Saudi Arabia. Nama yang selama ini identik dengan perjalanan spiritual, dengan Makkah dan Madinah sebagai dua poros sakral umat Islam di seluruh dunia. Namun di luar kisah suci itu, terbentang negeri yang menyimpan lapisan sejarah, arsitektur, dan keindahan alam yang nyaris tak tersentuh.
Inilah sisi lain Arabia—tempat di mana waktu seolah berhenti, dan gurun, batu, serta manusia berbicara dalam bahasa yang sama: keabadian.
Shaken, Not Stirred:Â The Martini Manifesto
Delapan situs Warisan Dunia UNESCO di Saudi bukan sekadar destinasi; mereka adalah fragmen sejarah yang hidup, potongan kisah manusia yang bertahan di tengah kerasnya alam, dan saksi dari kebangkitan sebuah peradaban.
1. Al-Hijr (Madâin Sâlih), AlUla

Bangun pagi di AlUla, dan cahaya pertama yang menyentuh dinding batu pasir membuat segalanya tampak seolah bernafas. Di sinilah, di Al-Hijr, lebih dari seratus makam Nabataean diukir dengan presisi surgawi. Dikenal juga sebagai Hegra, situs ini adalah “Petra” yang lebih tenang, lebih mistis.
Makam Lihyan bin Kuza, yang menjulang 22 meter, berdiri anggun di tengah gurun sepi—setengah selesai, setengah abadi. Saat matahari turun, batu berubah warna, dari emas ke merah bata, seperti narasi yang ditulis ulang setiap hari.
Slow Burn:Â Cerutu dalam Ritme Hidup Modern