Antara Singapura dan Jakarta

Tidak hanya dengan Singapura, kalau dibandingkan dengan kota-kota lain Jakarta sangat ketinggalan. Bahkan, hasil survei terhadap 16 kota besar di 16 negara di Asia Pasifik oleh Cushman & Wakefield, April 2008, belum merekomendasikan Jakarta sebagai kantor pusat regional perusahaan-perusahaan multinasional. Paling tidak, ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar Jakarta menjadi favorit perusahaan-perusahaan yang akan membuka kantornya di Indonesia.  

Riset yang melibatkan 50 responden para eksekutif perusahaan multinasional tersebut menyebutkan bahwa Hong Kong termasuk negara yang paling layak sebagai kantor pusat regional. Ini karena sistem transportasi di sana yang baik juga gampangnya mencari staf dengan mempunyai skill yang memadai. Dan yang tak kalah penting adalah, letak Hong Kong sangat strategis sebagai ’pintu gerbang’ ke China. Β 

Singapura juga yang sangat direkomendasikan. Selain sistem transportasi yang baik serta potensi SDM yang sangat terampil, Singapura ini belakangan dikenal dengan perkembangan sains dan teknologinya. Sebagain responden bahkan menempatkan Negara Singa ini sebagai pusat R & D (reaseach & development) di Asia Tenggara.  

Yang menarik, beberapa responden memilih India sebagai tempat terbaik untuk berkantor. Lokasinya yang strategis di Asia, membuat kota-kota seperti Mumbai, New Delhi dan Bangalore, patut dipertimbangkan. Dua kota yang berpotensi di negara itu adalah Hyderabad dan Pune.  

Jakarta sebetulnya bukan pilihan yang salah. Familiarity kota metropolitan yang sedang berkembang ini mendapat point 32% sebagai lokasi bisnis – mulai dari lokasi perkantoran, manufakturing, distribusi, maupun gerai penjualan. Memang masih jauh dibandingkan dengan Shanghai (79%), Singapura (61%), atau Hong Kong (58%). Tapi masih di atas Sydney dan Taipei (masing-masing 29%), apalagi Osaka (21%).  

Saya gembira (tapi sekaligus pesimistis) ketika Pemerintah Provinsi DKI akan mendorong Jakarta menjadi kota jasa dengan segala potensi perdagangan, arus informasi dan komunikasi global yang saat ini dimilikinya.

Faktanya memang perekonomian Ibu Kota masih didominasi sektor jasa, seperti keuangan, persewaan, serta jasa perusahaan, seperti perdagangan, hotel, restoran dan industri pengolahan. Ketiganya berperan sebesar 65,16 persen.Β  Β 

Hanya saja, tidak mudah memang menyamai reputasi Singapura, Hong Kong, atau Shanghai. Masih banyak PR yang harus dibenahi agar Jakarta menjadi pilihan kantor pusat regional di masa depan. (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Banyan Group Perluas Portofolio di Tiongkok Timur dengan Angsana...

Memasuki dua dekade kehadiran di Tiongkok, Banyan Group menegaskan posisinya sebagai pemain utama perhotelan...

Sailing Through Flavours: Dominique Crenn Bawa Sentuhan Gastronomi ke...

Bayangkan ini: Anda sedang berlayar pelan di kanal tenang Prancis, angin musim panas berhembus...

Golfcation di Delonix Hotel Karawang

Ketika Lapangan Hijau Bertemu Relaksasi Modern Matahari Karawang baru saja naik, udara pagi terasa segar...

Bawa Semangat Juara Dunia, Indonesia AeroPress Championship 2025 Kembali...

Di balik denting sendok dan aroma kopi yang baru digiling, ada sebuah panggung kecil...

Retorika Gagah, Realita Masih Tertatih

Pidato Prabowo pada 15 Agustus 2025 memancarkan semangat β€œtak gentar pada yang besar dan...

PR 4.0: Mengelola Persepsi di Era Digital – Blueprint...

Di dunia bisnis modern, teknologi bukan lagi sekadar alat, melainkan lanskap tempat reputasi dibangun...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here