Tuesday, June 30, 2015
Sunday, June 28, 2015
The Power of Social Media (2)
YouTube bukan
sekadar media sosial saat ini. Jutaan orang di dunia telah menikmati berbagai
layanan videonya. Awalnya mungkin terlihat remeh, tapi berikutnya adalah sebuah
kekuatan. Justin Bieber dan Adele adalah salah dua contoh orang yang berhasil
meroket berkat video yang diunggah ke platform
ini.
Media online yang dibuat 10 tahun yang lalu
ini bukan sekadar ajang penunjang komunikasi belaka. Lewat YouTube, justru ada
bakat yang mencuat dan menjadikan seseorang selebritas. Mungkin Steve Chen,
Chad Hurley, dan Jawed Karim tidak pernah mengira situs buatan mereka, YouTube,
menjadi panggung bakat bagi penggunanya.
Mengapa begitu
banyak yang mengunggah video ke YouTube, tapi hanya segelintir yang populer? Ternyata
bukan sekadar faktor keberuntungan tak bermain di sini!
YouTuber yang
berbakat biasanya mengerti bagaimana menghubungkan diri dengan budaya pop yang
berkembang di tengah masyarakat. Bahkan ia piawai menempatkan diri dengan
merespons topik yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat. Salah satunya
pembuatan video parodi bisa menjadi jalan cepat meraih popularitas. Video
parodi seperti yang dibuat Norman Kamaru semasa menjadi anggota Brigade Mobil,
misalnya, berhasil mengangkatnya ke dunia gemerlap, meski ia tak berniat menjadi
selebritas.
Bagi Wisnu Adji,
yang terlibat dalam produksi film Toba
Dreams, YouTube merupakan wadah buat orang yang memiliki bakat. “Dengan
adanya YouTube, orang bisa menyalurkan bakat terpendamnya. Kreativitas pun
tidak sebatas akting atau bernyanyi, tapi banyak bakat yang bisa
diperlihatkan,” ujar laki-laki yang kerap mengadakan kasting untuk artis film
itu.
Di era Web 2.0, media
sosial bukan lagi ajang penunjang komunikasi belaka. Pada zaman kejayaan digital
ini, informasi apapun bisa menyebar cepat bak virus melalui dunia maya (viral).
Melalui media sosial, seperti cerita di
atas, seseorang yang tadinya tidak dikenal masyarakat jadi populer – dari nobody menjadi somebody.
Lebih jauh, media
sosial saat ini ikut menentukan apa yang diperbincangkan masyarakat. Bahkan
media mainstream pun memperhitungkan
apa yang diperbincangkan di media sosial. Menurut penelitian, 70 persen wartawan
juga memiliki media sosial dan mengikuti apa yang sedang ramai dibicarakan,
karena mereka harus mencari isu apa yang sedang ramai di masyarakat.
Pendeknya, kekuatan
Internet yang mengubungkan seluruh penduduk dunia, membuat peristiwa sekecil
apapun di kota kecil sekali pun, bisa dengan cepat terkoneksi ke seantero
jagat. Apalagi bila informasi itu bergulir secara massif melalui media sosial.
Friday, June 26, 2015
Gran Meliá: Mendefinisikan Kembali Makna Hidup Nyaman
![]() |
Gran Melia Xian |
DENGAN terus bertumbuhnya pendapatan disposable;
meningkatnya jumlah orang yang mampu dan pendapatan pribadi, telah memicu
bertambahnya perjalanan wisatawan Indonesia ke luar, terutama untuk tujuan
rekreasi.
Menurut hasil penilitian TripBarometer yang dilakukan
oleh TripAdvisor baru-baru ini, 46% dari wisatawan Indonesia berencana
meningkatkan anggaran liburan mereka. Wisatawan Indonesia yang berlibur ke luar
negeri meningkat 25% pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan
angka peningkatan tersebut, industri perhotelan akan membidik destinasi wisata
yang memiliki aneka ragam budaya dan kota-kota yang dapat menyuguhkan
pengalaman gaya hidup hig-end bagi wisatawan Indonesia.
![]() |
Gran Melia Xian, Grand Suite Room |
Dengan kepadatan aktivitas saat berada di kota besar,
wisatawan modern membutuhkan suatu kenyamanan setelah beraktivitas seharian,
seperti ruang kamar dan suite yang luas dan indah secara estetika. Hal ini bisa
diperoleh dari resor urban yang menyambut kedatangan wisatawan dengan hangat,
suatu tempat peristirahatan yang memadukan kemewahan resor ke dalam gaya hidup
urban.
Dari dekorasi yang memukau, hidangan berseni yang
terbuat dari produk lokal yang segar, hingga krim SPA yang diracik sendiri,
hotel Gran Meliá menawarkan resor urban di seluruh dunia yang mendefinisikan
kembali makna hidup nyaman yang jauh dari rumah bagi para wisatawan.
![]() |
Gran Melia Xian, YHI Spa & Wellness |
Setiap properti Gran Meliá juga memiliki keunikan
masing-masing. Seperti misalnya taman hijau di Gran Meliá Rome di Italia, di mana
pelancong dari Indonesia dapat memulai hari mereka dengan menjelajah Vatikan
dan Basilika Santo Petrus, serta Gran Meliá Xian di Cina yang merupakan
destinasi yang tepat untuk mengenang Qin Terracotta Warriors. Setiap resor mewah
Gran Meliá menciptakan standar baru untuk hotel-hotel mewah di kota-kota
tersebut.
