Klinik-klinik perawatan tubuh eksklusif bermunculan – mulai dari perampingan badan, perawatan kulit, rambut, gigi, hingga terapi ozon. Sasarannya kaum platinum, pria dan wanita, yang sadar akan kesehatan dan penampilan diri. Uang bukan masalah benar kalau tujuannnya untuk menunjang citra diri. (Burhan Abe)
Tampil cantik dan menawan adalah idaman setiap orang. Dulu program perampingan hanya untuk perempuan. Paling tidak, perempuan yang cantik sering diidentikkan sebagai perempuan yang sehat dan langsing. Klinik-klinik pun yang menawarkan program pengurangan lemak tubuh bermunculan. Impressions Body Care Centre atau Metta Natural Slimming, untuk menyebut contoh.
Kini, apalagi setelah lahir generasi metroseksual, yakni lelaki jantan yang gemar berdandan, klinik untuk “mempercantik” diri tidak hanya monopoli kaum Hawa, tapi kaum Adam pun ikut menyatroninya. Jangan heran kalau ada iklan yang khusus ditujukan khusus untuk kaum pria eksekutif, bunyinya antara lain; “Perut yang buncit bukan saja tidak sedap dipandang, tapi rawan berbagai penyakit.”
Tidak hanya masalah kegemukan ternyata. Klinik yang lain pun menawarkan perawatan total, misalnya detoksifikasi, yang selain merampingkan perut buncit, juga membantu menghilangkan kelebihan lemak. Perawatan kesehatan dengan program lymphatic drainage, ultrasound, dan lain-lain, yang sangat efektif untuk membantu mengatasi segala problem kesehatan lelaki. Perawatan muka yang menjadikan kulit muka bersih, halus, dan berseri. Program face lift membantu penghilangan kerut-kerut dan keriput, menghilangkan kantung mata, gelambir, dan lipatan kerut di dagu.
“Facial treatment biasa saja tidak cukup, setiap tiga bulan sekali saya melakukan treatment dengan laser untuk menghilangkan bintik-bintik hitam di wajah,” ungkap seorang artis sinetron yang sering ditulis berbagai media sebagai pria metroseksual.
Sementara Nia G. Indra, pemilik butik Socialite, di kawasan Jakarta Selatan, mengaku melakukan suntik botox enam bulan sekali agar mukanya kelihatan segar. “Meskipun saya belum tua-tua banget, tapi, saya pikir preventif lebih baik,” ujar ibu tiga anak berusia 36 tahun itu.
Pemilik tinggi 169 cm dan berat 54 kg lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Trisaksi, Jakarta itu juga rajin datang ke klinik Dokter Cut di Pondok Indah dan melakukan suntik akupuntur untuk menjaga kelangsingan tubuhnya. “Saya sangat concern dengan tubuh saya. Saya paling sedih kalau dibilang ‘Nia kok jelek banget ya’,” tukasnya.
Nia dan juga nara sumber yang disebut pertama, yang sadar dengan kesehatan dan penampilan diri, adalah sasaran klinik-klinik eksklusif yang sekarang marak di Jakarta. Seperti diakui Paula Micky Tanod, Public Relation Director Puan Jakarta Boutique Clinic, “Perawatan diri sudah menjadi bagian dari keseharian para pelaku bisnis saat ini. Dan kami menangkap tren itu.”
Hanya saja, Micky tidak setuju kalau Puan sekadar pusat perawatan tubuh, tapi klinik medis dengan perspektif perempuan, yang mempunyai banyak dokter spesialis – semacam klinik bersama. Kenapa memilih perspektif perempuan?
“Kami peduli dengan perempuan, yang mempunyai peran ganda, ya sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai wanita karier. Perempuan di atas usia 35 tahun seharusnya melakukan pemeriksaan secara rutin, seperti pap smear (diagnosis untuk deteksi dini kanker leher rahim), atau mamografi (diagnosis untuk deteksi dini kanker payudara). Keduanya pembunuh terbesar bagi kaum perempuan,” jelasnya.
One stop female clinic pertama di Indonesia, yang berdiri pada Desember 2002 ini mempunyai 38 dokter ahli dari 12 disiplin ilmu. Semuanya dokter perempuan. Mulai dari dokter ahli kulit, kebidanan dan kandungan, radiology, penyakit dalam, bedah plastik, gizi, kebugaran, akupuntur, pskiatri, psikolog, neurology, urologi, dan gigi. Untuk yang urolog adalah dokter prempuan pertama di Asia Tenggara.
Tidak hanya kesehatan memang, tapi segala sesuatu yang berkaitan dengan penampilan ragawi. Bahkan Micky mengaku permintaan terbesar pasien (75%) justru perawatan kulit. Mulai dari peremajaan kulit dengan chemical piling, suntik botox (yakni membuat otot-otot di bagian-bagian tertentu agar tidak membentuk garis, misalnya di daerah dahi, samping mata), bedah plastik (mulai dari konversi bentuk hidung, operasi kantong mata, dan sebagainya), kulit muka (di-implant dengan filler guna konversi garis dekat hidung dan pipi agar tidak dalam, bibir agar kelihatan lebih tebal), dan perawatan gigi (mulai dari bleaching, karang igi, pasang kawat gigi, hingga pasang berlian buat aksesoris gigi).
Ada juga sedot lemak yang ditangani oleh dokter bedah plastik, serta body sculpting program, yakni program diet untuk mendapatkan tubuh yang ideal. (Reportase: Dwi Wulandari dan Lily G. Nababan)
Platinum Society No. 07, 2004