GELOMBANG digital itu
ternyata serius. Media cetak di AS dan negara-negara maju sudah banyak yang
berganti ke digital, dan riaknya pasti akan menyebar ke seluruh dunia. Bahkan,
menurut ramalan Eric Schmidt, Executive Chairman Google, tidak ada masa depan
lagi bagi media cetak.
Bos Google itu mengungkapkannya
di konferensi Magazine Publishers Association. Schmdit banyak membahas mengenai
masa depan dunia mobile (yang di dalamnya termasuk tablet) dan
bagaimana media dapat memanfaatkannya.
Prediksi Schmidt bukan
tanpa alasan, bagaimana pun tablet memiliki banyak fungsi yang tidak dimiliki
oleh majalah fisik. Faktanya, tablet saat ini sudah lebih populer dibandingkan
PC. “Tablet mempunyai banyak kelebihan, di antaranya bisa menunjukkan lokasi, memiliki
akselerometer, dan yang lebih penting memberikan pengalaman interaktif yang
luar biasa. Semua itu tidak bisa dilakukan di majalah cetak," kata
Schmidt (Mashable, 25/10).
Teknologi tablet pun
tidak berhenti seperti yang sekarang ada, dalam lima tahun akan ada tablet baru
yang memiliki kinerja yang tinggi, dan akan semakin mempercepat migrasi media tradisional ke tablet.
Perpindahan dari cetak ke
digital, bukan sekali ini saja diramalkan. Bahkan beberapa majalah cetak sudah
memutuskan untuk membuat versi digitalnya. Termasuk yang fenomenal Newsweek yang setelah 80 tahun berjaya
di cetak, memutuskan untuk go digital.
Majalah berita legendaris tersebut mengumumkan berhenti terbit dalam bentuk
cetak dan beralih ke edisi digital pada akhir 2012.
Di Indonesia kelompok
penerbit besar memang sudah menjajal platform
digital, meski belum sepenuhnya bermigrasi secara sempurna. Sementara penerbit kebanyakan
masih asyik di platform cetak, karena
memang tidak mudah menaklukkan teknologinya, juga permodalannya yang tidak
kecil jika terjun ke digital. Tapi terutama memang karena mindset mereka yang belum sepenuhnya meyakini bahwa masa depan
majalah adalah digital.
Setalah adanya penemuan
tablet, suka atau tidak suka, majalah cetak seperti di ambang kematian. Banyak
pembaca yang mulai meninggalkan cetak, bahkan tidak sedikit pembaca muda yang
tidak akrab dengan majalah cetak karena terlahir di era digital.
Memang, gelombang
perpindahan pembaca dari cetak ke digital, tidak segera diimbangi dengan
pengiklannya, yang membuat para publisher ragu-ragu untuk go digital. Tapi ini hanya persoalan waktu saja. Riset terbaru PricewaterhouseCoopers
(PWC) menunjukkan bahwa pertumbuhan iklan media onlie cukup mengesankan, bahkan
dalam lima tahun ke depan diprediksi tumbuh sekitar 13% per tahun. (Burhan Abe)
Sumber: MALE 54 http://male.detik.com
Sumber: MALE 54 http://male.detik.com