The Magic of Wine

Untuk mengurangi risiko, menurut Mury, sejak berubah konsep, Paprika tidak pernah menyimpan anggur dalam jumlah besar atau sampai ribuan botol atas ongkos sendiri. “Karena kalau tidak terjual, mau dikemanakan,” ungkapnya. Memang diakuinya, anggur kualitas bagus yang dimiliki Paprika bisa berumur panjang, tapi kalau terlalu banyak, penyimpanannya menimbulkan persoalan tersendiri. “Dulu kami menyimpan di wine cellar sampai 500-an anggur, sekarang hanya 200-an,” tambahnya.

Kontribusi pendapatan dari anggur di Paprika memang sebesar 20% – 25%. Namun, Mury masih percaya bahwa anggur yang sudah menjadi komoditas global mempunyai penggemarnya sendiri di Indonesia. Itu pula yang diyakini Billy B. Pria ini terjun ke bisnis anggur sejak tiga tahun lalu, dan sudah menjadi penikmat sejak di masa sekolah dulu, di California State University. Awalnya, ia membuka bisnis penjualan anggur melalui Internet yang pertama di Indonesia dengan alamat www.the-cellars.com. Akan tetapi, karena masih ada hambatan soal pembayaran via Internet, ia mengalihkannya ke bisnis wine shop — saat ini gerainya ada di D’Best Supermarket, Kelapa Gading dan Hotel Alila, Jakarta.

Di gerai yang pertama, anggurnya ditujukan untuk kelas menengah. Sementara di Hotel Alila, yang diberi nama The Cellars, untuk konsumen yang lebih atas. Billy belum mau mendirikan wine shop sendiri, tapi masih bekerja sama dengan pihak lain. Kerja sama dengan Hotel Alila, misalnya, adalah dalam bentuk profit sharing, dengan pembagian 60% untuk Billy, dan 40% untuk hotel.

Kunci sukses menjual anggur, menurut Billy, adalah melayani dengan baik serta mengenali komunitas penggemarnya dengan baik. Dalam soal pelayanan, The Cellars, misalnya, menyediakan jasa pengantaran. Pembeli yang memesan 2-3 botol sudah mendapatkan fasilitas pengantaran gratis untuk alamat Jakarta.

Wine
Unsplash

Di luar Jakarta, dikenai tambahan biaya kirim. Sementara menyangkut komunitas, Billy mengaku aktif mendukung atau mensponsori kegiatan klub-klub penggemar anggur. Ia mengadakan wine testing dengan kelompok-kelompok yang lebih kecil, sekitar 30 orang, setiap minggu. Di acara tersebut, ia harus menyediakan 4-5 botol anggur. “Sebenarnya bisnis ini unik, karena masih dibutuhkan edukasi. Tidak semua orang bisa menikmati anggur, maka perlu kami ajari pelan-pelan,” katanya.

Menikmati anggur memang tidak sekadar memasukkan cairan ke mulut. Minum anggur ada ritualnya, para penggemarnya lebih suka berkumpul bersama ketimbang menikmati sendirian. Namanya juga social drink, menikmatinya juga tidak bisa sambil lalu, harus ada waktu untuk merenung, serta merasakan tetes demi tetesnya. Inilah the magic of wine! Cheers! (Burhan Abe)

SWA, 26 Mei 2005

Previous article
Next article

Related Stories

spot_img

Discover

Banyan Tree Tembus 100 Resort dan Bawa Rainforest Vibes...

Singapura baru saja naik level buat semua travel junkie: Banyan Tree buka resor ke-100...

Renaissance Villa San Michele: Pesona Abadi di Atas Florence

Villa San Michele, A Belmond Hotel, Kembali Membuka Pintu bagi Para Penggemar Keindahan dan...

Rayakan Musim Liburan dengan Glamour di Asia

Dari lilin yang berkelap-kelip hingga pasar bergaya Italia dan hutan tropis yang memesona, Asia...

Espolòn Barrio Fiesta 2025

Two Cities, One Spirit — Louder Than Ever! Ada sesuatu yang menarik dari cara Espolòn...

ManageEngine Bawa AI Canggih ke ServiceDesk Plus, Bikin Tim...

Tim TI, bersiap-siap: ServiceDesk Plus dari ManageEngine kini punya generative AI (GenAI) terbaru yang...

Khazanah UNESCO: Delapan Keajaiban yang Menceritakan Kisah Saudi Arabia

Saudi Arabia. Nama yang selama ini identik dengan perjalanan spiritual, dengan Makkah dan Madinah...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here