Sambil mengisap sebatang rokok
dalam-dalam, Billy sesekali menyesap Sauvignon di tangan kanannya. Sore itu dia
tengah menikmati wine andalannya di sebuah wine lounge di kawasan Senayan,
Jakarta. Mengaku menjadi penikmat wine lantaran terdorong gengsi, pria yang
berprofesi sebagai karyawan swasta ini justru berani memilih winejenis full
body. “Soalnya saya enggak suka wine yang manis,” kata Billy. Penikmat wine
amatir seperti Billy, belakangan ini semakin merebak. Berbanding lurus dengan
kemunculan wine lounge di Ibu Kota. Ya, penikmat wine saat ini memang semakin
meningkat, bagaikan cendawan yang tumbuh subur di musim hujan.
Kalau dulu wine lounge atau wine
storehanya disesaki kaum ekspatriat, kini mereka yang berkulit sawo matang
mulai keranjingan menyambangi butik-butik wine. Tak hanya itu, penikmat sejati
wine di Jakarta pun mulai membuat wine club. Dimulai dari Wines and Spirit
Circle yang awalnya beranggotakan kalangan ekspatriat, Sayang Bordeaux Indonesia
Wine Club, Grand Cru, Jalan Sutra yang juga sempat membuat wine club, hingga
Evergreen Wine Club. Klub-klub wine ini secara berkala mengadakan wine tasting,
wine dinner, serta food and wine pairing.
Pakar kuliner William Wongso
mengatakan, pionir klub winedi Indonesia sebenarnya adalah Jakarta Wine Society
yang berdiri pada 1993.Klub ini dia dirikan bersama rekannya, John Read. Ada
pula Jakarta Wine Circle yang dimotori penggemar wineasing yang tinggal di
Jakarta, beranggotakan 1.000 orang lebih. “Tapi, kemudian aktivitasnya menurun
karena ketatnya peraturan impor wine. Asosiasi ini adalah cikal bakal
berkembangnya penggemar winedan menjadi bagian dari lifestyle,” kata mantan
Presiden International Wine& Food Society cabang Jakarta (1991–1994) itu.
Dalam setiap pertemuan, para
anggotanya tak segan merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Kendati para
penikmat wine jumlahnya masih kalah jauh ketimbang di Singapura dan Jepang,
namun Indonesia telah memiliki beberapa sommelier andal. Sommelier atau ahli wine
ini mendirikan Indonesia Sommelier Association tiga tahun silam. Adam, salah
seorang sommelierdari Loewy Bar & Restaurant di Kuningan,
Jakarta, mengatakan, saat melakukan pengujian wine dibutuhkan identifikasi
sedikitnya dari tiga indera. Mata untuk membedakan warna redatau white wine,
hidung bekerja membaui aroma wine, dan mulut untuk mengetahui varietas anggur.
“Sommelier bertugas membeli wine,
menentukan wine yang akan dijual, memberi training kepada staf lain, dan yang
paling penting merekomendasikan wine yang cocok untuk para tamu,” kata juara
nasional Indonesia Best Sommelier 2010 itu. Apa sebenarnya yang membuat sebotol
wine begitu mahal? Beberapa kalangan menganggap harga tidak mencirikan kualitas
wine. Ada beberapa hal yang menjadikan wine mahal. Harga tanah dan tenaga kerja
di mana wine tersebut berasal menjadi faktor pemicu. Australia misalnya,
melakukan panen anggur menggunakan traktor dengan alasan efisiensi sehingga
biaya produksi bisa ditekan lebih rendah.
Sementara Prancis mensyaratkan
produksi maksimum per hektare. Dengan begitu, pihak produsen tidak bisa
mengharapkan panen yang lebih banyak dan berlimpah karena over cropping justru
akan membuat cita rasa wine menjadi cemplang dan tidak bisa disimpan lama. Hal
ini guna menjaga kualitas wine agar tidak merosot. Adam menambahkan, merek dan
tahun pembuatan wine ikut menentukan harga sebotol wine.
Minuman beralkohol yang terbuat
dari sari anggur jenis vitis vinifera yang dibuat melalui fermentasi gula yang
ada dalam buah anggur ini, masuk ke Indonesia sekitar 1980-an. Pada saat itu,
wineyang dijual di sebuah supermarket ini harganya relatif lebih murah
dibandingkan sekarang dan pembelinya kebanyakan orang asing. Wine memang ribuan
jenisnya, tapi tidak perlu dihafal kok. Yang penting Anda tahu jenis wine yang
Anda nikmati. Jenis anggur merah yang terkenal di kalangan peminum wine di
Indonesia antara lain Merlot, Cabernet Sauvignon, Shiraz, dan Pinot Noir.
Sementara white wine atau anggur
putih yang populer seperti Chardonnay, Sauvignon Blanc, Semillon, Riesling, dan
Chenin Blanc. Rose wine, wine berwarna merah muda dibuat dari anggur merah namun
dengan proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan dengan proses
pembuatan red wine. Sementara sparkling wine adalah wine yang mengandung cukup
banyak gelembung karbondioksida di dalamnya.
Sparkling wineyang paling
terkenal adalah Champagne dari Prancis. Ada pula sweet winedan fortified wine.
Sudah menemukan winepilihan? Let’s toast! (Sri
Noviarni)
Seputar Indonesia, 24 Januari
2012
No comments:
Post a Comment