Gran Meliá secara cermat menyeimbangkan desain
dengan kebutuhan para wisatawan. Keistimewaan YHI Spa dan Wellness merupakan
tempat relaksasi untuk panca indera, perawatan tubuh, dan menyeimbangkan
pikiran dan jiwa. Para wisatawan dapat memanjakan diri dengan pijatan khusus,
hidroterapi, aromaterapi, refleksiologi dan perawatan wajah.
![]() |
Gran Melia Rome |
Red Glove Service dari Gran Meliá yang merupakan
pelayanan yang dijiwai dengan semangat budaya Spanyol, membuat wisatawan bisa
memanjakan serta memisahkan diri dari hiruk- pikuk atau keramaian kota di
sekitar mereka. Staf Gran Meliá yang berdedikasi bekerja tanpa lelah untuk
memastikan konsistensi keunggulan pelayanan yang intuitif dan mutakhir di oase
urban ini. Semua staf merupakan sumber informasi lokal yang tak terbatas
sehingga dapat melayani setiap kebutuhan wisatawan.
Ana Gomez, Direktur Guest Experiences Gran Meliá,
mengatakan, “Gaya hidup urban di era ke-21 telah membuat banyak orang
berkantong tebal namun miskin waktu. Oleh karena itu, Gran Meliá menawarkan
kamar mewah dan megah dengan nuansa santai – seperti di rumah sendiri – serta
wisatawan bisa mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan dengan mudah karena
sudah tersedia di setiap resor Gran Meliá. Kami percaya dengan berhati-hati
meracik ramuan ini, telah menjadi suatu trend bagi para wisatawan elit saat
ini.”
Didirikan pada tahun 1956 di Palma de Mallorca
(Spanyol), Meliá Hotels International adalah salah satu perusahaan hotel
terbesar di seluruh dunia serta pemimpin mutlak dalam pasar Spanyol, dengan
lebih dari 370 hotel (portofolio dan jaringan saat ini) di lebih dari 40 negara
dan 4 benua di bawah brand: Gran Meliá, Meliá Hotels & Resorts, Paradisus
Resorts, ME by Meliá, Innside by Meliá, Tryp by Wyndham dan Sol Hotels. Fokus
strategis pada pertumbuhan internasional memungkinkan Meliá Hotels
International untuk menjadi perusahaan hotel Spanyol yang pertama dengan
kehadirannya di pasar-pasar utama seperti China, Teluk Arab atau Amerika
Serikat, serta mempertahankan kepemimpinannya di pasar tradisional seperti
Eropa, Amerika Latin atau Karibia. Tingginya globalisasi, model bisnis yang
beragam, rencana pertumbuhan yang konsisten didukung oleh aliansi strategis
dengan investor besar dan komitmennya untuk pariwisata yang bertanggung jawab
adalah kekuatan utama dari Meliá Hotels International, serta menjadikannya
pemimpin Hotel Spanyol di Corporate Reputation (Merco Ranking).
![]() |
Gran Melia Rome, SPA |
Tentang Gran
Meliá Hotels & Resorts
Gran Meliá Hotels & Resorts mencerminkan sejarah
bergengsi Meliá Hotels International dan rumah bagi hotel paling mewah di
perusahaan seperti Gran Meliá Fenix (Madrid), Gran Meliá Palacio de Isora
(Canary Islands) dan Gran Meliá Rome Villa Agrippina. Dasar dari brand ini
adalah komitmen kepada hotel dan resor kelas pertama dengan rancangan
arsitektur yang menakjubkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Semua properti
Gran Meliá terletak di tujuan terpenting wisata dunia. Kunjungi: granmelia.com
Recharge Your School Holiday Season @ ‘Be Junior Harris Chef’ Event
Recharge your school holiday with fun
activities will be more memorable. Spent your weekend with the activity that enhances
your insight will be more exciting.
Continuing
success in the last several years, Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading
once again presents ‘Be a Junior Harris Chef’. With this event, children aged 5
to 15 years old are encouraged to becoming Junior Harris Chefs through fun and
simple cooking lessons, skill competition, and games. This event will be held
on June 20th, June 27th and July 4th, 2015 at Harris Terrace.
Through
this event, Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading expects to increase
those children to have hobbies and interest on cooking. Children participants
will be cooking some menu such as Klapertart (for children aged 5-8 years),
Pizza (for children aged 9-12 years) and Beef Tenderloin (for children aged
10-15 years).
In
the other hand, various fun activities at ‘Skill Competition’ session will
bring its own advantages. Painting on Handkerchief in the first session, Sushi
Decoration in the second session and also Fruit Carving at the third session
will improve creativity and accuracy.
Children
will also be playing fun games afterwards such as ‘Smell & Tell’ and ‘Guess
This Juice’.
Get
all the exciting experience with only Rp 215,000 nett/child/ session include
certificate and apron. Each session will be start from 10.00 AM. For further
information and reservation, do not hesitate to contact us at +62 21 4587 8200
or direct to +62 812 9025 4020, and we will be very pleased to book a table for
you.
