KESASAR ke alamat palsu bukan monopoli Ayu Ting Ting
saja, di dunia internet bayak sekali link yang ngaco. Majalah MALE, misalnya, yang belum genap setahun terbit di
ranah majalah digital Indonesia, sudah banyak pemalsunya.
Namun, seperti pepatah bilang, semakin tinggi pohon
menjulang – MALE sudah diunduh seidikitnya 400.000 orang per edisi, bahkan
beberapa edisi tertentu sudah tembus 600.000 downloaders –, semakin kencang angin menerpa. Artinya, semakin
tinggi ada di suatu kedudukan, semakin banyak rintangannya.
Banyak pihak, yang pastinya dengan sengaja, telah
membajak konten MALE secara tidak bertanggung jawab. Baik itu dari sisi konten
(teks, foto, dan video), yang kemudian ditaruh di web yang seolah-olah situs
resmi MALE, blog, dan media sosial. Para pembajak tersebut membuat akun
abal-abal di Twitter, yang mampu menggaet banyak follower, juga Facebook yang
di fun page-nya bisa menarik orang
me-like secara signifikan.
Tentu, semua itu sangat merugikan MALE sebagai publisher. Tak terkecuali dengan stakeholders secara lebih luas, baik
pembaca, pengiklan, maupun nara sumber, yang tentu akan resisten terhadap
majalah ini. Di kalangan model dan artis juga ada kesalahpahaman, mereka
beranggapan kalau tampil MALE harus vulgar.
Kami tidak menutup mata bahwa di dunia online hal seperti ini memang lumrah.
Tapi publisher MALE sendiri tentu melakukan tindakan preventif, dengan
melaporkan ke pada “yang berwajib” di dunia online,
seperti pengelola Google, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Selain itu,
juga tidak segan-segan memperkarakan para pembajak itu ke ranah hukum.
Agar tidak salah alamat, inilah homepage resmi MALE: http://male.detik.com, Facebook: MALE Magazine, dan Twitter @MaleMagazine.
(Burhan Abe)
Source: MALE 31