Sexy Dancer

Menurut Emma, tak sedikit wanita yang menjadikan private dancer sebagai side job. “Faktanya, banyak dari mereka yang ternyata masih kuliah. Ada pula yang bekerja di badan statistik dan pekerja kantoran lain. Menjadi private dancer merupakan hiburan, sekaligus cara mencari nafkah yang menyenangkan,” ucapnya.  

Dari Freelance hingga Full Contract

Impitan ekonomi dan honor yang menjanjikan menjadi alasan klasik para penari sampai rela menghibur serta memuaskan hasrat tamu yang merayakan pesta. Tak tanggung-tanggung, rate berbeda pun ditawarkan bagi yang ingin menikmati layanan dancer ini.

“Tamu yang ingin eksklusif bisa memboyong dancer ke salah satu kamar atau ruangan khusus sehingga lebih intim. Untuk kelas ini, tarifnya memang lebih mahal, minimal Rp 1 juta untuk sekali show dengan durasi satu jam,” Martin menjelaskan.  

Tak hanya mendapat honor yang menggiurkan, para agen bahkan menyediakan mes atau tempat tinggal bagi mereka yang datang dari luar kota. “Mes itu untuk dancer yang full contract, kan ada juga yang sebatas freelance. Khusus buat yang full contract, harus mengikuti semua ruledan job yang diatur oleh ‘papi’. Adapun yang freelance lebih fleksibel karena hanya melakukan show di beberapa klub,” ujar Martin.  

Ya, sexy dancer memang menjadi profesi yang menjanjikan, baik bagi si penari maupun para papi. Sophie, mahasiswi 21 tahun, menjadikan sexy dancer pekerjaan paruh waktu untuk menopang hidup di New York, Amerika Serikat. “Aku melihat iklan yang mencari mahasiswi bertubuh indah untuk bekerja di klub malam, dengan bayaran hingga US$ 1.000 per malam,” katanya, seperti dikutip dari situs TheFrisky.com.  

Bermodal tubuh dan paras yang mempesona, Sophie optimistis bisa lolos seleksi. Gayung bersambut, hingga ia akhirnya bertemu dengan Bob, seorang papi, yang berhasil meyakinkan tugasnya hanyalah menari. Honor pertunjukan satu putaran lagu US$ 20.  

Namun, siapa sangka, yang terjadi tak seperti yang dibayangkan. “Aku mabuk kala itu, dan berusaha memberi tarian yang layak. Aku pun membiarkan pelanggan membelai tubuhku. Mereka mulai melepas bra dan menyentuh payudaraku. Aku bahkan bertindak bodoh dengan memberi layanan handjobkepada salah satu pelanggan, karena dia akan memberi tambahan US$ 60,” katanya.  

Kini Sophie telah meninggalkan profesi sexy dancer. Namun pekerjaan masa lalunya tersebut terus menghantuinya hingga kini. “Bagaimana jika orang-orang tahu masa laluku? Aku pernah bertemu dengan salah satu klien saat bekerja sebagai penari. Dia hanya melewati aku dan memberi kedipan mesra,” ujarnya.

Sumber: MALE 159

Related Stories

spot_img

Discover

Terus Mau Sampai Kapan Cuma Jadi Penonton? Ini Dua...

Iya, maaf kalau judulnya pedes. Tapi coba tanya diri sendiri:“Usahamu sekarang benar-benar berkembang, atau...

Catatan Seru Buat Kamu yang Lagi Bangun UMKM

Biar Nggak Cuma Posting, Tapi Jualan Beneran Laku Siapa sih yang nggak mau tokonya rame...

Mengubah AI dari Sekadar Tren Jadi Mesin Uang

Catatan untuk Mereka yang Ingin Kerja Lebih Cerdas Kita sedang hidup di masa paling unik...

Rasa yang Membara dan Penuh Elegansi: Cita Rasa Thailand...

Ada kalanya, pengalaman kuliner tak hanya soal rasa, melainkan juga soal suasana, cerita, dan...

Sebuah Gelas, Sebuah Gaya Hidup

Ada dua jenis pria di dunia ini: mereka yang memesan Martini dengan yakin, dan...

Slow Burn: Cerutu, Gaya Hidup, dan Maskulinitas yang Disadari

Cerutu itu bukan sekadar asap atau gaya. Ini soal sikap. Dan Slow Burn menyajikan...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here