Menu-nya? Serius tapi sensual.
- Savoy Cabbage dengan green chili koshi dan jeruk nipis — renyah, segar, dan berkarakter.
- Tomato dengan almond dan rempah taman — sederhana tapi menampar lidah.
- Duck Betutu dengan taro rosti — comfort food versi jet set.
- Sepia dengan black garlic dan lemon kosho — umami dengan attitude.
- Dan tentu, Nasi Ulam, karena bahkan dalam fine dining, nasi tetap sakral.
Penutupnya: Kolak modern atau Milk Chocolate dengan mulberry dan karamel — nostalgia masa kecil yang naik kelas.
Dari Bali ke Milan
Penghargaan Two Knives yang diterima Chef Syrco bukan hal sepele. Ajang The Best Chef Awards adalah versi Oscars-nya dunia kuliner. Tahun ini, diselenggarakan di Milan, menghadirkan 236 chef dari 69 negara.
Slow Burn: Cerutu dalam Ritme Hidup Modern
Bakker kini resmi duduk di meja yang sama dengan para legenda dapur dunia — tapi dengan satu keunggulan: ia membawa DNA Indonesia ke panggung global.
Dari Dapur ke Dunia
Diluncurkan pada Januari 2024, Syrco BASÈ adalah proyek ambisius Chef Syrco yang lahir dari akar Indonesianya. Ia membangun culinary hub yang melibatkan bukan hanya chef, tapi juga seniman, desainer, dan arsitek — menciptakan ruang di mana makanan bukan sekadar hidangan, tapi narasi.
Dan hasilnya? Dalam waktu kurang dari setahun:
- Masuk Top 20 Restaurants in Bali versi Traveller Australia,
- Dinobatkan Best Restaurant in Indonesia 2024 oleh Travel + Leisure Tastemakers,
- Dan menang Gold Award di Prestige Gourmet Awards 2025.
Ubud mungkin tempat orang mencari ketenangan, tapi di Syrco BASÈ, ketenangan itu datang dengan plating yang nyaris terlalu indah untuk dimakan.

Chef Syrco tak hanya mengubah cara kita makan — ia mengubah cara kita berpikir tentang makan. Karena di dunia fine dining, dia bukan cuma main di dapur. Dia main di level world-class.
Pure BASÈ by Syrco BASÈ — when taste, talent, and terroir collide.
Jakarta Unfiltered: Panduan Jitu Menaklukkan Jakarta

