There’s no business like showbiz!
Ungkapan tersebut sangat populer di industri hiburan. Boleh saja orang jago
bisnis, tapi di bidang showbiz
persoalannya tidak sederhana, tapi lebih complicated, sekaligus challenging
dari sudut pandang optimistis.
Dalam
industri hiburan, sebenarnya banyak buku yang bisa dijadikan rujukan, meski
pada kenyataannya antara teori dan fakta tidak selalu sama dan sebangun. Bahkan
untuk dunia hiburan di Indonesia sendiri ada tantangan yang lebih spesifik,
seperti yang ditulis di Male Zone,
MALE edisi 52.
Dunia
hiburan memang menarik dipelajari dan diselami. Menurut beberapa orang yang
terjun di industri ini, sebutlah Luthfi Don Fatboz, Candil, atau G-Pluck,
tertarik pada dunia tersebut ketika dulu sering mengurusi hal-hal manajerial
untuk band yang dimanajerinya. “Karena banyak sekali hal baru yang bisa
dipelajari, dari perencanaan merilis hingga launching sebuah album. Kita
dituntut berpikir kompleks,” ujar salah seorang dari mereka.
Yang
lain mengatakan bahwa tidak gampang menyatukan visi dan misi antara artis dan
manajer. Meski begitu, dengan berkomunikasi, semua masalah bisa diselesaikan.
Yup, dalam pekerjaan apa pun, masalah pasti ada, dan justru di situlah seninya
menjadi seorang manajer seorang artis atau band. “Kenyamanan bekerja antara
artis dan manajer itu yang menjadi dasarnya,” tambah Dynie, yang telah
menangani T2 sejak pertama kali muncul.
(MALE
51 http://male.detik.com)