Setelah sempat slow-down dalam beberapa tahun belakangan ini, pasar perkantoran di Jakarta mulai kembali menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Bahkan dalam 1-2 tahun ke depan, demikian analisis Jones Lang LaSalle Indonesia, pasar perkantoran akan menjadi ‘primadona’ di pasar properti Jakarta, selama kondisi makro ekonomi dan stabilitas politik mampu dipertahankan.
Sinyal tanda-tanda bergairahnya pasar perkantoran itu setidaknya bisa dilihat pada peningkatan penyerapan bersih (net take-up) ruang perkantoran di Jakarta selama kuartal ketiga tahun 2007, yakni sebanyak 13.700 m2 atau meningkat 23% dibandingkan kuartal sebelumnya
Memang pengelompokan kantor berdasarkan jenis usahanya tidak terjadi secara langsung. Tapi tidak bisa dimungkiri perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai positioning tinggi memilih gedung perkantoran yang prestisius pula, yang secara tidak langsung membuat pengelompokan dengan sendirinya. Penyewa utama di kawasan CDB masih didominasi banking, trading, business and financial services, dan perusahaan pertambangan.
Perusahaan-perusahaan jasa yang berkaitan dengan pasar modal, di mana lagi kalau bukan di Gedung Bursa Efek Indonesia. Di Sudirman Central Business District (SCBD) setidaknya ada dua jenis usaha yang berada di atap yang sama, elektronik di Jakarta Electronic Centre dan mobil mewah di Automall.
Sementara itu, perusahaan minyak, consumer goods dan engineering kini memilih lokasi di Jakarta Selatan — terutama di sepanjang Jl. TB Simatupang karena dekat dengan jalan tol — sebagai lokasi kantor barunya. So, tetap saja, kalau tidak mau ambil risiko, jangan salah pilih lokasi kantor. (Burhan Abe)
ok banget tuh