4. Seni Batu Hail

Jauh di utara, di padang batu Jubbah dan Shuwaymis, guratan tangan manusia purba masih bertahan di batu pasir: unta, singa, pemburu, ritual—semua terukir sejak lebih dari 10.000 tahun lalu. Tidak ada museum yang bisa menandingi perasaan saat berdiri di depan karya seni tertua di dunia ini.
Website: Bukan Lagi Opsi, Tapi Kebutuhan
Saat senja, bayangan ukiran memanjang di dinding batu, seperti proyeksi film kuno tentang perjalanan manusia melawan waktu.
5. Oasis Al-Ahsa

Di tengah padang pasir yang membakar, Al-Ahsa adalah sebuah keajaiban: lautan hijau dari 2,5 juta pohon kurma yang menari tertiup angin panas. Air memancar dari mata air jernih, mengalir ke kanal-kanal yang telah berusia ribuan tahun.
Berjalan di antara kebun kurma saat sore, aroma tanah basah dan buah matang memenuhi udara—seolah alam sendiri tengah berdoa. Di pasar-pasar tradisionalnya, penjual kurma tersenyum ramah, menawar dengan sabar, melanjutkan tradisi dagang yang telah berlangsung selama 5.000 tahun.
6. Kawasan Budaya Ḥimā, Najran
Di Najran, jalur kafilah kuno masih bisa “didengar”—bukan lewat suara, tapi lewat batu. Ribuan prasasti dan ukiran di Ḥimā bercerita tentang perjalanan manusia, dari pedagang rempah hingga penyair yang menulis di dinding waktu.
Tempat ini sunyi, tapi penuh gema. Setiap prasasti seperti surat dari masa lalu, dikirim ke kita yang datang ribuan tahun kemudian.
Cuan dari Rumah: 5 Bisnis Digital yang Bisa Kamu Mulai Hari Ini