Kehadiran sexy dancer dalam sebuah pesta
belakangan ini menjadi hal yang jamak. Bahkan klub dan dunia malam tanpa
kehadiran mereka terasa kurang lengkap. Sexy
dancer, juga private dancer, kini
tak hanya menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Sejak 2007, bisnis yang banyak
diminati kalangan pebisnis kelas atas ini mulai menjamur, meskipun tak jarang
pula yang menjalankannya secara terselubung.
Bachelorette Party,
Hen Party, Girl's Night Out merupakan event
yang diselenggarakan di klub, tempat karaoke, ataupun kafe, terkadang menjadi
kedok buat penyediaan penari-penari seksi itu. Tak hanya menari, para perempuan
tersebut bisa menjadi teman ngobrol, makan, dan minum ataupun ‘kegiatan ekstra’
lainnya bagi tamu yang berani membayar mahal. Aha!
![]() |
MALE 159 |
Bisnis Seksi Para ‘Papi’
Tatapan nakal dan
gemas terpancar dari mata para tamu saat satu per satu penari wanita menggerakkan
tubuhnya mengikuti irama musik. Badannya meliuk-liuk memamerkan kemolekan dan
keseksian yang menggoda.
Sekitar 30 menit
mereka menghibur dan memancing hasrat para lelaki yang memenuhi ruangan itu.
Melalui jasa sang “papi”, agen private
and sexy dancer, tamu bisa menikmati
pesta di kamar atau ruangan khusus. Tak hanya menari, para perempuan tersebut
bisa menjadi teman ngobrol, makan, dan minum ataupun kegiatan lainnya, apa lagi
kalau bukan sex service, bagi tamu
yang berani membayar mahal.
Private dancer kini tak hanya menjadi lahan
bisnis yang menjanjikan di luar negeri. Di Tanah Air, tak sedikit yang
menjadikannya profesi yang menggiurkan. Sejak 2007, bisnis yang banyak diminati
kalangan pebisnis kelas atas ini mulai menjamur, meskipun tak jarang pula yang
menjalankannya secara terselubung.
Sebut saja Martin,
pria yang pernah bekerja pada event
organizer khusus hiburan malam, yang kerap menjalankan bisnis ini.
"Penyediaan sexy dancer bisa
sebulan atau dua bulan sekali, dan private
dancer lebih jarang lagi. Enggak mau keseringan juga untuk menghindari
hal-hal yang enggak diinginkan. Kalau sampai digerebek, bisa gawat,"
ujarnya.
Berbagai sex entertainment dan pertunjukan lain
bisa diadakan di tempat (on the spot)
atau booking out, dengan menunjuk
satu lokasi yang diinginkan, seperti hotel bintang lima, apartemen, dan private residence. "Kebetulan aku
dan ajudan para dancer ikut masuk
menemani tamu. Soal apa yang terjadi di dalam, ya, standar, satu per satu baju
dilepas sampai tak sehelai benang menempel di tubuh. Kebanyakan hanya sampai topless, tapi ada saja tamu yang request sampai nude," ucap Martin.
"Kalau sudah
sampai have sex, itu terserah dancer-nya. Tapi rata-rata dancer mau diajak have sex. Soalnya, bayarannya lumayan banget untuk tambahan.
Keuntungannya bisa tiga kali lipat," katanya.
Emma, salah satu sexy dancer ternama asal Yogyakarta,
mengaku sering mendapat tawaran ekstra tersebut setelah menari. "Mereka
biasanya langsung booking lewat
manajer. Tapi semuanya kembali ke pribadi dancer,
sih. Banyak sexy dancer yang tak
malu, dan berani mengambil tawaran tersebut. Biasanya yang butuh duit. Tapi,
saat menari, tetap ada aturan. Intinya, tidak ada kontak fisik, enggak boleh
pegang," ujarnya.
Menurut Emma, tak
sedikit wanita yang menjadikan private
dancer sebagai side job.
"Faktanya, banyak dari mereka yang ternyata masih kuliah. Ada pula yang
bekerja di badan statistik dan pekerja kantoran lain. Menjadi private dancer merupakan hiburan,
sekaligus cara mencari nafkah yang menyenangkan,” ucapnya.
![]() |
MALE 159 |
Dari Freelance hingga Full Contract
Impitan ekonomi dan
honor yang menjanjikan menjadi alasan klasik para penari sampai rela menghibur
serta memuaskan hasrat tamu yang merayakan pesta. Tak tanggung-tanggung, rate berbeda pun ditawarkan bagi yang
ingin menikmati layanan dancer ini. "Tamu
yang ingin eksklusif bisa memboyong dancer
ke salah satu kamar atau ruangan khusus sehingga lebih intim. Untuk kelas ini,
tarifnya memang lebih mahal, minimal Rp 1 juta untuk sekali show dengan durasi satu jam," Martin
menjelaskan.
Tak hanya mendapat
honor yang menggiurkan, para agen bahkan menyediakan mes atau tempat tinggal
bagi mereka yang datang dari luar kota. "Mes itu untuk dancer yang full contract, kan ada juga yang sebatas freelance. Khusus buat yang full
contract, harus mengikuti semua rule
dan job yang diatur oleh ‘papi’.
Adapun yang freelance lebih fleksibel
karena hanya melakukan show di
beberapa klub," ujar Martin.
Ya, sexy dancer memang menjadi profesi yang
menjanjikan, baik bagi si penari maupun para papi. Sophie, mahasiswi 21 tahun,
menjadikan sexy dancer pekerjaan
paruh waktu untuk menopang hidup di New York, Amerika Serikat. “Aku melihat
iklan yang mencari mahasiswi bertubuh indah untuk bekerja di klub malam, dengan
bayaran hingga US$ 1.000 per malam,” katanya, seperti dikutip dari situs
TheFrisky.com.
Bermodal tubuh dan
paras yang mempesona, Sophie optimistis bisa lolos seleksi. Gayung bersambut,
hingga ia akhirnya bertemu dengan Bob, seorang papi, yang berhasil meyakinkan
tugasnya hanyalah menari. Honor pertunjukan satu putaran lagu US$ 20.
Namun, siapa
sangka, yang terjadi tak seperti yang dibayangkan. "Aku mabuk kala itu,
dan berusaha memberi tarian yang layak. Aku pun membiarkan pelanggan membelai
tubuhku. Mereka mulai melepas bra dan menyentuh payudaraku. Aku bahkan
bertindak bodoh dengan memberi layanan handjob
kepada salah satu pelanggan, karena dia akan memberi tambahan US$ 60,"
katanya.
Kini Sophie telah
meninggalkan profesi sexy dancer.
Namun pekerjaan masa lalunya tersebut terus menghantuinya hingga kini.
“Bagaimana jika orang-orang tahu masa laluku? Aku pernah bertemu dengan salah
satu klien saat bekerja sebagai penari. Dia hanya melewati aku dan memberi
kedipan mesra,” ujarnya.
Sumber : MALE 159 http://male.detik.com
No comments:
Post a Comment