“I hitchhiked in total 1.752
vehicles during my journey for 1.980 days. I visited 71 countries and
territories, such as USA, Brazil, Australia, China, El Salvador, and other countries,”
ujar Jeremy Marie, hitchhiker,
yang bertualang keliling dunia.
Perjalanan itu dimulai pada 8 Oktober 2007 dari Caen, Prancis, dan selama 5 tahun 5 bulan 5 hari, ia bepergian
dengan menumpang kendaraan orang lain. Menumpang?
Ya, cara yang unik, yang sebetulnya
sudah banyak dilakukan para traveler
dunia. Secara tradisional, mereka biasanya berdiri di tepi jalan sambil
mengacungkan ibu jari ke atas. Ada pula yang membentangkan kertas bertulisan “numpang”
sambil menunggu kendaraan lewat.
Di Indonesia, bepergian dengan menumpang sebenarnya sudah lama dikenal, apalagi
ketika Ludovic Hubler, hitchhiker
terkenal di dunia, sempat mampir ke Indonesia pada 2007, dan membagikan pengalamannya
di stasiun TV.
“Tujuan hitchhiking pastilah menghemat bujet
traveling,” kata Nancy Margaretha, hitchhiker
asal Indonesia.
Nancy tidak pernah
menghitung berapa kali hitchhiking.
“Trip paling lama hitchhike keliling
Eropa Barat dan Timur selama tiga bulan penuh, dari Berlin sampai Warsawa,
mengelilingi Austria, Hungaria, Bulgaria, dan berputar kembali sampai berakhir
di Polandia. Harus terbang ke Jerman karena waktu berlaku visa sudah habis,”
katanya.
Namun tak semua perjalanan
Nancy terhitung hitchhiking. Ada
beberapa bagian perjalanan yang menuntutnya tidak menumpang. Dari Jakarta ke
Singapura, misalnya, ia naik pesawat terbang. Di beberapa kota di Cina, ia juga
naik bus, karena visa yang mau habis. “Di Rusia, ada teman yang jemput pakai
mobil, karena sudah ada badai salju. Walaupun gratis, tidak dihitung hitchhiking,” ia menerangkan.
Apa enaknya menumpang? “I wanted to feel the freedom to go wherever
I want, whenever I could. Hitchhike merupakan jalan terbaik bagi saya
memahami dunia dari sudut pandang penduduk lokal, karena saya berinteraksi
langsung dengan mereka, which is the most
accurate of all views,” kata Jeremy Marie, hitchhiker yang dikutip di awal cerita.
Mayoritas kendaraan yang
ditumpangi Jeremy adalah mobil dan truk. Sisanya sepeda motor, tuktuk, traktor,
kapal layar, feri, kapal kontainer, pesawat terbang, dan keledai. “Anything that moves,” ujar pria asal
Prancis ini.
Bahkan ia berhasil
menumpang pesawat komersial Air Asia dari Darwin ke Bali. Namun kesempatan itu
tidak mudah didapat, karena ia mengirim ratusan e-mail kepada setiap orang di
maskapai penerbangan yang berbeda, salah satunya Tony Fernandes, CEO Air Asia. “He just answer very simply and made his
staff send me the ticket within a day. Sebenarnya hitchhike pesawat tidak begitu sulit jika itu pesawat pribadi,”
ucapnya.
Menurut dia, negara yang
paling mudah memberi tumpangan bagi hitchhiker adalah Cile, Selandia Baru, dan
Irlandia. Sebab, hampir sebagian masyarakat lokal tahu soal hitchhiking. Yang paling sulit Amerika
Serikat karena memang ilegal.
Demikian halnya di
Indonesia, tidak begitu mudah menumpang. Bukan karena penduduk lokal tidak mau
membantu, tapi konsep hitchhiking
memang tidak familiar. Banyak orang tidak mengerti apa yang dilakukan hitchhiker ketika berada di pinggir jalan sambil mengacungkan ibu
jarinya.
No comments:
Post a Comment