadap
iklan digital masih rendah. Kedua, kesadaran akan ranah digital sebagai medium komunikasi
dan keperluan bisnis belum ada. “Anak daerah, kayak di Bali atau Yogyakarta,
misalnya, pintar dalam hal tekno, tapi secara marketing belum comply,”
kata Ketua Pengembangan Digital Advertising di Persatuan Perusahaan Periklanan
Indonesia. (Burhan Abe)
Sumber: MALE
83 http://male.detik.com