Sensasi Wine

Beberapa kalangan menganggap harga tidak mencirikan kualitas wine. Ada beberapa hal yang menjadikan wine mahal. Harga tanah dan tenaga kerja di mana wine tersebut berasal menjadi faktor pemicu. Australia misalnya, melakukan panen anggur menggunakan traktor dengan alasan efisiensi sehingga biaya produksi bisa ditekan lebih rendah.

Sementara Prancis mensyaratkan produksi maksimum per hektare. Dengan begitu, pihak produsen tidak bisa mengharapkan panen yang lebih banyak dan berlimpah karena over cropping justru akan membuat cita rasa wine menjadi cemplang dan tidak bisa disimpan lama. Hal ini guna menjaga kualitas wine agar tidak merosot. Adam menambahkan, merek dan tahun pembuatan wine ikut menentukan harga sebotol wine.

Misalnya wine buatan 2003 dihargai mahal karena perkebunan anggur di Prancis kala itu menghasilkan panen terbaik. Lebih jauh tentang harga, menurut penikmat sekaligus penulis wine Burhan Abe, sangat subjektif. Negara yang mengeluarkan wine bisa mengatakan sebotol wine berkualitas bagus dan karenanya harganya amat tinggi. “Hal lain yang membuat wine di sini sangat mahal, terutama pajak minuman beralkohol. Belum lagi ongkos pengiriman barangnya,” lanjut Abe.

Minuman beralkohol yang terbuat dari sari anggur jenis vitis vinifera yang dibuat melalui fermentasi gula yang ada dalam buah anggur ini, masuk ke Indonesia sekitar 1980-an. Pada saat itu, wine yang dijual di sebuah supermarket ini harganya relatif lebih murah dibandingkan sekarang dan pembelinya kebanyakan orang asing.

Wine memang ribuan jenisnya, tapi tidak perlu dihafal kok. Yang penting Anda tahu jenis wine yang Anda nikmati. Jenis anggur merah yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia antara lain Merlot, Cabernet Sauvignon, Shiraz, dan Pinot Noir.

Sementara white wine atau anggur putih yang populer seperti Chardonnay, Sauvignon Blanc, Semillon, Riesling, dan Chenin Blanc. Rose wine, wine berwarna merah muda dibuat dari anggur merah namun dengan proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan dengan proses pembuatan red wine. Sementara sparkling wine adalah wine yang mengandung cukup banyak gelembung karbon dioksida di dalamnya.

Sparkling wine yang paling terkenal adalah Champagne dari Prancis. Ada pula sweet wine dan fortified wine. Sudah menemukan wine pilihan? Let’s toast! (Sri Noviarni)

Seputar Indonesia, 24 Januari 2012

Previous article
Next article

Related Stories

spot_img

Discover

Menemukan Ketenangan: Koleksi Secluded Villa Dari Nakula

A Gentleman’s Escape, Bali Style Bali mungkin terkenal dengan beach club yang ramai, pesta sampai...

Start Small, Scale Big: Buku yang Bikin Kita Ingin...

Saya harus jujur, awalnya saya pikir buku tentang bisnis startup itu pasti rumit, penuh...

PR 4.0: Mengelola Persepsi di Era Digital – Blueprint...

Di dunia bisnis modern, teknologi bukan lagi sekadar alat, melainkan lanskap tempat reputasi dibangun...

Dari Bandung ke London: Adhi, Anak Indonesia di Jantung...

Di balik layar kecerdasan buatan yang hari-hari ini mengubah cara manusia bekerja, belajar, bahkan...

“Behind The Stage”: Buku Paling Rock Tentang Bisnis Musik...

Kalau lo pikir industri musik itu cuma soal panggung, sound system, dan lighting keren,...

Slow Burn: Saatnya Menikmati Hidup Pelan-Pelan Lewat Cerutu, dari...

Kalau selama ini Anda mengira cerutu hanya milik kalangan pria tua berperut buncit yang...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here