Dari Bandung ke London: Adhi, Anak Indonesia di Jantung AI Dunia

Di balik layar kecerdasan buatan yang hari-hari ini mengubah cara manusia bekerja, belajar, bahkan bercinta—ada nama Adhi. Lahir dan besar di Bandung, kini dia bermarkas di London sebagai peneliti di DeepMind, laboratorium AI milik Google yang reputasinya setara “Mount Olympus” di dunia sains komputer.

Kalau dengar cerita awalnya, rasanya nggak ada yang terlalu istimewa. Anak kampus yang tekun, belajar coding, lalu lanjut studi ke Oxford. Tapi seperti kata pepatah, hard work beats talent when talent doesn’t work hard. Adhi punya kombinasi keduanya: otak encer dan etos kerja kelas berat.

Hari Gini Belum Tau? Membangun Mesin Uang dengan AI

Jembatan dari Nusantara ke Dunia

Bedanya Adhi dengan banyak diaspora lain? Dia nggak putus urat nadi dengan tanah air. Tahun 2019, jauh sebelum “AI” jadi kata paling seksi di LinkedIn, Adhi pulang kampung bikin AI Summer School di Jakarta. Gratis. Anak-anak muda Indonesia yang biasanya cuma bisa baca paper dari jauh, tiba-tiba duduk di kelas, belajar langsung dari orang yang kesehariannya ngoprek mesin otak digital paling mutakhir.

Tak berhenti di situ. Dia juga jadi motor di balik proyek dataset Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, yang dibiayai Google lalu dilepas sebagai open source. Artinya, siapa pun—dari mahasiswa di Yogya sampai startup di Makassar—bisa pakai bahan baku AI yang sama dengan Silicon Valley. Bayangin kalau nggak ada dataset itu, mungkin model bahasa macam Gemini bakal lebih paham bahasa Islandia ketimbang bahasa Jawa.

Bacaan Wajib di Era AI: AI Jadi Asisten, Kamu Jadi Bos

London: Antara Ambisi dan Rindu Rumah

Kerja di DeepMind bukan sekadar “prestasi diaspora.” Itu artinya Adhi tiap hari duduk bareng otak-otak paling tajam di dunia. Nama-nama yang kerap jadi rujukan paper ilmiah ada di ruang meeting yang sama.

Tapi di sela ambisi global itu, ada rindu yang tetap membayang. “Kadang kangen makan nasi padang atau ngobrol pakai bahasa Sunda tanpa mikir grammar,” katanya dalam satu wawancara. Sesederhana itu: di balik model jutaan parameter, ada anak Bandung yang tetap cari sambal dan suara motor knalpot berisik.

Role Model yang Jarang Terlihat

Indonesia punya banyak orang pintar. Tapi jarang yang punya kombinasi: mendunia, lalu masih ingat pulang. Adhi adalah contoh bahwa kontribusi global bisa berjalan beriring dengan dedikasi lokal.

Dia bukan cuma bikin AI makin pinter di London, tapi juga memastikan Indonesia nggak cuma jadi konsumen teknologi. Bagi anak muda yang bercita-cita main di panggung dunia, cerita Adhi ini semacam GPS: rute mungkin panjang, tapi jalannya ada.

Adhi bukan sekadar ilmuwan AI asal Indonesia di London. Dia adalah jembatan: antara Bandung dan King’s Cross, antara bahasa daerah dan Gemini, antara ambisi global dan kerinduan kampung halaman.

Cuan dari ChatGPT: Mesin Duit Baru Jaman Now

Related Stories

spot_img

Discover

Menikmati Warisan Kuliner Belitung di Tanjung Kelayang Reserve

Pulau ini nggak cuma punya pasir putih dan laut biru. Dia juga tahu cara...

Banyan Group Perluas Portofolio di Tiongkok Timur dengan Angsana...

Memasuki dua dekade kehadiran di Tiongkok, Banyan Group menegaskan posisinya sebagai pemain utama perhotelan...

Sailing Through Flavours: Dominique Crenn Bawa Sentuhan Gastronomi ke...

Bayangkan ini: Anda sedang berlayar pelan di kanal tenang Prancis, angin musim panas berhembus...

Golfcation di Delonix Hotel Karawang

Ketika Lapangan Hijau Bertemu Relaksasi Modern Matahari Karawang baru saja naik, udara pagi terasa segar...

Bawa Semangat Juara Dunia, Indonesia AeroPress Championship 2025 Kembali...

Di balik denting sendok dan aroma kopi yang baru digiling, ada sebuah panggung kecil...

Retorika Gagah, Realita Masih Tertatih

Pidato Prabowo pada 15 Agustus 2025 memancarkan semangat “tak gentar pada yang besar dan...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here