Detailed
information can also be viewed on Facebook: Harris Hotel & Conventions Kelapa
Gading or Twitter: @HARRISKlpGading.
Harris
hotel & conventions Kelapa Gading with its motto “Healthy Lifestyle”, is a
four-star hotel and ideally located on Sentra Kelapa Gading Business District
which includes the well-known Kelapa Gading Mall and La Piazza Lifestyle
Centre. Only 40 minutes away from Soekarno-Hatta International Airport, 35
minutes away from the city centre and 20 minutes away from Jakarta
International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Harris hotel & conventions Kelapa
Gading is the perfect venue for business and leisure.
Harris
Hotels which represents by 16 hotels in operation and 29 more Harris Hotels
under development. A total of 45 Harris Hotels with 8.288 rooms will be
operated by 2015. Harris, a brand of Tauzia Hotel Management, is headquartered
at K-Link Tower, 25 Fl. Suite B, Jl. Jend Gatot Subroto Kav 59A, Jakarta 12950,
Indonesia.
For
more information, please visit www.harrishotels.com.
Travel and the Social Networks: Two Pillars of Friendship in 2015
- Mercure unveils results of international survey conducted with TNS Sofres
- Mercure Survey - TNS Sofrès March 2015 – a sample of 5,500 individuals from 13 counties: Germany, Italy, Brazil, Belgium, Spain, Portugal, Poland, the Netherlands, the UK, France, China, Japan and Australia
Mercure
hotels highlight local features to offer guests authentic shared experiences
and encounters. It was therefore only natural for the brand to take an interest
in the theme of friendship, through a survey conducted in collaboration with
Institut TNS Sofres1. The survey, which was carried out on a sample of 5,500
individuals from 13 countries, sheds new light on the notion of friendship in
an era characterized by Web 2.0 and a surge in travel. Nowadays, is it easier
to enlarge your circle of friends and open up more to others? Mercure unveils
this survey’s key findings.
Some
of the survey’s key findings:
- 56% of people who answered the survey have made friends while travelling
- 45% of the people questioned said that they contacted friends of friends from their social network when travelling
- 77% of people who answered keep in touch with their friends on social networks while travelling
What is friendship in 2015?
These
days, the circle of close friends consists of three to four people in all the
countries surveyed, though 7% of the French declare that they have no close
friends. The Japanese are the most solitary, with 16% of them declaring that
they have no close friends.
Not
surprisingly, the notion of close friendship is described as the sharing of
values, the absence of judgement and total availability for one another. More
than anything else, 83% of responders expect to be able to count on a close
friend.
A sphere of friends that is enlarged
through travel!
People’s
spheres of friends have also evolved and been transformed as a result of the
increase in travel. We are no longer just friends with the people who live near
us, but increasingly with people we have met when travelling in our own country
or abroad.
For
example, more than half of the travelers (56%) have forged friendships during a
trip. The Brazilians (84%), and most surprisingly given the language barriers,
the Chinese (71%), are keenest on these cosmopolitan encounters. Conversely,
the Japanese are the most reserved with only 11% of travelers declaring that
they have made friends this way.
The
survey also found that travelers make huge use of the social networks to
organize their itinerary and benefit from the sound advice of locals before
exploring the part of the world they are travelling to in the most authentic
way possible.
For
example, 45% of the people travelling said they contact friends of friends on
their social network when travelling. They seek their tips (49%) and their
company (30%). As well as the pleasure of knowing someone locally, the
respondents also show great foresight since 35% of them say they find it
reassuring to be able to count on an acquaintance if there’s a problem or
emergency. It’s worth noting that the Australians go a step further and contact
friends of friends mostly to ask if they can stay with them on their trip (35%
of respondents).
People
stay connected when we’re on holiday. 77% of the travelers stay in touch with
their friends on the social networks! Travel now confers status, and people
share their discoveries with their friends back at home or at work. Post cards
are dead! Long live photos (36%) and posts (32%)!
Social networks (re)create friendship bonds
Though
social networks cannot replace genuine friendships, they do create new
opportunities for encounters and serve to maintain friendship bonds. Let
shyness be gone, now it’s time for virtual encounters: 44% of social network
users have already become friends online with someone they’ve never actually
met! Of the social network users, the Chinese are the biggest “recruiters” of
virtual friends since nearly 72% of them become friends online with people
they’ve never met. The Brazilians follow closely behind at nearly 67%. As for
the French, they are the last on this list with just 26% of social network
users declaring that they have become friends online with a person they have
never met.
Social
networks are also used to stay in touch with “real” friends: 58% of social
networks users have already asked a person they have actually met to become a
friend online. Once again, the French appear to be shyer than the other
nationalities with only 42% declaring that they have done this, which means
they are at the bottom of the ranking compared with the rest of the world.
Lastly,
the Internet encourages the birth and above all the preservation of
friendships; people rediscover their best friend from primary school (61% of
the people questioned consider this to be the key advantage of social
networks), they don’t forget their loved ones’ birthdays (40%) and they send
their friends and family thoughts and photos (51%), all of which creates a
sense of daily proximity and sharing.
And who would you like to meet thanks
to the six friends theory?
