Ngabuburit
serasa berada di Pasar Klewer, Solo
Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1436 Hijriah,
19 Juni s/d 5 Juli 2015, La Piazza Summarecon Kelapa Gading mempersembahkan
sebuah kegiatan yang menarik bagi para pecinta kuliner, juga para pecinta kain
Nusantara. "Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer" merupakan tema yang
diangkat dalam festival kuliner yang diadakan sembari menunggu saat berbuka
puasa, dibalut dengan nuansa dekorasi Jawa Tengah dengan menghadirkan replika
gerbang Pasar Klewer yang ada di Solo.
Tema tersebut diangkat sebagai salah satu bentuk
kepedulian Summarecon kepada para pedagang batik di Pasar Klewer yang tertimpa
musibah kebakaran beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan ini, selain bisa
mendapatkan beragam kuliner lezat, pengunjung juga bisa melihat dan mendapatkan
beragam kain batik khas Solo di area Multi Purpose Hall La Piazza dari 36
peserta Bazar Batik Pasar Klewer yang didatangkan langsung dari Solo.
Liliawati Rahardjo, Direktur Summarecon mengatakan,
“Kami tergerak memilih tema Pasar Klewer adalah berawal dari terjadinya insiden
kebakaran di Pasar Klewer pada bulan Desember lalu. Kebetulan, Summarecon juga
mempunyai event tahunan yaitu Jakarta
Fashion & Food Festival (JFFF), yang diselenggarakan setiap bulan Mei, yang
secara konsisten bertujuan menjadi sarana memelihara kekayaan budaya Indonesia,
serta mendorong industri berbasis budaya untuk maju. Oleh sebab itu, adanya
momentum bulan Ramadhan yang relatif cukup dekat dengan periode penyelenggaraan
JFFF, serta kami harapkan akan memberikan keuntungan yang baik bagi usaha
mereka, maka kami kolaborasikan pula event Pasar Klewer ini dengan program
kuliner ala Solo sebagai alternatif masyarakat berbuka puasa, serta dilengkapi
dengan hiburan khas Jawa.”
Banyak masyarakat umum yang kurang memahami bahwa
batik adalah sebuah proses dan bukan hanya sekedar motif, dan betapa sulitnya
proses pembuatan batik tersebut. Proses pembuatan batik itu sendiri sebenarnya
adalah sebuah kekayaan budaya yang harus dijaga agar tidak punah. Meskipun
Batik Indonesia telah ditetapkan UNESCO sebagai “World Heritage”, namun masih
membutuhkan berbagai program untuk menjaga kelestariannya. Hal ini pula
sekaligus yang membuat Summarecon tergerak untuk turut mensosialisasikannya ke
masyarakat serta mendorong kepedulian mereka.
Bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat
mengenai berbagai kualitas batik, maka terdapat dua area pemaparan batik.
Pertama yaitu di Multi Purpose Hall, pengunjung dapat mengeksplorasi batik umum
dengan kualitas rata-rata dan harga yang lebih terjangkau. Kedua adalah Galeri
Batik Eksklusif di La Prisma, yang menyediakan batik-batik terbaik berkualitas
tinggi dengan tingkat pembuatan cukup rumit dari Danar Hadi, Djawa, Puro
Mangkunegaran, dan Buana Alit Gallery.
Tak hanya pedagang batik, untuk melengkapi suasana
khas Solo, 10 peserta kuliner Pasar Klewer juga khusus didatangkan dari Solo,
yaitu Markobar, Srabi Solo Notosuman Ny. Handayani, Jamu Arum Sari, Pukis Telur
Kampung Asli & Lekker Solo Sumber Rejeki, Oleh-Oleh Khas Solo Ny.
Handayani, Nasi Liwet & Ayam Goreng Kampung Solo Asli Ny. Lany, Selat Segar
Galantin & Nasi Langgi Solo, Bakso Pak Min Penumping Solo, Dawet Bu Dermi
Pasar Gede Solo, dan Soto Ayam Lek Sri Asli Solo.
Salah satu yang cukup spesial adalah Markobar,
singkatan dari Martabak Kottabarat, menyajikan martabak manis dengan berbagai
topping seperti coklat kitkat dan ovomaltine yang saat ini sedang menjadi tren
di kalangan anak muda. Di Solo, Markobar berangkat dari usaha kaki lima yang
kemudian berkembang menjadi kafe tempat anak muda berkumpul. Usaha ini dirintis
oleh salah satu putra Presiden Jokowi.
Suasana berbuka puasa di event “Ngenteni Buka Ning
Pasar Klewer” semakin seru dengan hadirnya berbagai hiburan khas Jawa, antara
lain Gamelan, Tari Bedoyo Kirono Ratih yang langsung dibawakan oleh penari dari
Keraton Surakarta Hadiningrat pada 19 Juni 2015 pukul 18.30 WIB, juga yang
cukup menarik yaitu musik Keroncong yang dibawakan oleh Sundari Soekotjo dan
putrinya Intan Soekotjo pada 19 Juni 2015 pukul 19.00 WIB. Musik keroncong
meskipun awalnya berasal dari Portugis dan berkembang di daerah Tugu, Jakarta
Utara, namun dalam perjalanannya di sekitar tahun 50-an dikolaborasikan dengan
langgam Jawa sehingga melahirkan gaya tersendiri, di antaranya gaya keroncong
yang dipopulerkan oleh Waldjinah, atau lagu Bengawan Solo yang diciptakan oleh
Gesang. Hadir juga Endah Laras pada 27 Juni & 5 Juli 2015, pkl. 19.00 WIB.
Jam
operasional
Kuliner Pasar Klewer:
Minggu - Jumat >> pukul 16.00 - 23.00 WIB
Sabtu >> pukul 16.00 - 24.00 WIB
Bazar Batik Klewer & Galeri Batik Eksklusif:
Senin - Jumat >> pukul 12.00 - 22.00 WIB
Sabtu - Minggu >> pukul 11.00 - 23.00 WIB
Tentang La
Piazza
La Piazza adalah sebuah Lifestyle Center di Jakarta,
khususnya untuk daerah Kelapa Gading dan sekitarnya. La Piazza berhasil
mencitrakan dirinya sebagai The Best Meeting Point di Jakarta Utara yang
menawarkan fasilitas dining, sport & entertainment. Pengunjung pun dapat
menikmati makan malam sambil menikmati sajian live music setiap harinya di Dock
88 dengan jenis musik yang berbeda, mulai dari pop, top 40, light jazz, rock
ballad, hingga acoustic. Fasilitas lain yang juga bisa digunakan oleh para
pengunjung dan pebisnis di Jakarta adalah disediakannya La Prisma serta Multi
Purpose Hall (MPH) La Piazza untuk kebutuhan Exhibition dan Gathering.
No comments:
Post a Comment