Membangun Chemistry

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob

Chemistry dalam hubungan interpersonal adalah fenomena yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Ada orang-orang tertentu yang semenjak awal perjumpaan sudah langsung terasa dekat di hati, terasa “klik” yang membuat kita nyaman bersama dengan mereka.

Sementara itu, ada yang sehari-hari tinggal dalam satu atap bersama keluarga sekalipun justru terasa seperti “anjing dan kucing” karena intensitas emosi yang begitu menegangkan. Dalam dunia astrologi, baik Timur maupun Barat, chemistry sering dibahas karena dianggap sangat penting dalam melanggengkan hubungan.

Astrologi China memiliki perhitungan yang kompleks dalam menentukan kecocokan pasangan berdasarkan hitungan shio sampai ke tanggal dan jam lahir. Sementara itu, astrologi Barat dengan rasi bintangnya meramalkan bintang-bintang mana yang lebih harmonis dan mana yang berpotensi menemui konflik berkepanjangan.

Chemistry yang kelihatannya sederhana ini memang sangat penting. Keluarga bisa tercerai berai akibat hilangnya chemistry. Organisasi juga tidak segan menginvestasikan dana, tenaga, dan waktunya untuk membangun chemistry di antara tim kerjanya agar dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong inovasi.

Dalam hubungan interpersonal, chemistry dapat dianalogikan sebagai sebuah reaksi kimia. Ketika dua zat bertemu, mereka bisa menghasilkan reaksi kuat yang harmonis, seperti teh lemon madu yang selain membawa kesegaran juga menambah manfaat pada tubuh. Selain itu, justru saling menolak seperti minyak dan air yang tidak dapat bercampur secara alami.

Ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, kadar kortisol dalam tubuh akan meningkat. Tingginya kortisol dapat menghambat kemampuan kita berpikir secara inovatif, empati, kreatif, dan strategis.

Sebaliknya, interaksi positif dapat merangsang oksitosin yang meningkatkan kemampuan untuk membangun empati dan hubungan mendalam dengan orang lain karena merasa aman dan nyaman.

Kita tentunya tidak bisa memilih hanya berhubungan dengan mereka yang memiliki chemistry yang cocok dengan diri kita. Di dalam tim bisa saja ada individu yang tidak menarik simpati kita.

Namun, sebagai pemimpin, kita memiliki peran untuk membangun hubungan sehat yang dapat mendorong kerja sama.

Related Stories

spot_img

Discover

Bulan Madu di Saudi: Romansa Kelas Sultan, Sensasi Kelas...

Lupakan sejenak Bali, Maldives, atau Paris yang itu-itu saja. Untuk pasangan Indonesia yang ingin...

Rayakan Akhir Tahun di Surga

Pesta Natal & Tahun Baru Paling Stylish di Mulia Bali Kalau liburan akhir tahun identik...

Labuan Bajo, Naik Kelas: Menyelami Manta Point Bersama AYANA...

Labuan Bajo tak lagi sekadar titik transit menuju Komodo. Ia kini berdiri sebagai destinasi...

Crafty’s Gastro Pub Membawa Semangat London ke Umalas, Bali

Sebuah gastropub Inggris modern yang merayakan comfort food, bir artisanal, dan budaya komunitas di...

Amanpuri Hadirkan Fasilitas Raket Terbaru

Serta, Meluncurkan Aman Tennis Club Pop-Up untuk Musim 2025/2026 Amanpuri selalu punya cara untuk bermain...

Te no Aji Pererenan: Ketika Slow Living Menemukan Rumahnya...

Sudut kecil Jepang yang tumbuh di Bali—tenang, hangat, dan dibuat dengan sepenuh hati. Ada keintiman...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here