The
“six-degrees-of-separation” theory, which claims that we are all only six
people away from everyone else on the planet is known the world over. One third
of the people surveyed have already heard of it! Because they are very active
on the social networks, this theory is best known in China, where 67% of
respondents knew about it.
It
would seem, therefore, that according to this theory, everyone can have potential
friendship connections with people who seem inaccessible. Does that mean George
Clooney could be a friend who’s “six-degrees-of-separation” away?
In
answer to the question “Who would you dream of meeting thanks to the Six
Friends Theory?” all the French respondents said they would like to meet a
celebrity, preferably a singer, a musician or a DJ (14%), especially the women.
About Mercure’s “The Six Friends Theory”
operation
The
hotel brand Mercure, which is present in 52 countries, set out to check the
six-degrees-of- separation theory during a worldwide digital operation called
“The Six Friends Theory”. The operation consisted of selecting a candidate and
taking him/her to meet an Aboriginal in Australia, thus proving that they were
only six degrees of separation away from each other. The call for applications
was a huge success and touched over 5 million internet users on the social
networks. The lucky winner went on a round-the-world trip via the Mercure hotel
network, following an itinerary that took her via the home locations of the
five people linking her to the Aboriginal.
Methodology
of Mercure survey - TNS Sofres March 2015
Online
survey based on a national representative sample in 13 countries: Germany,
Italy, Brazil, Belgium, Spain, Poland, Portugal, Netherlands, UK, France,
China, Japan and Australia. A total of 5 500 individuals aged from 16 to 65
years old from.
About Mercure
Mercure
is the midscale non-standardized brand of Accor, the world’s leading hotel
operator with 3,700 hotels and 180,000 employees in 92 countries. Mercure
hotels share common quality standards and are driven by passionate hoteliers.
Whether they are located in major city centers, by the seaside or in mountain
resorts, each establishment offers an authentic experience for both business
and leisure travelers. The Mercure network spans 711 hotels in 52 countries
around the globe, represents a real alternative to standardized or independent
hotels, and combines the power of an international network with professional
and digital expertise. For more information, visit www.mercure.com.
About TNS Sofres
TNS
Sofres is a leading marketing and opinion research provider in France, and part
of TNS, the global leader of international ad hoc research. TNS Sofres advises
clients on specific growth strategies around Brand & Communication,
Innovation, Stakeholder Management, and Retail & Shopper, based on
long-established expertise and market-leading solutions. With a presence in over
80 countries, TNS Sofres and other TNS companies have more conversations with
the world’s consumers than anyone else and understand individual human
behaviours and attitudes across every cultural, economic and political region
of the world.
Wednesday, June 24, 2015
Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer
Ngabuburit
serasa berada di Pasar Klewer, Solo
Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1436 Hijriah,
19 Juni s/d 5 Juli 2015, La Piazza Summarecon Kelapa Gading mempersembahkan
sebuah kegiatan yang menarik bagi para pecinta kuliner, juga para pecinta kain
Nusantara. "Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer" merupakan tema yang
diangkat dalam festival kuliner yang diadakan sembari menunggu saat berbuka
puasa, dibalut dengan nuansa dekorasi Jawa Tengah dengan menghadirkan replika
gerbang Pasar Klewer yang ada di Solo.
Tema tersebut diangkat sebagai salah satu bentuk
kepedulian Summarecon kepada para pedagang batik di Pasar Klewer yang tertimpa
musibah kebakaran beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan ini, selain bisa
mendapatkan beragam kuliner lezat, pengunjung juga bisa melihat dan mendapatkan
beragam kain batik khas Solo di area Multi Purpose Hall La Piazza dari 36
peserta Bazar Batik Pasar Klewer yang didatangkan langsung dari Solo.
Liliawati Rahardjo, Direktur Summarecon mengatakan,
“Kami tergerak memilih tema Pasar Klewer adalah berawal dari terjadinya insiden
kebakaran di Pasar Klewer pada bulan Desember lalu. Kebetulan, Summarecon juga
mempunyai event tahunan yaitu Jakarta
Fashion & Food Festival (JFFF), yang diselenggarakan setiap bulan Mei, yang
secara konsisten bertujuan menjadi sarana memelihara kekayaan budaya Indonesia,
serta mendorong industri berbasis budaya untuk maju. Oleh sebab itu, adanya
momentum bulan Ramadhan yang relatif cukup dekat dengan periode penyelenggaraan
JFFF, serta kami harapkan akan memberikan keuntungan yang baik bagi usaha
mereka, maka kami kolaborasikan pula event Pasar Klewer ini dengan program
kuliner ala Solo sebagai alternatif masyarakat berbuka puasa, serta dilengkapi
dengan hiburan khas Jawa.”
Banyak masyarakat umum yang kurang memahami bahwa
batik adalah sebuah proses dan bukan hanya sekedar motif, dan betapa sulitnya
proses pembuatan batik tersebut. Proses pembuatan batik itu sendiri sebenarnya
adalah sebuah kekayaan budaya yang harus dijaga agar tidak punah. Meskipun
Batik Indonesia telah ditetapkan UNESCO sebagai “World Heritage”, namun masih
membutuhkan berbagai program untuk menjaga kelestariannya. Hal ini pula
sekaligus yang membuat Summarecon tergerak untuk turut mensosialisasikannya ke
masyarakat serta mendorong kepedulian mereka.
Bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat
mengenai berbagai kualitas batik, maka terdapat dua area pemaparan batik.
Pertama yaitu di Multi Purpose Hall, pengunjung dapat mengeksplorasi batik umum
dengan kualitas rata-rata dan harga yang lebih terjangkau. Kedua adalah Galeri
Batik Eksklusif di La Prisma, yang menyediakan batik-batik terbaik berkualitas
tinggi dengan tingkat pembuatan cukup rumit dari Danar Hadi, Djawa, Puro
Mangkunegaran, dan Buana Alit Gallery.
Tak hanya pedagang batik, untuk melengkapi suasana
khas Solo, 10 peserta kuliner Pasar Klewer juga khusus didatangkan dari Solo,
yaitu Markobar, Srabi Solo Notosuman Ny. Handayani, Jamu Arum Sari, Pukis Telur
Kampung Asli & Lekker Solo Sumber Rejeki, Oleh-Oleh Khas Solo Ny.
Handayani, Nasi Liwet & Ayam Goreng Kampung Solo Asli Ny. Lany, Selat Segar
Galantin & Nasi Langgi Solo, Bakso Pak Min Penumping Solo, Dawet Bu Dermi
Pasar Gede Solo, dan Soto Ayam Lek Sri Asli Solo.
Salah satu yang cukup spesial adalah Markobar,
singkatan dari Martabak Kottabarat, menyajikan martabak manis dengan berbagai
topping seperti coklat kitkat dan ovomaltine yang saat ini sedang menjadi tren
di kalangan anak muda. Di Solo, Markobar berangkat dari usaha kaki lima yang
kemudian berkembang menjadi kafe tempat anak muda berkumpul. Usaha ini dirintis
oleh salah satu putra Presiden Jokowi.
Suasana berbuka puasa di event “Ngenteni Buka Ning
Pasar Klewer” semakin seru dengan hadirnya berbagai hiburan khas Jawa, antara
lain Gamelan, Tari Bedoyo Kirono Ratih yang langsung dibawakan oleh penari dari
Keraton Surakarta Hadiningrat pada 19 Juni 2015 pukul 18.30 WIB, juga yang
cukup menarik yaitu musik Keroncong yang dibawakan oleh Sundari Soekotjo dan
putrinya Intan Soekotjo pada 19 Juni 2015 pukul 19.00 WIB. Musik keroncong
meskipun awalnya berasal dari Portugis dan berkembang di daerah Tugu, Jakarta
Utara, namun dalam perjalanannya di sekitar tahun 50-an dikolaborasikan dengan
langgam Jawa sehingga melahirkan gaya tersendiri, di antaranya gaya keroncong
yang dipopulerkan oleh Waldjinah, atau lagu Bengawan Solo yang diciptakan oleh
Gesang. Hadir juga Endah Laras pada 27 Juni & 5 Juli 2015, pkl. 19.00 WIB.
Jam
operasional
Kuliner Pasar Klewer:
Minggu - Jumat >> pukul 16.00 - 23.00 WIB
Sabtu >> pukul 16.00 - 24.00 WIB
Bazar Batik Klewer & Galeri Batik Eksklusif:
Senin - Jumat >> pukul 12.00 - 22.00 WIB
Sabtu - Minggu >> pukul 11.00 - 23.00 WIB
Tentang La
Piazza
La Piazza adalah sebuah Lifestyle Center di Jakarta,
khususnya untuk daerah Kelapa Gading dan sekitarnya. La Piazza berhasil
mencitrakan dirinya sebagai The Best Meeting Point di Jakarta Utara yang
menawarkan fasilitas dining, sport & entertainment. Pengunjung pun dapat
menikmati makan malam sambil menikmati sajian live music setiap harinya di Dock
88 dengan jenis musik yang berbeda, mulai dari pop, top 40, light jazz, rock
ballad, hingga acoustic. Fasilitas lain yang juga bisa digunakan oleh para
pengunjung dan pebisnis di Jakarta adalah disediakannya La Prisma serta Multi
Purpose Hall (MPH) La Piazza untuk kebutuhan Exhibition dan Gathering.
AbraResto.com in Ramadhan 2015
Bulan Ramadhan adalah bulan yang teramat penting bagi
muslim di seluruh penjuru dunia. Begitu pula di Indonesia. Dengan populasi
penduduk mayoritas muslim, Ramadahan adalah bulan yang sangat istimewa bagi
Indonesia.
Dengan semangat Ramadhan ini pula, AbraResto.com
menyelenggarakan “Buka Puasa Bersama“ di hari Jumat, 19 Juni 2015.
Acara yang bertempat di Roca, Artotel Jakarta ini, di
hadiri oleh teman-teman media, foodies,
bloggers, dan juga community AbraResto.com. Dalam kesempatan tersebut, AbraResto juga
menghadirkan culinary expert Olivia
Wongso yang membagikan keahlian
memasaknya dalam cooking demo.
