Darius Sinathrya – Donna Agnesia

Bagaimana memadukan dua selera makan yang berbeda? Tanyakan pada pasangan Darius Sinathrya dan Donna Agnesia. Memang, keduanya suka olah raga bahkan sampai sekarang menjadi presenter beberapa acara olah raga, tapi soal makan, masing-masing memiliki favorit tersendiri.

Donna, kelahiran Jakarta 8 Januari 1979 di Jakarta, suka masakan Sunda dan makanan tradisional Indonesia lainnya. Tapi Darius, sang suami, meski tinggal lama di Yogyakarta, selera makanannya cenderung bule. “Saya suka pasta, pizza, dan makanan-makanan Eropa,” ujar kelahiran Swiss 21 Mei 1985 itu.

Memang Darius tidak menolak makanan Indonesia, bahkan beberapa menjadi favoritnya, sebutlah gudeg, tongseng, sate padang, dan lain-lain.

Tapi pria yang pernah membintangi beberapa sinetron seperti Gatotkaca, Hantu Jatuh Cinta dan Bukan Salah Bunda Mengandung, serta berakting dalam film Naga Bonar (Jadi) 2, D’Bijis, Pocong 3, Akhir Cinta, dan Love ini, banyak daftar pantangannya. Di antaranya adalah ikan. “Saya tidak suka baunya yang amis,” tukas pemilik tubuh atletis yang suka masak itu.

Dan itulah menjadi PR Donna ketika harus jalan bareng mencari makanan. Meski Donna yang banyak inisiatif, ia harus pandai-pandai memilih restoran atau kafe yang sajiannya bisa untuk memenuhi selera mereka berdua. Tidak hanya berdua sebetulnya, sebab pasangan yang menikah pada 30 Desember 2006 sudah dikaruniai seorang putra (lahir 28 Juni 2007, dan diberi nama Lionel Nathan Sinathrya Kartoprawiro).

Bagi Donna, soal makan jelas bukan suatu kendala, justru berwisata kuliner menjadi rekreasi tersendiri di tengah-tengah kesibukannya bekerja. “Untungnya, saya orangnya ‘pemakan segala’, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan selera keluarga,” ujar mantan model yang fasih berbicara soal tim-tim sepak bola dunia itu.

Selera yang berbeda juga bukan halangan untuk saling mendekatkan diri satu sama lain. Bahkan keduanya mempunyai kesukaan yang sama terhadap bberapa jenis makanan, di antaranya adalah vondue – makanan berbahan keju yang cara penyajiannya sangat unik.

“Bentuknya indah, dimakannya juga enak, ada sensasinya,” ujar Donna yang diamini oleh Darius. Bahkan itulah sebagian kenangan ketika mereka berbulan madu ke Swiss. (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Te no Aji Pererenan

Mengangkat Craftsmanship Lokal lewat Gastronomi Jepang-Bali Di tengah pesatnya pertumbuhan sektor kuliner premium di Bali,...

Introducing Villa Timeo: A Sicilian Noble Residence Re-Enchanted by...

An intimate hillside hideaway overlooking Naxos Bay—steps from the legendary Grand Hotel Timeo. Taormina memang...

Banyan Group Buka Properti ke-100

Bawa “Jungle Escape” Paling Premium ke Singapura Mandai Rainforest Resort by Banyan Tree bukan cuma...

PRU & JAMPA: Standar Baru Kuliner Phuket

Montara Hospitality Group kembali mendominasi Michelin Guide Thailand 2026 dengan filosofi yang berpihak pada...

The PuLi Group Siap Meluncur 2026

Luxury Baru Asia yang Tenang, Tajam, dan Penuh Attitude Ada dua jenis hotel mewah di...

Gosip: Olahraga Favorit Kantor yang Diam-diam Bikin Otot Kepercayaan...

Di kantor, tiga kata paling mematikan bukanlah “kita rapat sekarang”, tapi: “Eh, sudah dengar…?” Biasanya...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here