Band lokal di pub ini memiliki skill musik mengagumkan. Tak hanya itu, mulai dari pelayan kafe, kasir, pengunjung, hingga tamu kafe yang mabuk sekali pun, mereka tak segan-segan menaiki panggung memenuhi undangan bernyanyi dari sang musisi. Kualitas suaranya? Mengagumkan! Everyone can sing very well! Hal ini pula yang membuat Tanah Batak dikenal sebagai pencetak penyanyi tenar.

Dahsyatnya Berburu Kuliner
Berburu kuliner di Samosir juga menghadirkan petualangan rasa yang sensasional. Salah satu menu wajib yang harus diburu adalah Naniura yang dikenal dengan julukan “Sashimi ala Batak”. Memang, menu ini tidak se-populer ikan arsik yang mudah dijumpai di restoran. Umumnya, Naniura disajikan pada acara Bona Taon para marga-marga Batak.
Naniura adalah menu makanan ikan mentah berpadu bumbu-bumbu otentik khas tanah Batak. Dulu, masakan Naniura hanya disajikan kepada raja-raja Batak. Di Tuktuk, menu ini bisa didapatkan di Resto Sekapur Sirih dan bisa dinikmati kalangan umum. Namun, wisatawan harus memesannya lebih dulu. Pasalnya, pembuatan menu ini memakan waktu sekitar tiga jam.
Selain itu, ada juga Ikan Pora-pora yang dikenal sebagai identitas orisinil Danau Toba. Ikan ini merupakan komoditi yang menjanjikan khususnya bagi masyarakat yang hidup di sekitar Danau Toba. Selain menu ikan siap saji, hasil olahan Ikan Pora-pora bisa berbentuk bakso dan kerupuk.

Festival Sejuta Budaya
Masyarakat Toba juga memiliki ajang pesta masyarakat yang lekat dengan identitas budaya mereka yang dikenal dengan Festival Danau Toba (FDT). Ajang yang sudah berlangsung sejak era 1980-an yang dulu dikenal dengan Pesta Danau Toba ini merupakan magnet pesta budaya bagi kaum wisatawan. FDT tahun ini berlangsung sejak tanggal 8-14 September di Samosir, Sumatera Utara. Ajang ini sedikitnya diikuti oleh 12 tim nasional dan 8 tim internasional yang menjunjung semangat kebersamaan dan sportifitas. Selain karnaval budaya, FDT juga menggelar World Drum Festival yang diramaikan oleh line up berskala nasional dan internasional. (ISJ – MALE 48)