Untuk melengkapi semangat bulan Ramadhan,
AbraResto.com juga resmi meluncurkan halaman yang berdedikasi khusus untuk
Ramadhan 2015. Site ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi seputar
Ramadhan 2015 untuk semua yang menjalankan ibadah puasa. Dari informasi
mengenai info tempat berbuka puasa terbaik juga artikel-artikel menarik seputar
Ramadhan 2015 di blog AbraResto.com/jakarta/ramadhan-2015
Kunjungi website AbraResto.com Ramadhan 2015 dan
dapatkan informasi terbaru seputar promosi & deals juga info tentang top
restaurant yang berlokasi dekat masjid-masjid besar di Jakarta, Bandung,
Surabaya & Jogjakarta.
Dengan lebih dari 45,000 database & 33.000
pengulasan restaurant di 10 kota di Indonesia. AbraResto.com mempunyai lebih
dari ribuan community yang aktif mengikuti kegiatan AbraResto.com dalam
platform online & events AbraResto.
Dengan memanfaatkan layanan AbraResto.com,
memungkinkan pengguna baru, foodies,
dan wisatawan untuk menjelah dan mencari tempat makan berkualitas serta sesuai
dengan kebutuhan. Selain itu dengan jangkauan yang luas, seperti jenis makanan,
jenis tempat, dan bahkan fasilitas yang ditawarkan oleh gerai, pengguna dapat
menemukan jenis restoran yang mereka inginkan.
Selain memberikan informasi lengkap seputar makanan,
fitur sosial yang terdapat di AbraResto.com memungkinkan pengguna untuk
mendapatkan notifikasi mengenai restoran yang direkomendasikan oleh teman-teman
mereka dan pecinta makanan lain yang mereka di AbraResto.com.
Tuesday, June 23, 2015
Aussie
AUSTRALIA posisinya memang berada di bawah, tapi untuk urusan seni melambung tinggi di atas. Melbourne, bahkan disebut sebagai the city of art. Berkeliling Kota Melbourne seolah mengunjungi pameran seni dengan berbagai aliran. Di sepanjang jalan-jalan di kota saja dapat ditemukan beragam karya seni. Bahkan penempatannya sangat menakjubkan.
Sejak 1850-an, Pemerintah
Kota Melbourne mengeluarkan kebijakan mempercantik kota dengan menempatkan
banyak karya seni. Sampai 2015, kabarnya koleksi yang ada di dalam kota sudah
lebih dari 8.000 karya. Karya-karya itu sangat beragam, mulai karya dalam
ruangan, artefak, patung, seni instalasi, tugu peringatan, hingga berbagai bentuk
air mancur.
Sebagai kota yang lekat
dengan seni dan kebudayaan, Melbourne merupakan kota di Australia yang sarat
dengan hiburan. Berbagai festival diadakan setiap tahun, hingga akhirnya pesta
rakyat itulah yang menjadi alasan kuat berkunjung ke kota tersebut. Berikut ini
lima besar festival dengan predikat wajib kunjung: Laneway Festival, Melbourne
International Jazz Festival, Melbourne International Film Festival, Melbourne
Writers Festival, dan Melbourne Fringe Festival.
The Famous Melbournian Musician
Pada 1970-an, Australia
kebanjiran musikus dan penyanyi dari seberang lautan. Semua stasiun radio
memutar lagu-lagu dari Inggris dan Amerika. Kemudian muncul masalah ketika
stasiun radio harus membayar lagu yang diudarakan. Hal itu menimbulkan konflik
terbuka antara radio dan lisensi label di Australia. Walhasil, banyak stasiun
radio yang beralih ke label independen yang bermunculan di Australia.
Kondisi tersebut malah menguntungkan musikus di Australia. Para musikus pun menciptakan karya bercirikan warna musik Australia, meskipun ada beberapa yang membawakan cover version penyanyi terkenal. Konflik yang membuahkan kreativitas ini mengangkat nama AC/DC, Sherbet, dan John Paul Young di dunia musik lokal. Di samping itu, media lokal turut mendukung keberadaan musikus lokal yang memperkaya kreativitas mereka.
Karya orisinal hasil
kreativitas mereka pun menjadikan para musikus ini sukses di luar Australia.
Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, AC/DC, Rose Tattoo, dan Little River Band
mereguk kesuksesan di luar tanah air mereka. Diam-diam pula beberapa penyanyi,
seperti Olivia Newton-John, mencecap keberhasilan di Amerika. Single-nya Let Me Be There meraih Country Music Association Female Vocalist of
the Year pada 1974.
Keindahan suara Olivia
Newton-John mengalahkan musikus asal Nashville, seperti Loretta Lynn, Dolly
Parton, dan Tanya Tucker. Kemenangannya itu mengundang protes, karena Olivia
Newton-John bukanlah asli Amerika. Namun ia malah dibela oleh penyanyi country lainnya, seperti Stella Parton,
saudara Dolly Parton, yang kemudian merilis lagu Ode to Olivia (1976).
Berbicara tentang
Melbourne berarti berbicara mengenai Air Supply, grup yang membawakan lagu-lagu
bergenre soft rock. Lirik lagunya
dikenal memiliki kedalaman tema tentang cinta, yang disukai pasar, dengan
harmonisasi yang sangat kuat. Dua personel grup ini, Russell Hitchcock dan
Graham Russell, sangat tersohor.
