Bikin Startup di 2025, Masih Menarik? Banget—Asal Tahu Celahnya!

Setelah dunia startup sempat gonjang-ganjing dengan gelombang PHK dan isu “bakar uang” yang tak lagi seksi, banyak yang mulai skeptis: apakah memulai startup di Indonesia masih relevan?

Jawabannya: masih sangat menarik—kalau kamu bisa baca arah angin dan berani main di zona baru.

Indonesia dengan 270 juta penduduk, jutaan pelaku UMKM, dan pengguna internet yang makin aktif setiap harinya tetap jadi ladang subur untuk ide-ide segar. Tapi kuncinya bukan lagi kecepatan dan “growth hacking”—melainkan solusi nyata, relevansi lokal, dan keberlanjutan.

1. Startup Ramah Lingkungan yang Benar-Benar Berguna

Tren gaya hidup berkelanjutan bukan cuma soal pakai tote bag dan sedotan bambu. Saat ini, makin banyak brand dan individu yang peduli jejak karbon, sisa makanan, hingga pengelolaan limbah rumah tangga.

Bayangkan ada startup lokal yang membantu orang-orang di kota mengubah sisa dapur jadi kompos dengan mudah, atau menghubungkan rumah tangga dengan bank sampah digital. Atau lebih canggih: platform penghitungan dan “offset” karbon pribadi bagi pengguna transportasi daring.

Startup seperti ini bisa kerja sama dengan brand F&B, kampus, bahkan pemkot.

Kenapa ini potensial?

  • ESG jadi standar baru di bisnis
  • Generasi Z makin sadar lingkungan
  • Banyak kota butuh solusi cepat, murah, dan scalable untuk masalah sampah

2. Microlearning Berbasis AI: Belajar Skill Singkat, Anti Ribet

Pernah merasa overwhelm ikut kursus online yang durasinya berjam-jam? Nah, bayangkan ada aplikasi belajar skill praktis (edit video, Excel, desain Canva, hingga belajar AI prompt!) dalam bentuk konten microlearning — durasi 1–5 menit, langsung bisa dipraktikkan.

Dengan bantuan AI, kontennya bisa otomatis menyesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan user, bahkan memberi soal latihan yang adaptif.

Startup seperti ini cocok menyasar pelajar, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga yang pengin upskill tapi waktunya terbatas.

Kenapa ini relevan?

  • Tren short-form learning makin kuat
  • Banyak orang ingin belajar cepat, ringan, dan aplikatif
  • Bisa diintegrasikan dengan sertifikasi digital atau peluang kerja remote

Jadi, Harus Mulai dari Mana?

Kalau kamu punya minat di bidang digital, desain, edukasi, atau lingkungan—ini saat yang tepat buat mulai bangun MVP (Minimum Viable Product), uji coba ide di komunitas, dan bikin tim kecil. Bacaan lebih lanjut, cekidot https://lynk.id/StartUp1

Kuncinya bukan seberapa canggih teknologimu, tapi seberapa tepat solusimu untuk masalah sehari-hari.

Related Stories

spot_img

Discover

Gaya Kepemimpinan Efektif: Antara Power, People, dan Playbook

Oleh Maureen ASD, Rizkiana Shadewi, & Eileen Rachman Di dunia kerja, bos keren bukan cuma...

Nyari Cuan di Internet: Dari Rebahan Jadi Uang Beneran

Siapa bilang cari duit harus pergi pagi pulang malam, kena macet, terus gaji habis...

The Shady Pig Perkenalkan Konsep Bersantap Baru: Mulai dari...

Di balik pintu tersembunyi di Bali, lahirlah cara baru menikmati rasa—di mana setiap tegukan...

Menyalakan Api Inovasi Kuliner dari Bali

Bagaimana YUKI dan Meimei Menjadi Model Baru Restoran Berbasis Budaya dan Komunitas Di tengah kompetisi...

Sendiri, Tapi Tidak Kesepian

Cenizaro Hotels & Resorts Perkenalkan “Solo Soulcation” untuk Tahun 2025 Ada masa di mana perjalanan...

Cipriani 2.0: Venice Gets a Power Upgrade

Hotel Legendaris di Venice Ini Bersiap Hadir Dengan Wajah Baru Berkat Sentuhan Peter Marino Venice...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here