Dari French Riviera ke Phu Quoc: Misi Rasa Chef Olivier Elzer di Pink Pearl

Di sebuah vila bergaya kolonial berbalut merah muda cerah di tepi pantai Khem, Phu Quoc, Vietnam, sejarah kuliner baru sedang ditulis. Restoran Pink Pearl, permata tersembunyi di dalam JW Marriott Phu Quoc Emerald Bay Resort & Spa, kini menjadi panggung baru bagi salah satu maestro kuliner paling dihormati di dunia: Chef Olivier Elzer.

Dengan 27 bintang Michelin di pundaknya, Chef Olivier datang bukan hanya untuk menyajikan makanan lezat—ia datang untuk memperkenalkan sebuah filosofi rasa, warisan, dan keanggunan yang terinspirasi dari pantai selatan Perancis. Dan ya, semua itu diracik dengan cita rasa lokal dan semangat eksplorasi tropis yang memikat.

Bukan Sekadar Chef, Tapi Pendongeng Rasa

Chef Olivier bukan nama baru di dunia gastronomi. Ia telah menjelajah dari dapur Pierre Gagnaire dan Joel Robuchon di Eropa, hingga menjadi sosok penting di restoran ternama di Hong Kong, Makau, dan Taipei. Namun, di balik deretan prestasi dan bintang Michelin, Olivier tetap seorang seniman rasa yang menjunjung kesederhanaan dan keaslian.

“Saya belajar dari French Riviera bahwa rasa terbaik lahir dari kesegaran, dari musim, dari tanah dan laut tempat kita berpijak,” ujarnya sambil menyiapkan satu dari sekian banyak menu barunya di Pink Pearl.

Resto Bersejarah yang Jadi Teater Rasa

Pink Pearl bukan sekadar tempat makan, melainkan pengalaman multisensori. Dirancang oleh arsitek kenamaan Bill Bensley, restoran ini menyerupai rumah megah milik Madame Pearl Collins, tokoh fiksi dengan gaya hidup mewah ala tahun 1920-an. Interiornya bergaya vintage glamor, penuh detail emas, lampu gantung kristal, dan lukisan klasik yang seolah hidup kembali.

Hanya ada 36 kursi di ruang utama, lima ruang makan privat, dan sebuah ruang wine tasting kecil. Dari jendela besar, laut Phu Quoc menghampar tenang, menciptakan latar yang sempurna untuk sebuah perjalanan kuliner.

Menu yang Bercerita

Dengan sentuhan khas Mediterania dan teknik Perancis yang presisi, menu racikan Chef Olivier terasa seperti surat cinta untuk dua dunia. Ada gurita panggang dengan hummus dan delima, bonito bakar dengan endive dan keju comté, dan Bohémienne khas Provence dari tomat dan terong yang dipanggang perlahan—masakan rumahan yang ditingkatkan jadi karya seni.

Tidak hanya itu, Pink Pearl juga memperkenalkan hidangan berbagi untuk suasana yang lebih kasual dan sosial, serta brunch hari Minggu yang mulai menjadi pembicaraan hangat di kalangan jet-set Vietnam.

Related Stories

spot_img

Discover

Retorika Gagah, Realita Masih Tertatih

Pidato Prabowo pada 15 Agustus 2025 memancarkan semangat “tak gentar pada yang besar dan...

PR 4.0: Mengelola Persepsi di Era Digital – Blueprint...

Di dunia bisnis modern, teknologi bukan lagi sekadar alat, melainkan lanskap tempat reputasi dibangun...

PR 4.0: Mengelola Persepsi di Era Digital – 7...

Di tengah ekonomi yang digerakkan oleh kecepatan informasi dan ekspektasi publik yang terus bergeser,...

Rayakan Kemerdekaan dengan Gaya di Byrd House Bali

Dua perayaan kuliner yang memadukan rasa, suasana, dan semangat kebangsaan. Bulan Agustus ini, pantai Sanur...

Thrivers: Bukan Sekadar Pintar, Tapi Tahan Banting

Ada teman saya yang punya putri nyaris sempurna di atas kertas. Ranking teratas di...

Banyan Group: Lompatan Mewah Menuju Perjalanan Penuh Makna

Merayakan Properti ke-100, Meluncurkan Gerakan Wellness Global, dan Membawa Keberlanjutan ke Level Seni Tinggi Dalam...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here