Chicken to Die For

Ayam adalah makanan yang paling populer di Indonesia, juga mungkin di negara-negara lain. Itu sebabnya Arbella Food Culture, memberanikan diri membuka gerai F&B yang sajian utamanya adalah ayam. “Dari riset kecil-kecilan, hampir tidak ada yang pantang dengan ayam. Beda dengan dagaing sapi atau ikan, misalnya,” Erick Sugiarto, Business Development Director kelompok usaha yang bergerak di bidang kuliner itu membuka rahasia.

Memang bukan sekadar ayam – yang dipanggang atau digoreng, tapi melalui gerainya, Kamikaze Karaage yang berlokasi di Grand Indonesia, Jakarta, Lantai 3A Unit FD1-07 Sky Bridge (West Mall), Erick menyebut konsepnya sebagai Crispy Chicken Japanese Style.

Di suatu sore di resto yang baru dibuka untuk umum 17 Desember 2010, saya merasakan renyahnya ayam ala Jepang itu. Daging yang dipakai adalah sayap atau tebasaki, yang konon merupakan bagian yang paling gurih, ditaburi tepung tipis-tipis lalu digoreng. Hmmm…

Yup, industri kuliner di Indonesia semakin marak. Berbagai tempat makan dengan menu dan konsep resto yang beragam hadir untuk memuaskan lidah para penikmat masakan bercita rasa lokal, oriental sampai internasional. Di tengah kemarakan itu, Kamikaze Karaage muncul dengan kekhasan tersendiri sebagai spesialis ‘ayam renyah rasa Jepang’.

Kendati sudah mencoba berbagai makanan dengan bahan utama ayam, tetap ada sensasi tersendiri ketika merasakan nikmatnya masakan ayam ala Jepang ini, yang sebtulnya tidak terlalu otentik tapi sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Kamikaze Karaage merupakan gabungan dua jenis makanan untuk menciptakan karaage yang lezat sempurna. Karaage dikenal sebagai makanan ‘gorengan’ gaya Jepang yang digoreng dalam minyak yang banyak dan panas.

Resep rahasianya berasal dari chef ternama di Negeri Matahari Terbit yang diwariskan secara turun temurun dan memiliki cita rasa tinggi. Ayam digulingkan di atas tepung untuk kemudian digoreng sampai matang dan kulitnya berwarna keemasan. Inilah cara menghasilkan rasa yang garing dan gurih di setiap gigitannya, namun tetap tidak terasa berminyak.

Ayam goreng ini dibumbui dengan empat jenis rasa saus sesuai pilihan penikmat, yaitu teriyaki, kaffir lime, banzai (sedikit pedas), kamikaze (sangat pedas karena menggunakan cabai terpedas di dunia).

Tidak perlu susah-susah untuk menentukan pilihan, karena gerai ini juga menyediakan paket-paket pilihan, sehingga para tamu bisa memilih hidangan ayam renyah itu dalam bentuk set menu yang disajikan dengan nasi (gohan), yaitu: 1) Kamikaze Moriawase, Kamikaze Invasion, maupun berupa entrée, yang terdiri dari Tori Don Buri (rice bowl dengan ayam). 2) Kamikaze Bomb Burger (burger dengan ayam goreng renyah dan kimuchi slaw dengan saus sesuai pilihan). 3) Tori Kurepu Temaki (4 potong hand roll dengan ayam renyah dengan saus yang juga sesuai pilihan), atau 4) Tebasaki (sayap ayam) dalam 4 variasi porsi.

Selain itu tersedia pula 13 jenis makanan ekstra dan sampingan, mulai nasi putih, nasi goreng, kentang goreng, bihun goreng, cabai goreng Jepang dengan keju mozzarella, kroket Jepang, baso Jepang, cap cay ala Jepang, sup baso, salada kimuchi dan salada jagung dengan daging kepiting.

Related Stories

spot_img

Discover

Te no Aji Pererenan

Mengangkat Craftsmanship Lokal lewat Gastronomi Jepang-Bali Di tengah pesatnya pertumbuhan sektor kuliner premium di Bali,...

Introducing Villa Timeo: A Sicilian Noble Residence Re-Enchanted by...

An intimate hillside hideaway overlooking Naxos Bay—steps from the legendary Grand Hotel Timeo. Taormina memang...

Banyan Group Buka Properti ke-100

Bawa “Jungle Escape” Paling Premium ke Singapura Mandai Rainforest Resort by Banyan Tree bukan cuma...

PRU & JAMPA: Standar Baru Kuliner Phuket

Montara Hospitality Group kembali mendominasi Michelin Guide Thailand 2026 dengan filosofi yang berpihak pada...

The PuLi Group Siap Meluncur 2026

Luxury Baru Asia yang Tenang, Tajam, dan Penuh Attitude Ada dua jenis hotel mewah di...

Gosip: Olahraga Favorit Kantor yang Diam-diam Bikin Otot Kepercayaan...

Di kantor, tiga kata paling mematikan bukanlah “kita rapat sekarang”, tapi: “Eh, sudah dengar…?” Biasanya...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here