Digital Lifestyle

TULISAN saya “Tsunami Digital” di Editor’s Note MALE edisi 17, membuat penasaran seorang teman dengan melakukan riset kecil-kecilan. Hasilnya, penjualan beberapa produk majalah yang katanya laris-manis di beberapa lapak di lokasi strategis Jakarta ternyata rata-rata 5-8 eksemplar per edisi.  

Data yang lebih mengejutkan datang dari seorang teman yang lain, salah seorang petinggi sebuah penerbitan majalah cetak yang cukup populer. Dibanding dengan masa jaya-jayanya, katanya, pendapatan dari oplah saat ini sudah terpangkas tinggal 20 persen.  

Fakta di atas mungkin saja tidak mewakili sepenuhnya apa yang sedang terjadi di media penerbitan cetak saat ini. Tapi yang tidak bisa dimungkiri, digitalisasi bidang penerbitan sudah tidak terbendung lagi.  

Era digital ditandai dengan adanya peralihan dari industri tradisional ke industri digital. Teknologi tinggi seperti komputer memiliki pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hadirnya komputer ke dalam kehidupan sehari-hari, membuat kita bisa mengakses informasi secara online dengan mudah, cepat, dan murah.  

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 tercatat 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun ini, angka tersebut diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015.  

Setelah era komputer – baik desktop maupun laptop, ponsel dan tablet PC agaknya ikut meramaikan gaya hidup digital. Tablet, misalnya, pemakaiannya tidak sekadar untuk berinternet ria, melainkan sudah dioptimalkan sebagai penunjang gaya hidup. Perubahan ini tak lepas dari fungsi tablet sendiri yang memberikan kemudahan dan kenyamanan, baik dari sisi teknologi, fitur, maupun dukungan aplikasi. Mulai dari game, komik, buku online, hingga majalah digital seperti MALE.  

Populasi tablet di Indonesia hingga akhir 2012 sudah menembus 1 juta pengguna. Memang masih kecil dibanding Amerika Serikat yang sudah mencapai 28 juta pemakai. Namun, seorang pengamat memperkirakan, penggunaan tablet secara global akan tumbuh 30 persen. Hal ini didukung oleh perkembangan mobile broadband, 3G dan WiFi, yang bisa memacu pertumbuhan tablet sebesar 80 persen hingga 2016. Bahkan Teguh Prasetya, penggagas Indonesian Cloud Forum bahkan yakin, “Jumlah tablet di Indonesia bakal melampaui perangkat smartphone.”  

Teknologi memang membawa babak baru bagi peradaban manusia. Daya jangkaunya yang luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas. Perubahan gaya hidup manusia dari waktu ke waktu memang sebuah keniscayaan – tak terkecuali di era dunia yang semakin digital. (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Banyan Tree Mengajak Dunia Mengambil “Sacred Pause” Lewat Kampanye...

Dari lembah gurun hingga karang tropis, dari kuil sakral hingga gunung bersalju—Banyan Tree menghadirkan...

Wine Not? — Ketika Segelas Anggur Menyimpan Cerita

Apa yang ada di benak Anda saat mendengar kata “wine”? Mewah? Barat banget? Atau...

Bermimpi Jadi Unicorn? Mulai dari 3 Buku Ini

Ingin membangun startup tapi bingung mulai dari mana? Atau sedang dalam fase tumbuh tapi...

Gaya Kepemimpinan Efektif: Antara Power, People, dan Playbook

Oleh Maureen ASD, Rizkiana Shadewi, & Eileen Rachman Di dunia kerja, bos keren bukan cuma...

Bikin Startup di 2025, Masih Menarik? Banget—Asal Tahu Celahnya!

Setelah dunia startup sempat gonjang-ganjing dengan gelombang PHK dan isu “bakar uang” yang tak...

Nyari Cuan di Internet: Dari Rebahan Jadi Uang Beneran

Siapa bilang cari duit harus pergi pagi pulang malam, kena macet, terus gaji habis...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here