Dropping In on Flores: Why Every Coffee Lover Needs to Know “Ta’aktana Style”

Tren dan Permintaan Kopi di Indonesia: Kenapa Waktunya Flores Bersinar

  • Angka konsumsi kopi domestik terus naik. Periode 2024/2025 menunjukkan konsumsi kopi Indonesia sekitar 4,8 juta kantong (1 kantong = 60 kg). (Kompas)
  • Tren gaya hidup generasi muda—mereka nggak puas dengan kopi instan saja. Mereka mau specialty, single origin, kopi yang punya cerita, kopi sebagai pengalaman estetika. (Kompas)
  • Flores, dengan keindahan alam, pariwisata yang tumbuh, dan kopi lokal yang semakin dikenal, punya potensi besar dalam lifestyle tourism & coffee tourism. Banyak kedai, roastery, homestay yang memasukkan cicip kopi Flores ke dalam paket wisata. (Kompas)

Wine Not? Gaya Hidup di Balik Segelas Wine

Ta’aktana + Flores = Kombinasi Yang Penuh Potensi

Buat gue, Ta’aktana berpotensi mengisi titik tengah ideal antara rasa premium & pengalaman lifestyle:

  • Ta’aktana bisa menekankan storytelling — dari petani di Manggarai / Bajawa, varietas lokal seperti Jurria, Yellow Caturra, Urung Dora, ke proses usaha kecil yang organik dan berkelanjutan.
  • Memberikan transparansi: letting customer see altitude, waktu panen, teknik pemrosesan, bahkan waktu pengiriman biji ke roastery. Pengalaman ini sekarang sangat dihargai—orang-lewat kopi bukan cuma rasa tapi juga etika dan jejak asal-usul.
  • Memadukan kopi dengan estetika ruang: desain interior, ambient lighting, sound, pelayanan yang ramah dan pengetahuan barista yang mendalam—semua itu membuat cangkir kopi sebagai momen perayaan kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Shaken, Not Stirred: The Martini Manifesto

Cerita Personal yang Menggugah

Gue pernah ngobrol dengan petani di Manggarai. Dia bilang: “Dulu kopi Flores lebih untuk konsumsi lokal atau tukar-tambah saja. Sekarang, kalau biji kita dinilai specialty atau dipakai Ta’aktana, semua effort—memetik biji yang matang sempurna, memproses tanpa bahan kimia, menjaga kebersihan fasilitas—baru terasa dihargai.”

Bagi banyak petani, ketika biji mereka bisa mencapai pasar premium, bukan hanya soal uang—tapi tentang pengakuan bahwa kerja keras dan tradisi mereka punya tempat di panggung kopi dunia.

Slow Burn: Cerutu dalam Ritme Hidup Modern

Gaya Hidup: Kopi sebagai Identitas

Tak seperti dulu, sekarang kopi bukan cuma “butuh kafe keren”, tapi bagian dari identitas diri:

  • Instagramable? Ya. Tapi lebih dari itu, banyak orang memilih kopi sebagai ritual saban pagi, momen slow-down di tengah padatnya kota.
  • Kopi spesial dan single origin dianggap “kelas” atau “taste maker”. Orang rela bayar lebih karena merasakan perbedaan rasa, dan juga mempertimbangkan dampak sosial & lingkungan.
  • Fleksibilitas penyajian: pour-over, French press, espresso, cold brew—semua dianggap bagian dari ekspresi diri. Tidak sekadar kopi “keras vs manis”.

Related Stories

spot_img

Discover

100 Hari Perjalanan Magis: Banyan Group Rayakan Properti ke-100

Ada momen dalam hidup saat sebuah perjalanan terasa lebih dari sekadar perjalanan. Saat langkahmu...

Beyond Vacation: Wisatawan RI Mencari Perjalanan Autentik dan Kaya...

Di tengah derasnya arus perjalanan global, ada satu hal yang semakin dicari oleh wisatawan...

Vila dengan Pemandangan Laut Terbaik di Bali untuk Momen...

Peneliti menyebutnya blue mind effect: kondisi tenang yang muncul saat seseorang berada dekat dengan...

Refocusing Anggaran: Jangan Sampai Rakyat Jadi “Dompet Cadangan”

Pemerintah mengumumkan target efisiensi alias refocusing anggaran sebesar Rp306,7 triliun tahun ini. Caranya? Pangkas...

Eksistensi

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob Pernah ikut interview kerja dan ditanya, “Ceritakan tentang diri...

Explora Journeys Umumkan Koleksi Perjalanan 2027–2028

Debut di Asia dan Peluncuran Explora V Explora Journeys, merek perjalanan laut bergaya hidup mewah...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here