Teknologi digital yang semakin mumpuni memberi kesenangan tersendiri bagi penggila game. Tak dapat dielakkan, permainan tradisional sedikit demi sedikit terkikis oleh zaman. Meskipun tak dapat disalahkan, game yang hadir melalui perangkat elektronik merebut perhatian publik dan mendapat ruang yang lebih besar saat ini.
Sebetulnya, menurut
Andrew Rollings dan Ernest Adams, permainan ini lebih tepat disebut sebagai
sebuah teknologi, dibandingkan sebagai sebuah genre permainan; sebuah mekanisme
untuk menghubungkan pemain bersama, dibandingkan pola tertentu dalam sebuah
permainan.
Tapi apa pun, kehadiran layanan Internet membuka lembar baru
evolusi dunia game lebih luas. Meskipun masih bergantung pada kecepatan koneksi
Internet, belakangan mulai terasa lebih kencang. Selain itu, peranti penunjang
bukan lagi barang mahal, tapi memiliki daya yang sangat kuat. Produsen atau developer game pun semakin memaksimalkan
potensi yang ada, tentunya untuk menghasilkan game yang sempurna.
Online game menginvasi berbagai aspek teknologi yang ada. Serangkaian perangkat elektronik seolah menjadi kebutuhan primer, seperti smartphone dan tablet PC. Peranti tersebut tak pernah meniadakan sisi hiburan, dan game menempati urutan teratas. Apalagi Internet dan game sudah membentuk sinergi yang kian memaku user-nya.
Dalam online game, tidak ada lagi batasan
pemain berinteraksi. Dulu dua gamer yang memainkan permainan yang sama harus
berada dalam lokasi yang sama dan mengandalkan satu perangkat. Saat ini pemain
bisa terpisah oleh jarak ribuan kilometer, dengan perangkat yang berbeda, tapi
memainkan satu permainan yang sama.
Di sinilah
keunggulan online game: dapat
menembus jarak dan menjaring pemain. Karena itu, lahirlah sebutan baru bagi
gamer yang bermain dan berinteraksi secara online,
yaitu online multiplayer.
Bagai virus yang
menyebar cepat membentuk tren baru, online
game menjangkau kalangan luas, baik yang dikategorikan sebagai casual gamer maupun hardcore gamer. Yang disebut terakhir menjadikan game sebagai hobi, bahkan profesi.
Benarkah kehadiran
online game memperburuk karakter game?
![]() |
MALE 116 |
Para orang tua
kerap memperingatkan anak-anak agar tak tenggelam dalam game. Ketakutan mereka adalah game
akan menyeret anak-anak menjadi pecandu dan melupakan sekolah. Bahkan para
pakar kerap menambahkan, gamer
cenderung antisosial dan tak produktif.
Pandangan negatif
itu memang sudah lama ada, sejak Internet yang memberi pengalaman gaming baru
hadir. Keberadaan online game seolah
menguatkan kesan buruk yang sudah menempel pada video game selama ini.
Tapi, seperti pisau
bermata dua, online game menghadirkan
efek buruk pada pemainnya. Gamer yang
tenggelam dalam kenikmatan online game
memang cenderung dinilai negatif. Tapi, ada pula yang mendapatkan sisi positif
dari permainan maya ini.
Paing tidak,
menurut para para gamer, baik video game maupun online game dapat melatih sportivitas saat melawan pemain lainnya,
melatih kerja sama dalam sebuah tim untuk mencapai target yang ada, serta
melatih ketangkasan dan keterampilan sosial.
Sumber: Feature by Dedy Sofan – MALE 116 http://male.detik.com
No comments:
Post a Comment