Pada 1977, mereka menjadi
band pembuka dalam tur Rod Stewart di Australia, yang kemudian membawa Air
Supply pada konsernya di Amerika dan Kanada. Tiga tahun kemudian, dengan Lost in Love, mereka mengangkangi
Amerika dengan penjualan lebih dari 3 juta keping. Air Supply pun menjelma
ibarat pohon besar dengan akar yang sangat dalam.
Sejumlah nama yang
mendulang kesuksesan di luar negeri, di antaranya, Nick Cave and the Bad Seed,
Little River Band, Jason Donovan, Kylie Minogue, Dannii Minogue, Tina Arena,
dan Jet. Perbedaan adalah kreativitas yang mereka pertaruhkan. Meskipun
sepintas memiliki kemiripan dengan musikus dan penyanyi sejenis, sebenarnya
musiknya jauh berbeda.
Seperti dikatakan oleh
Nick Cave, musikus dan penulis lagu dari Australia, ada faktor yang membuat
mereka dapat menelurkan karya yang baik. Faktor tersebut adalah mencari,
mengumpulkan, dan meramu bahan yang ada menjadi sesuatu yang belum pernah
tercipta. Identitas para musikus itu sangat melekat pada karya mereka, baik lagu
maupun kemampuan musikalitas yang dimiliki. Kekuatan dan bakat itulah yang
membuat nama mereka melambung. Perhatikan saja Tina Arena, yang dipuji-puji
media di luar Australia sebagai penyanyi yang memiliki karakter vokal yang kuat
dan mulus serta pitch yang sempurna.
Paul Dempsey adalah
contoh musikus abad ke-21 asal Melbourne yang memiliki kemampuan memainkan
instrumen, mulai piano, gitar, drum, hingga perkusi. Ia terbukti mampu mengolah
musiknya dengan baik hingga menghasilkan karya yang dahsyat. Bersama band-nya,
Something for Kate, ia mendapat berbagai penghargaan dalam acara musik
bergengsi.
Mengulik Melbourne
berarti mengulas pula genre electronic
dance. Genre ini sangat populer di kota tersebut sebanding dengan festival
yang terselenggara sepanjang tahun. Maka hadirlah School of Synthesis, yang
salah satu pemiliknya Davide Cerbone, produser musik bergenre electronic dance.
Saking populernya genre itu, ada band rock yang memasukkannya dalam komposisi
musiknya, seperti yang dilakukan band Regurgitator dan Rogue Traders.
Wednesday, June 17, 2015
Enjoy Ramadhan with Fame Hotel Gading Serpong
Marhaban Ya Ramadhan! Dengan datangnya bulan suci ini,
Fame Hotel Gading Serpong Mengenalkan promo “Enjoy Ramadhan” dengan berbagai
penawaran menarik selama bulan puasa hingga lebaran nanti.
Bagi Anda yang memiliki agenda meeting dan ingin mencoba meeting
dengan suasan yang berbeda. Fame Hotel Gading Serpong siap memberikan promo
menarik khususnya di bulan Ramadhan ini. Anda bisa menikmati fasilitas meeting yang lengkap dan harga yang
terjangkau, karena di bulan Juni dan Juli 2015 selama Ramadhan berlangsung Fame
Hotel Gading Serpong akan memberikan diskon 35% dari harga biasanya.
Selain itu,
jika Anda ingin buka puasa bersama dan makan sepuasnya, Fame Hotel menyediakan
paket untuk berbuka puasa bersama yaitu Rp 75.000net/orang, Anda sudah bisa
menikmati bermacam-macam sajian dari Hall of Fame. Mulai dari free tajil, lalu diikuti appetizer, maincourse, hingga dessert
yang spesial dibuat oleh Head Cheff Hall of Fame, Rismiantoro.
“Enjoy Ramadan” juga tidak lengkap promo kamar. Untuk
promo kamar selama bulan puasa, Fame Hotel menawarkan paket kamar seharga Rp
400.000net/room/night. Harga tersebut tentunya sudah termasuk dengan banyaknya
benefit, yaitu menginap 1 (satu) malam di Superior Room, Paket Buka Puasa atau
sahur (untuk 2 orang), free tajil,
dan juga diskon 50% untuk pelayanan laundry.
Promo ini berlaku mulai dari 16 Juni hingga 26 Juli 2015. Begitu Anda masuk ke area
lobi akan ada suguhkan berbagai dekorasi yang menghiasi sudut lobi tersebut.
“Tamu-tamu juga bisa berfoto-foto di area lobi, karena ada dekorasi bertemakan
Ramadhan yang unik, kami siapkan tepat dekat pintu lobi,” tutur Evriansyah, Hotel
Manager Fame Hotel.
Tidak hanya itu, melalui promo ini Anda juga bisa
mengikuti program “Wonderful Holiday”. Dimana anda dapat berkesempatan berlibur
ke Hong Kong, atau Thailand, dan destinasi domestik (Bromo dan Borobudur) untuk
2 (dua) orang. Syarat mengikuti program
ini adalah dengan mininal menginap 1 (satu) malam.
Famehotel
Paramount Serpong
T. (+62) 21 –
2930 333
Tuesday, June 16, 2015
Baharat @ The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place
The
Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place presents Baharat, an exclusive Iftar Venue
will be operating for the whole month of Ramadan. Baharat is located at 4th
floor Ballroom Foyer. It will be opened from 18 June – 16 July, 2015 and will
serve food from 17.30 – 22.00pm. Baharat concept brings a sophisticated,
exclusive hospitality to the guests who will experience the lavish Iftar dining
complete with a large selection of Middle Eastern and local delicacies.
