![]() |
Rusly Tjohnardi |
Koleksi gaun pengantin Rusly Tjohnardi untuk Wedding
Fair Grand Hyatt Jakarta, 3 – 5 June 2016, mengangkat tema regalia Kekaisaran Rusia pada zaman
keemasannya. Telur Fabergé yang ditempa dari logam mulia, bertahtakan bermacam
berlian dan batu mulia serta desainnya yang sangat rumit adalah salah satu
sumber inspirasi utama untuk pembuatan koleksi ini.
Selain terinspirasi Telur Fabergé yang sudah melegenda
keindahannya, koleksi ini juga mencerminkan perpaduan berbagai unsur alam,
flora, serta fauna yang mengilustrasikan sebuah dongeng yang ingin disampaikan
oleh sang desainer.
![]() |
Rusly Tjohnardi |
Pemilihan bahan eksklusif yang unik, dengan berbagai
macam tekstur serta teknik produksi yang memadukan kreasi kerajinan tangan
serta teknologi modern, menghasilkan karya seni yang akan semakin
memperlihatkan kompleksitasnya jika semakin diperhatikan dengan seksama.
Koleksi ini sengaja tidak diberikan nama atau judul, karena sang desainer tidak
ingin membatasi fantasi maupun imajinasi audience.
Demikian juga untuk para calon mempelai wanita yang mendesain gaun pengantinnya
dengan Rusly, hanya imajinasilah yang menjadi batas kreasi.
![]() |
Rusly Tjohnardi |
“The Rising
Sun” - Andreas Odang
Woman &
Bridal Collection Autumn Winter 2016/2017
Japonaiserie menjadi kata yang mewakili inspirasi utama
koleksi terbaru dari Andreas Odang yang akan dipresentasikan pada malam
pembukaan Grand Hyatt Jakarta Wedding Fair 2016 3 Juni 2016. Japonaiserie merupakan sebuah
gaya di dalam bidang seni yang merefleksikan kualitas estetika dan budaya khas
negeri Jepang, dapat berupa motif ataupun obyek dekoratif yang memiliki gaya
tersebut. Selain itu kata Japonaiserie juga lekat dan mulai popular saat
Vincent van Gogh, pelukis post-impressionist asal Belanda, menggunakan istilah
tersebut dalam mengekspresikan pengaruh seni budaya dari Jepang.
Ada alasan tersendiri Odang lebih memilih Japonaiserie
alih-alih mengangkat budaya dan tradisi Jepang secara langsung. Ketika memulai
koleksi ini, Odang terinspirasi dan tertarik dengan kain jacquard dengan motif
kimono Jepang dan juga dengan beberapa motif dengan desain kontemporer khas
Jepang yang dia temukan dan digunakan di dalam koleksinya kali ini. Alasan
lainnya adalah Odang juga ingin memperlihatkan pengaruh dan inkulturasi budaya
Jepang di budaya barat, yang mana garis potongan dan gaya busana yang Odang
tawarkan masih dipengaruhi gaya klasik cantik Eropa dengan twist detail dan
motif pengaruh dari gaya seni budaya Jepang.
Di dalam koleksi dengan total jumlah 30 set busana yang terbagi di dalam 21 set busana gaun cocktail dan gaun malam serta 9 set busana gaun pengantin, kali ini Odang lebih menitikberatkan dalam pengaplikasian motif dan pengeksplorasian tailoring ke dalam potongan gaun klasik yang cantik. Potongan yang terstruktur dan H-line, detail jatuh garis belakang kerah kimono, dan potongan panjang rok 7/8 merupakan beberapa contoh interpretasi Odang selain pengaplikasian motif di dalam menerapkan esensi Japonaiserie ke dalam koleksinya dan juga untuk memberikan kesan modern di dalam potongan dasar busana bergaya klasik dan elegan.
Di dalam koleksi dengan total jumlah 30 set busana yang terbagi di dalam 21 set busana gaun cocktail dan gaun malam serta 9 set busana gaun pengantin, kali ini Odang lebih menitikberatkan dalam pengaplikasian motif dan pengeksplorasian tailoring ke dalam potongan gaun klasik yang cantik. Potongan yang terstruktur dan H-line, detail jatuh garis belakang kerah kimono, dan potongan panjang rok 7/8 merupakan beberapa contoh interpretasi Odang selain pengaplikasian motif di dalam menerapkan esensi Japonaiserie ke dalam koleksinya dan juga untuk memberikan kesan modern di dalam potongan dasar busana bergaya klasik dan elegan.
No comments:
Post a Comment