Lamb Steak from Tasmania

Banyak sekali ragam steak. Ada steak yang berasal dari daging sapi, ini yang paling populer, ada juga daging babi – tidak populer di negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim, seperti Indonesia.

Jika bosan dengan steak sapi, ada baiknya Anda mencoba iga domba dengan sedikit lapisan lemak ini mungkin bisa jadi alternatif pilihan. Dagingnya tidak kalah empuknya daging sapi, dan terasa lezat jika diracik dengan bumbu dan saus yang tepat. Memang tidak semua restoran steak menawarkan hidangan ini. Selain harganya yang sedikit mahal, pembuatan lamb steak tidaklah mudah karena membutuhkan kiat tertentu dalam mengolahnya, agar empuk dan bebas BB (bau badan) domba yang khas.

Pertama kali saya merasakan steak domba yang enak justru di restoran steak kaki lima yang terkenal di bilangan Jakarta Selatan dengan harga yang merakyat. Tapi yang tak terlupakan adalah ketika mengikuti acara Food Festival di Melbourne, Austral

ia, beberapa tahun yang lalu. Salah satu agendanya adalah makan siang bareng di tepi Sungai Birrarung Marr. Meja dan kursi ditaruh berderet memanjang, sehingga makan siang dengan 1.000 peserta itu boleh disebut sebagai World’s Longest Lunch!

Makanan yang disajikan seperti layaknya di restoran mewah. Nah, salah satunya adalah lamb steak. Ukurannya besar dimasak ala Mediteranean, selain menebarkan aroma harum yang tidak terlalu tajam, tekstur dagingnya juga sangat lembut dengan sensasi lemak tipis di sela tulang iganya. Sebagai pelengkap iga domba ini bisa disajikan bersama zuchini, tomat, atau baby potato. Sangat pas ketika berpadu dengan red wine asal Australia jenis Shiraz.

Pengalaman rasa yang tak terlupakan itu sulit untuk diulang, sampai kemudian Four Seasons Hotel Jakarta dan Classic Fine Food Indonesia mengundang saya untuk mencicipi iga domba dalam rangka promosi The Aurora Tasmanian Organic Lamb di The Steak House, Senin, 11 Oktober lalu.

Aurora Lamb adalah daging premium asal Tasmania, Australia. Daging domba ini berasal dari peternakan di sebuah wilayah di Tasmania dekat Cressy, di mana dalam pemeliharaannya domba-domba tersebut diberi makanan berprotein tinggi selama minimal 60 hari.

Setelah masa penyapihan, domba-domba itu siap dipotong untuk menghasilkan kualitas yang konsisten dan kelembutan untu setiap potongnya. Tidak ada hormon ditambahkan, tidak ada growth promotants, tidak ada antibiotik atau tambahan artifisial apa yang diberikan kepada hewan-hewan tersebut, sehingga daging tersebut layak dikategorikan sebagai organik. Asal tahu saja, Tasmania melarang modifikasi genetik hewan dan tanaman, sehingga domba yang berasal dari wilayah tersebut merupakan paling murni di dunia, menghasilkan kualitas dan kelembutan daging yang luar biasa.

Photo by Paul Hermann on Unsplash

Sumber dagingnya saja sudah terbayang kualitasnya, apalagi kalau ditambah dengan keterampilan Vindex Tengker, sang executive chef, yang menyiapkan lamb steak asal Tasmania tersebut.

Selama promosi (hingga akhir Oktober 2010) ini, para tamu akan dapat menikmati menu: Lamb Carpacio, truffle and haricot vert salad; Roasted Lamb Saddle Loin, Zucchini and Goat Cheese tart; Tamarind Glazed Lamb Rump, Couscous and Oven Dried Tomatoes; Pine nut stuffed Lamb Leg, dill potato gratin; Pistachio Crusted Lamb Rack, Lemon Aioli and Potato- Mushrooms Pave. Hmmm…

Berlokasi di lantai dua, Steak House adalah tempat yang ideal untuk pertemuan bisnis dan gathering yang nyaman berkapasitas hingga 84 tempat duduk. Untuk makan malam romantis juga memungkinkan, apalagi dengan menu Aurora Tasmanian Organic Lamb, dengan pilihan wine yang pas – pilihan master sommelier hotel ini. Bon appetit! (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Malam Magis Penuh Pesona di Ubud: Primbon Night dari...

Bali selalu punya cara untuk menghipnotis kita. Kali ini, pesonanya hadir dalam balutan budaya...

📚 Buku Kilat Buat Kamu yang Mau Posting Tanpa...

"Karena feed yang rapi itu nggak harus ribet. Cuma butuh buku ini dan sedikit...

Villa Beatrice: Manifestasi Villeggiatura Modern di Liguria Bersama Belmond

Ada tempat-tempat yang tidak hanya sekadar destinasi. Mereka adalah panggung hidup, di mana waktu...

Your Cheat Sheet to Bali Bliss

Resensi Buku “Bali: The Little Black Book" Pernah nggak sih merasa overwhelmed pas mau liburan...

Jakarta After Dark: City of Sins & Dreams

Jakarta di malam hari itu semacam kekasih gelap. Menggoda, sedikit berbahaya, tapi bikin kamu...

Terus Mau Sampai Kapan Cuma Jadi Penonton? Ini Dua...

Iya, maaf kalau judulnya pedes. Tapi coba tanya diri sendiri:“Usahamu sekarang benar-benar berkembang, atau...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here