Produk Lokal, Peluang Global

Membangun industri kosmetika tradisional yang bergengsi di Tanah Air bukan perkara mudah. Apalagi, ada sebagian masyarakat yang masih memandang rendah produk kosmetika lokal yang dianggap kurang bermutu dan tidak setara dengan produk impor. Tapi justru kendala itu yang menguatkan niat Martha Tilaar ketika membangun Martha Tilaar Group (MTG), kelompok usaha yang bisnis intinya adalah industri kosmetika yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

Dengan berbekal tekad itulah Martha Tilaar memulai usaha di bidang kecantikan 35 tahun yang lalu. “Memperkenalkan kosmetika yang bernuansa ketimuran dan alami kepada khalayak umum tentu tidak seperti membalik tangan, apalagi merek-merek asing yang berasal dari Barat begitu kuatnya menancap di benak para perempuan Indonesia. Bahkan kalau mau jujur, saya sendiri termasuk salah satu pemakai fanatik produk kosmetika Barat waktu itu,” ujar perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 itu 

Awal tahun 1970-an Martha mendirikan salon pertamanya yang boleh dibilang sangat sederhana. Dua tahun setelah bekerja ia memutuskan untuk berkunjung ke pusat-pusat kecantikan Eropa. Tidak dinyana, ketika kita mengagung-agungkan kosmetika modern, orang Eropa justru ingin kembali ke alam, back to nature!

“Itulah yang makin mendorong saya untuk berpaling ke Timur, menggali kekayaan budaya nenek moyang untuk mempercantik perempuan Indonesia,”tuturnya.

Beruntung Martha dibesarkan di lingkungan keluarga pecinta seni budaya Indonesia, termasuk pula kebiasaan menggunakan kosmetika dan jamu tradisional. Ia juga belajar kepada orang-orang yang memang pakar dalam bidang tersebut, mulai dari putri-putri asal Keraton Surakarta dan Yogyakarta, hingga orang-orang yang peduli dengan masalah keperempuanan lainnya. Di Martha Griya Salon, salon kedua yang ia dirikan pada tahun 1972 ia memperkenalkan perawatan tradisional. 

Bersama BRA Mooryati Soedibyo ia bahkan nekad mendirikan industri kosmetika tradisional “Mustika Ratu” pada tahun 1975. Namun sayang sekali kerja sama ini hanya bertahan dua tahun. Setelah berpisah dengan sahabatnya tersebut, tepatnya tahun 1977, Martha harus memulai dari nol lagi dengan mendirikan “Sari Ayu Martha Tilaar”.

Memang, semuanya tidak berjalan mulus. Dalam dunia yang makin menyatu, serbuan produk-produk asing, kosmetika-kosmetika global dengan modal kuat, memang tidak bisa dihindari. Persaingan sengit pun tak terelakkan. Tapi bukankah dengan harga yang lebih murah ketimbang produk asing merupakan peluang yang baik bagi kosmetika tradisional untuk berkompetisi dengan mereka?

Begitulah, Martha optimistis, selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan jika ada niat terjun ke dunia usaha dan bertekad menjadi wirausahawan yang baik. Terbukti kemudian cita-cita ini bisa tergapai. Produk yang unik, yang berakar dari sumber daya alam Indonesia, itulah modal bagi Martha untuk terjun ke industri kosmetika dan membangun MTG. Sari Ayu, Biokos, Belia, Roses, Pesona, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Mirabella, Aromatic Dewi Sri Spa, Jamu Garden, adalah sebagian merek yang berhasil ia kembangkan dan bahkan sudah terkenal sampai ke mancanegara. 

Tidak terasa 35 tahun sudah perusahaan yang bercikal bakal dari salon kecil ini berdiri, dan bahkan telah menggurita. MTG kini telah membawahi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan. Martha sendiri sebagai pendiri tidak menyangka perusahaan yang pada awalnya beroperasi di garasi rumah ini akhirnya membesar dan mendapat pengakuan internasional. The Star Group, organisasi yang berpusat di Los Angeles, bahkan memberikan penganugerahan kepada Martha Tilaar – bersama 50 perempuan pengusaha lainnya dari 30 negara – sebagai Distinguised Leading Women Enterpreneurs of the World di Monaco.

Produk-produk yang dihasilkan MTG juga meraih banyak penghargaan. The Peak, misalnya, memuji resep kosmetik tradisional Sari Ayu karena dianggap manjur dan berkhasiat, sementara penghargaan lain sehubungan dengan kualitas produk juga didapatkan MTG dari beberapa lembaga internasional, di antaranya Asia Award for Quality dari OFFICE di Spanyol, International Trophy for Quality di Madrid, dan American Award for Quality di Texas, AS.

Related Stories

spot_img

Discover

Vila dengan Pemandangan Laut Terbaik di Bali untuk Momen...

Peneliti menyebutnya blue mind effect: kondisi tenang yang muncul saat seseorang berada dekat dengan...

Refocusing Anggaran: Jangan Sampai Rakyat Jadi “Dompet Cadangan”

Pemerintah mengumumkan target efisiensi alias refocusing anggaran sebesar Rp306,7 triliun tahun ini. Caranya? Pangkas...

Eksistensi

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob Pernah ikut interview kerja dan ditanya, “Ceritakan tentang diri...

Explora Journeys Umumkan Koleksi Perjalanan 2027–2028

Debut di Asia dan Peluncuran Explora V Explora Journeys, merek perjalanan laut bergaya hidup mewah...

Saudi: Destinasi Baru yang Tampil Berani

Arab Saudi sedang memainkan kartu besar. Dari tanah yang selama ini identik dengan spiritualitas...

Banyan Group 20 Tahun di China: Dari Teh Mentega...

Kalau ada yang bisa bikin liburan lo berubah dari sekadar “rebahan di kasur hotel”...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here