Luxury Products in Digital Format

SEBUAH perusahaan global yang memegang merek-merek ternama saat ini sedang melakukan penelitian untuk luxury products di Indonesia. Kebetulan saya menjadi salah satu responden yang mereka wawancarai. Mereka ingin tahu, benarkah pembaca di Indonesia mulai bergeser dari medium cetak ke online atau digital – yang tentu berkaitan erat dengan strategi mereka dalam mengiklankan produknya kelak.  

Yup, di negara-negara maju, beriklan secara online telah menjadi tren saat ini. Kecenderungan itu hanya menunggu waktu untuk sampai ke negara-negara berkembang, sebutlah Indonesia. Apalagi berbagai fakta menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat, dua per tiga penduduk Indonesia sudah online. Tren iklan online atau digital pun otomatis ikut terkerek naik.  

Yang tidak bisa disangkal, arus digital saat ini semakin deras. Artinya, ada pergeseran pola baca dari cetak ke digital, yang ujung-ujungnya juga mengubah peta perduitannya. Sangat mungkin para pemasang iklan mulai mulai memindahkan bujetnya dari cetak ke online.  

Jika dikaitkan dengan survei di atas, saya berpendapat bahwa beralihnya media cetak ke onlineatau digital adalah sebuah keniscayaan. Sebab, untuk mencari informasi seputar brand atau luxury products pun sekarang sudah banyak dilakukan secara online. Selain searching via internet, mengonsumsi media dalam format digital menjadi pilihan yang menyenangkan saat ini.  

Artikel “Non-News is Good News” di The Economist mengulas bagaimana industri media sedang mengalami transformasi. Para penerbit sekarang seperti sedang menghadapi badai yang siap meratakan bisnis mereka. Bukan hanya kecenderungan portal news yang berubah menjadi majalah – paling tidak portal besar harus mulai menyediakan artikel-artikel non news –,  tapi di era digital memungkinkan muncul pemain-pemain baru dalam jumlah yang lebih banyak, tidak hanya penerbit besar saja.  

Kembali ke tren digital, setelah surat kabar tergusur oleh online, majalah cetak pun siap-siap berakhir di tablet. Di tablet, seperti yang bisa Anda lihat di MALE, majalah dalam format digital bisa lebih interaktif. Artikel dan luxury products  tidak hanya tampil dalam bentuk tulisan dan foto (seperti dalam format  konvensional), tapi juga memungkinkan adanya penambahan video dan interactive toolslainnya dalam berbagai kreativitas.  (Burhan Abe)

Previous article
Next article

Related Stories

spot_img

Discover

Te no Aji Pererenan

Mengangkat Craftsmanship Lokal lewat Gastronomi Jepang-Bali Di tengah pesatnya pertumbuhan sektor kuliner premium di Bali,...

Introducing Villa Timeo: A Sicilian Noble Residence Re-Enchanted by...

An intimate hillside hideaway overlooking Naxos Bay—steps from the legendary Grand Hotel Timeo. Taormina memang...

Banyan Group Buka Properti ke-100

Bawa “Jungle Escape” Paling Premium ke Singapura Mandai Rainforest Resort by Banyan Tree bukan cuma...

PRU & JAMPA: Standar Baru Kuliner Phuket

Montara Hospitality Group kembali mendominasi Michelin Guide Thailand 2026 dengan filosofi yang berpihak pada...

The PuLi Group Siap Meluncur 2026

Luxury Baru Asia yang Tenang, Tajam, dan Penuh Attitude Ada dua jenis hotel mewah di...

Gosip: Olahraga Favorit Kantor yang Diam-diam Bikin Otot Kepercayaan...

Di kantor, tiga kata paling mematikan bukanlah “kita rapat sekarang”, tapi: “Eh, sudah dengar…?” Biasanya...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here