Baharat
derived from the Arabic word for “spices”. It’s a blend of spices that lend a
particularly Middle Eastern flavor to each palate. This year, the hotel is
hosting a visit from two Guest Chefs, Chef Mahmoud Al-Tanayeb from The Ritz-Carlton,
Dubai International Financial Centre (DIFC) and Pastry Chef Khaled Rashwan from
The Ritz-Carlton, Doha. Baharat will offer food stations with Mezze, Grills,
Tagines and also Persian Pastries from the pastry chef. Indonesian and Asian
offerings from the culinary team will be available in custom interior designed
ambiance.
Transformed
into a lavish tent with contemporary Middle Eastern decor, the spacious
air-conditioned restaurant within the mall will be an ideal venue for
socializing with friends and family during holy month of Ramadan. Baharat
offers a good choice of venue and possibilities to impress the guests with
capacity up to 250 persons. With the entertainment of Arabic music and dance,
the hotel will ensure the guests to enjoy the ambience, and experience the true
spirit of Ramadan.
The
Baharat buffet at the hotel’s ballroom foyer will be available daily for the
month of Ramadan from 17.30 – 22.00pm at the price of Rp. 250,000++ per person
inclusive of a welcome drink.
For
reservations please call at 62 21 2550 1888.
![]() |
Baklava & Dates |
The
Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place is a place for those who prefer to have the
comfort of home while indulging in the legendary personal service and warm
hospitality from The Ritz-Carlton Ladies and Gentlemen. Conveniently located
next to The Jakarta Stock Exchange, easily accessible from anywhere in the
city, the hotel is perched on top of Pacific Mall & Entertainment complex.
The hotel features 62 guest rooms which include 20 Superior Grand Club Rooms,
23 Deluxe Grand Club Rooms, 8 Executive Grand Club Rooms, 7 Mayfair Suites, 2
Mayfair Spa Suites, 1 Ritz-Carlton Suite and 1 Presidential Suite. A total of
139 residences are available in 1 bedroom, 2 bedrooms and 3 bedrooms units. The
Club Lounge features ample seating and working space, 2 meeting rooms, business
center services and complimentary Wireless Internet access. Pacific Restaurant
& Lounge offers a buffet selection and ala carte menu with International
and Asian cuisines. Four private dining rooms are available for exclusive
functions. 8 Lounge an ideal open air lounge to enjoy romantic escape. A
3,800sqm ballroom and 3,800sqm pre function area can cater up to 10,000 people
for standing reception or 2,400 people of sit down banquets.
Sushi Kiosk: Grab & Go!
Gerai Sushi Kiosk hadir
dengan konsep baru Grab & Go dan lebih seru. Ini akan jadi pilihan praktis
bagi penggemar makanan Jepang yang sibuk dan tidak memiliki waktu banyak untuk
makan di tempat.
Konsep baru Grab & Go
dari Sushi Kiosk ini menawarkan konsep unik, di mana customer dapat langsung memilih menu pada rak display yang ada dengan cepat, praktis, simple dan tidak perlu
menunggu lama serta langsung membawanya ke meja kasir. Customer dapat menikmati
menu tersebut tidak hanya secara take
away, namun untuk para penikmat Sushi yang punya sedikit waktu luang dan
ingin langsung menikmati di tempat juga bisa. Dan tentu saja dengan jaminan
kesegaran bahan makanan berkualitas!
Henky Pho, General
Manager Shusi Kiosk menyampaikan, “Sushi Kiosk dengan konsep baru Grab & Go
ini khusus kami persembahkan untuk para customer setia kami. Dengan zaman yang
sudah berubah dan semua serba cepat, customer kami tetap dapat menikmati
makanan Jepang kegemarannya dengan praktis dan tentunya berkualitas. Kami
berkomitmen untuk tetap hadir dengan bebagai inovasi produk baru sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan saat ini.”
Lebih jauh, Henky
menambahkan bahwa konsep baru dan lebih seru ini hadir dengan ragam menu
makanan Jepang yang begitu kaya, mulai dari sushi, sashimi, bento dan onigiri
yang dijamin mengundan selera, sesuai kebutuhan dengan harga terjangkau.
Sushi Kiosk pertama kali
hadir di bawah Manajemen PT Sushi Tei Indonesia dan menjadi penggagas konsep
Sushi Grab & Go pertama di Indonesia. Selain gerai yang berlokasi di Puri
Indah Mall, Sushi Kiosk juga dapat ditemui di Mall Ciputra, Carrefour Lebak
Bulus, Mall Alam Sutera, WTC II Sudirman, Giant Ekstra Sentul, Giant Ekstra
Bintaro dan Giant Ekstra BSD. Dengan konsep unik dan praktis ini, membuat para
penggermar Sushi kini memiliki banyak pilihan karena Sushi Kiosk juga membuka
gerainya di Surabaya dan pulau Bali.
Bagi para penikmat
Sushi….., let’s Grab & Go at Sushi
Kiosk... and enjoy it!
Subscribe to:
Posts (Atom)