Une Goutte de Lavaux

Wine adalah salah satu minuman paling populer di dunia, bahkan sejarahnya sudah dimulai sejal 5.000 tahun yang lalu. Minuman beralkohol ini terbuat dari sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Ada pun negara-negara yang membuat anggur terbanyak (menggunakan data tahun 2000) adalah Prancis, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, Argentina, Jerman, Australia, Afrika Selatan, Portugal, dan Chili.

Swiss memang tidak termasuk “the big ten” di dunia. Tapi negara yang dibatasi oleh Jerman, Perancis, Italia, Austria dan Lienchtenstein ini, termasuk penghasil wine terbaik di dunia. Itu sebabnya, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika ada undangan wine tasting di Marché Restaurant, Plaza Senayan, Jakarta, 25 Maret lalu.

”Une goutte de Lavaux“ (tasting Lavaux) diselenggarakan dalam rangka Semaine de la Francophonie (Pekan Bahasa Prancis) yang dirayakan di berbagai negara setiap akhir Maret.

Sebagai negara yang aktif di Organisasi Francophonie, Swiss melalui Kedutaan Besarnya di Indonesia turut serta merayakannya di Jakarta dengan memperkenalkan Lavaux sebagai daerah penghasil minuman anggur berkualitas dari Swiss.

Lavaux mempunyai penduduk yang mayoritas berbahasa Prancis. Daerah ini dikenal dengan perkebunan anggur berbentuk terasering yang sudah dirintis oleh para biarawan setempat sejak abad ke-11. Perkebunan anggur dan produksi minumannya ini telah menjadi tradisi turun-temurun dan menjadi bagian dari kebudayaan setempat. Tradisi yang telah berlangsung lama dan terjaga dengan baik hingga kini, menjadikan Lavaux sebagai salah satu World Heritage (Warisan Dunia) yang diakui UNESCO sejak 2007.

Selain icip-icip winedari Lavaux, Presiden dari Lavaux Foundation, Bernard Bovy malam itu memberikan presentasi

mengenai Lavaux dan pengetahuan dasar produk wine beserta cara mengonsumsinya. Ya, ritualnya tidak berbeda dengan kalau kita menikmati wine pada umumnya. Tapi kali ini kita seakan-akan dibawa ke kebudayaan Swiss lebih mendalam.

Swiss adalah negara kecil yang cantik, luasnya tak lebih dari 41,285 kilometer persegi. Dari luas wilayah negara tersebut, sekitar 64,5% merupakan wilayah produktif, yakni 22,87% adalah lahan pertanian, 1,7% merupakan areal kebun anggur dan kebun buah-¬buahan lainnya, 13,6% adalah daerah padang rumput, dan sekitar 26,24% merupakan daerah hutan.

Negeri produsen jam tangan ini mempunyai iklam yang sedang-sedang saja, tapi bisa amat berbeda di antara beberapa tempat, dari kondisi amat dingin di atas puncak gunung hingga iklim Mediterania yang sejuk dan menyenangkan di daerah Selatan Swiss.

Musim panas cenderung hangat dan kadangkala lembab dengan hujan yang sekali-kali turun sehingga menjadi amat ideal bagi padang rumput. Musim dingin di pegunungan diwarnai dengan matahari dan salju, sementara di tanah yang lebih rendah cenderung lebih berawan dan berkabut pada musim dingin.

Related Stories

spot_img

Discover

Amanzoe Bangkit Lagi, Liburan 2025 Bakal Makin Gila

Bayangin lo berdiri di atas bukit sunyi Peloponnese, Laut Aegea membentang sejauh mata memandang,...

Keindahan Tak Tersentuh: Sebuah Pelarian Mewah di Garrya Mu...

Di utara Vietnam, tersembunyi di antara deretan pegunungan berselimut kabut dan sawah bertingkat yang...

La Piscina, Tempat Nge-Chill Paling Panas di Amalfi Coast

Bro, kalau kamu lagi mikir liburan sambil nunggu gajian turun, catat nama ini baik-baik:...

20 Tahun Java Jazz: Barisan Musisi Kelas Dunia Siap...

Tak terasa, dua dekade sudah Jakarta International BNI Java Jazz Festival menjadi panggung utama...

Ketika Kemewahan Menyatu dengan Alam

Alila Dong’ao Island Resmi Dibuka di Tiongkok Hyatt Hotels Corporation baru saja meresmikan Alila Dong’ao...

10 Best Places to Visit in Abu Dhabi

Abu Dhabi, a city brimming with life welcomes you with its top-notch infrastructure, a...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here