Malaysia sudah pasti bukan negara yang tidak asing bagi warga negara Indonesia. Selain jaraknya yang hanya “selemparan batu”, bangsa Malaysia, khususnya ras Melayu, mempunyai rumpun yang sama dengan bangsa Indonesia. Itu sebabnya, ketika Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB) mengundang Appetite Journey (lagi) untuk mengunjungi negeri jiran tersebut – kali ini dengan tema “Tourism Malaysia & KLM Year End Sale Famtrip”, 1 – 5 Desember 2009, tanpa berpikir dua kali, tawaran itu kami terima dengan senang hati.
Kami bertigabelas, dua orang di antaranya jurnalis (termasuk Appetite Journey), seorang dari KLM Royal Dutch Airlines, dan sisanya (mayoritas) dari agen perjalanan. Farmtrip ini memang diorganisasikan oleh MTPB, tapi pesawatnya disponsori KLM Jakarta. Ya, program ini memang semacam hadiah perjalanan untuk pemilik jasa wisata Indonesia yang berhasil menjual tiket KLM dalam jumlah besar dalam setahun terakhir ini.
Melihat jadwal yang diberikan panitia, berikut tempat-tempat yang akan kami kunjungi, sekilas mungkin tidak ada yang luar biasa. Beberapa tempat bahkan pernah saya sambangi. Namun, selalu saja ada rasa antusiasme yang tinggi mengingat Malaysia adalah negara yang mempunyai kehidupan dinamis, selalu mengejar ketertinggalan sebagai negara berkembang menuju ke negara industri baru.
Boleh saja Malaysia tidak memiliki Candi Borobudur, tapi negara seluas 329.847 km persegi dengan jumlah penduduk 27 juta jiwa itu mempunyai artefak modern, yakni Menara Kembar Petronas, bangunan 88-tingkat yang juga dikenali sebagai KLCC (Kuala Lumpur Convention Centre). Bangunan yang dibangun tahun 1988 merupakan bangunan kembar tertinggi di dunia – sebelum dikalahkan Taipei 101 yang dibangun 2003.
Tapi yang jelas, KLCC adalah salah satu daya tarik utama para turis manca negara untuk mengunjungi Malaysia, khususnya Kuala Lumpur. Menara kembar yang sekaligus ikon negara jiran ini dirancang oleh Cesar Pelli dengan desain yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia.
Tidak melulu dua menara kembar tentu saja karena di sekitar kawasan itu pula terdapat berbagai atraksi wisata yang menarik, mulai dari Aquaria – seperti Sea World di Ancol Jakarta, hingga shopping mall, salah satu yang terkenal di kawasan itu adalah Suriah. Mal ini menjadi sasaran empuk para shopaholic dari berbagai negara, termasuk Indonesia tentu saja.
Ya, Kuala Lumpur kini menjadi destinasi favorit bagi penggemar barang-barang bermerek. Selain di KLCC, Bukit Bintang juga dikenal sebagai kawasan wisata belanja. Tidak hanya toko-toko tradisional, tapi butik-butik modern juga ada di sini.
Jangan lupa, item yang banyak dicari orang Indonesia adalah sepatu merek Vincci – produk dalam negeri andalan Malaysia, yang mempunyai kualitas cukup bagus dengan harga yang relatif murah.
Tidak hanya di Kuala Lumpur sebenarnya, di Sunway Pyramid, Petaling Jaya, juga terdapat mal yang tidak kalah mewahnya. Menjelang akhir tahun mal ini menggelar berbagai acara, dan sejumlah merek menawarkan diskon yang menarik. Tidak hanya wisatawan lokal, banyak turis asing yang berkunjung ke sini. Selain banyak pengunjung asal Indonesia, daerah sekitar Sunway juga merupakan daerahnya mahasiswa Indonesia, tidak heran jika di sekitar mal ini banyak bertebaran restoran-restoran ala Indonesia.
Sebenarnya mal hanya salah satu fasilitas di area ini. Di sini ada Sunway Lagoon Theme Park yang merupakan taman bermain outdoor. Salah satu theme park yang menjadi favorit pengunjung adalah water park – ini mirip water boom di Lippo Cikarang atau taman air di Ancol Jakarta.
Ada juga extreme park, scream park, wildlife park dan amusement park seperti Dufan tapi dalam versi mini. Di daerah ini pula terdapat Sunway Resort, sehingga menjadi integrated destination yang menarik untuk keluarga.