Mobile Advertising

Perjalanan majalah digital interaktif di tablet cukup mengejutkan. Bukan saja karena secara kreatif media ini semakin matang, seiring dengan perkembangan teknologi, tapi perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan multinasional, sudah mulai memandang medium ini sebagai platformmasa depan.  

Memang, peralihan dari media cetak ke digital, tidak bergerak secara serentak, tapi dimulai dari negara maju lalu menyebar ke seluruh penjuru dunia, dipicu oleh para trendsetter lalu diikuti para follower.  

Animo mobile advertising di Indonesia dengan 120 juta penduduk yang telah menggunakan ponsel, masih memang belum tergarap dengan baik. Para advertiser masih ragu-ragu untuk menginvestasikan iklannya di media ini dibandingkan dengan di media iklan konvensional, seperti media cetak, juga televisi yang belanja iklannya paling besar.  

Padahal, banyak yang meramalkan, belanja iklan digital secara global berkecenderungan semakin membesar jumlahnya. Ini, tak lain, karena didorong oleh banyaknya permintaan untuk melakukan pemasaran produk atau jasa di perangkat mobile, seperti ponsel pintar dan tablet.  

ZenithOptimedia, misalnya, mencatat belanja iklan global pada tahun 2013 meningkat sebesar 3,6 persen. Perusahaan periklanan terbesar ketiga di dunia ini memprediksi belanja iklan akan meningkat 5,3 persen sampai dua tahun mendatang, lalu terus meningkat jadi 5,8 persen pada 2016. Prediksi belanja iklan tersebut berdasarkan data dari pemilik media dan biro iklan di 80 negara.  

Peningkatan belanja iklan tidak lain didorong oleh semakin maraknya pemakaian penggunaan mobile. Asal tahun saja, pengguna smartphone dan tablet di seluruh dunia mencapai 4,6 miliar. Bandingkan dengan pengguna internet yang jumlahnya baru mencapai 1,9 miliar. “Teknologi mobilemenciptakan peluang baru bagi pengiklan untuk berhubungan dengan konsumen,” kata Steve King, CEO ZenithOptimedia.  

Smartphone (dan tablet) agaknya telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan web. Di AS setidaknya, eMarketer memperkirakan waktu yang dihabiskan masyarakat untuk kegiatan seluler non voice (data) telah melampaui waktu yang dihabiskan online di komputer: desktop dan laptop.   Mobile tidak lagi tantangan di masa depan, melainkan di sini dan saat ini. Memang, setelah era flash dan GIF pengiklan dituntut untuk berkreasi di platform dengan teknologi baru. Format iklan mau tidak mau perlu penyesuaian, baik secara kreatif konten maupun teknologi, agar terlihat atraktif, dan menarik pembaca.  

Hal yang sama juga menjadi tantangan penerbit, yang harus selalu berkreasi dan melakukan inovasi dengan teknologi terkini. (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Cross Paasha Bali Seminyak

A Symphony of Style, Sophistication, and Balinese Charm Bali, Indonesia – In the heart of...

Merayakan Imlek 2024 Lebih Semarak di The Langham Jakarta 

Masuki tahun baik dengan energi positif dan pesta meriah yang lezat di T’ang Court  Perayaan...

Understand Digestive Imbalances During the Festive Season at RAKxa 

What are the Factors that Can Disrupt the Balance of Your Gut  During the winter...

Rocka Reopens at Six Senses Uluwatu, Bali

Rediscovering Sustainable Culinary Dining  Rocka Restaurant & Bar at Six Senses Uluwatu reopens its doors...

COAL Menghidupkan Suasana Bar di Jakarta Pusat

COAL adalah bar terbaru di Jakarta yang menyajikan koktail khas dengan sentuhan cita rasa...

Sunday Folks Luncurkan Aneka Pilihan Es Krim Artisanal di...

Merek asal Singapura ini menghadirkan pilihan es krim premium dan hidangan pencuci mulut di...

Popular Categories

Comments