Memindahkan Resor ke Rumah

Meski pun di dalam rumah, spa tidak hanya dinikmati hanya penghuni rumah – Wirianto, istri dan anak-anaknya. Tapi teman-temannya pun kerap beranjang sana, dan ikut menikmati fasilitas tersebut. “Kami bisa berendam di whirpool. Kebetulan di master bathroom juga dilengkapi dengan massage room, jadi kami bisa panggil pijat dari luar,” ungkapnya.

Suara merdu Mariah Carey sayup mengalun di ruang mandi berukuran 6X4 meter persegi. Butterfly, lagu yang tengah dilantunkan membuat si pemilik kamar kian menikmati eksotiknya rendaman aroma Lampe Berger asal Paris di lingkaran jacuzzi. Sambil sesekali menyambangi ruang shower sekaligus steam room yang berdinding transparan di pojok kiri, Nila Warsito — si pemilik kamar — mulai membasuh tubuhnya dengan air dingin. “Saya alergi dengan air panas,” kata istri pengacara Warsito Sanyoto itu.

Dua jam berlalu seraya dibantu oleh petugas salon yang khusus diundangnya, kulit perempuan berparas cantik itu kembali tampak bugar. Di ruang bermarmer dengan perpaduan kuning keemasan dan krem itulah hampir setiap hari kelahiran Jakarta 30 tahun yang silam ini rutin memanjakan tubuhnya. Mulai dari perawatan ujung rambut hingga ujung kaki.

Photo by Adrian Motroc on Unsplash

Ritual seperti itu penting, bagi Nila. Itu sebabnya, ia membangun fasilitas spa mewah bergaya Italia, lengkap dengan jacuzzi, ruang uap, serta TV. Kamar mandi, katanya, adalah sebuah sarana untuk proses pemeliharaan dan perawatan tubuh, sehingga ia perlu mengembangkannya menjadi spa.

Di sinilah Nila menjalankan proses perawatan dan pemeliharaan badan, rambut, manicure & pedicure, dan wajah. Jangan heran kalau segala tetek bengek peralatan kecantikan ada di sini, mulai dari body lotion, lulur, pembersih muka, shampo, masker, hingga scrub. “Mandi saya lama, sehingga saya merasa nyaman di dalamnya,” ujar ibu tiga anak yang juga hobi berenang itu.

Tidak Nila dan Wirianto saja yang menyulap kamar mandinya menjadi spa bak di hotel atau resor. Menurut Wirianto, dalam dua tahun terakhir ini permintaan untuk membangun home spa meningkat. Mereka itu adalah para platinum society yang mulai membutuhkan privacy, sehingga tidak perlu ke luar rumah kalau ingin menikmati spa. “Waktu mereka terbatas. Jadi, kalau bisa dilakukan di rumah, kenapa tidak? Bahkan ke dokter gigi pun kalau bisa di rumah juga,” kata Wirianto sambil tertawa. (Burhan Abe/Dwi Wulandari, Arie Hananti, dan W. Setiawan)

Platinum Society, 2004

Related Stories

spot_img

Discover

Vila dengan Pemandangan Laut Terbaik di Bali untuk Momen...

Peneliti menyebutnya blue mind effect: kondisi tenang yang muncul saat seseorang berada dekat dengan...

Refocusing Anggaran: Jangan Sampai Rakyat Jadi “Dompet Cadangan”

Pemerintah mengumumkan target efisiensi alias refocusing anggaran sebesar Rp306,7 triliun tahun ini. Caranya? Pangkas...

Eksistensi

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob Pernah ikut interview kerja dan ditanya, “Ceritakan tentang diri...

Explora Journeys Umumkan Koleksi Perjalanan 2027–2028

Debut di Asia dan Peluncuran Explora V Explora Journeys, merek perjalanan laut bergaya hidup mewah...

Saudi: Destinasi Baru yang Tampil Berani

Arab Saudi sedang memainkan kartu besar. Dari tanah yang selama ini identik dengan spiritualitas...

Banyan Group 20 Tahun di China: Dari Teh Mentega...

Kalau ada yang bisa bikin liburan lo berubah dari sekadar “rebahan di kasur hotel”...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here