Ke 10 model itu adalah Maya
Ningrum, Aurora Lessa, Queen Lanny, Devi Liu, Bee Viona, Widya, Sendy Mamahit,
dan Rhere. Kalau Anda pembaca setia MALE tentu tidak asing lagi dengan
nama-nama tersebut, tiga di antara mereka (Queen Lanny, Sendy Mamahit, dan
Rhere) bahkan pernah menjadi cover. Yes, sexy is their middle name!
Menjadi model Victoria’s
Secret merupakan impian semua model di dunia. Peragaan busana lingerie itu selalu menjadi acara
tahunan yang mewah. Di MALE edisi ini kami tampilkan 10 model Victoria’s
Secret, atau sering disebut Victoria’s Secret Angel, dikenal cantik dan seksi (Flash).
Tidak hanya profil 10
model MALE dan 10 Victoria’s Secret Angels yang istimewa, sebagian besar
artikel digarap awak redaksi secara khusus. Maka jangan heran kalau banyak
rubrik dengan artikel yang bertema 10. Mulai dari “10 Kota Hedonis” (Travel), “10 Hottest Place to Party in
Town” (MALE Zone), “10 Cars in the
Movie” (Wheel), “10 Revolution &
Innovation Gadgets” (Apps & Tech),
“10 Penjara Terburuk Sejagat” (File),
“10 Olahraga Paling Aneh Sedunia” (Sports),
hingga “10 Mitos Seks” (Intimate).
Edisi 100 memang bukan
angka yang besar untuk sebuah majalah, apalagi MALE yang terbit mingguan belum
genap dua tahun. Tapi sekali-kali boleh dong berbangga hati, karena MALE
berhasil menjadi salah satu trendsetter
majalah digital interaktif di Indonesia, yang bisa dilihat dari jumlah download-nya yang sudah menembus angka
33 juta dalam kurun waktu kurang dari dua tahun -- dengan rata-rata download sekitar 350.000 per edisi per minggu.
MALE merupakan majalah gaya hidup dan hiburan pria, dengan format digital, yang bisa dinikmati melalui platform iPad, ponsel atau tablet yang berbasis Android, dan PC dalam bentuk PDF, yang bisa diunduh secara gratis.
Berbeda dengan kebanyakan
majalah digital di Indonesia pada umumnya, yang hanya bentuk lain dari edisi
cetaknya. MALE sejak published
pertama kali 2 November 2012, memang dirancang sebagai interactive digital magazine – format baru yang tidak hanya memberikan
pengalaman interaktif kepada pembacanya, tapi juga memberikan kesempatan
pengiklan untuk menampilkan iklan-iklan kreatif yang tidak mungkin diberikan
oleh majalah konservatif (cetak) bahkan online
sekalipun.
Majalah digital
interaktif memang barang baru di Indonesia. Bahkan ada yang berpendapat, pasar
majalah dengan format ini di Indonesia belum matang, tapi menurut kami ini
hanya persoalan waktu, apalagi dengan makin membaiknya kualitas koneksi
Internet di Indonesia.
Teknologi terus
berkembang, bahkan tidak mempedulikan apakah masyarakat sudah siap atau belum
menerimanya. Kita menyaksikan maraknya pasar perangkat digital, khususnya PC
tablet dan phablet, beberapa tahun
belakangan ini. Pada saat yang bersamaan kabar dari media cetak tidaklah
menggembirakan. Mereka tidak hanya sulit menaikkan tiras, tapi juga susah
menaikkan pendapatan iklan.
Josh Gordon, ahli
periklanan di bidang online, meramalkan bahwa majalah digital makin mendapat
tempat tersendiri, bahkan kelak bisa mengalahkan online yang konvensional. “Digital
magazines can win and keep advertisers by creating interactive experiences for
readers, not just delivering impressions and clicks,” jelasnya. (Burhan Abe)
No comments:
Post a Comment