Selalu ada tren baru di
dunia maya, termasuk media sosial. Dalam acara Social Media Week 2015 Februari
lalu, Antonny Liem, CEO PT Merah Cipta Media Indonesia, menyatakan 74 persen
penduduk Indonesia aktif mengakses media sosial, dan menjadikannya sebagai lifestyle.
Rasanya belum reda
euforia berfoto selfie atau tren meme
di Path. Kini muncul tren rekaman video berisi adegan lucu, yang tersebar di
Instagram dan YouTube, terutama sejak ada fitur video berdurasi 15 detik yang
membuat aplikasi tersebut kian lengkap.
Setelah marak beredar
video beradegan lucu, muncul tren baru video
live streaming, yang kini menjadi primadona. Meskipun tak sebesar Facebook,
dengan jumlah follower dan pengguna
yang masih menduduki posisi pertama, kehadiran Periscope menciptakan euforia
baru di jagat media sosial.
Ketenaran Periscope
mencuat setelah secara resmi diluncurkan oleh Twitter pada Maret 2015. Bahkan
media sosial yang dikembangkan oleh Kayvon Beykpour dan Joseph Bernstein itu
diunduh jutaan pengguna. Periscope disebut-sebut
warna baru citizen journalism. Sebab,
setiap orang bisa merekam momen dan peristiwa yang terjadi, lalu dapat
disaksikan langsung oleh masyarakat luas melalui media sosial.
Fenomena Periscope
setidaknya dipengaruhi oleh dua faktor: pertama, pengaruh pengguna lain, dan
kedua, aplikasi itu sendiri, yang terintegrasi langsung dengan media sosial
Twitter. ”Saat sign up, secara
otomatis muncul notifikasi yang terhubung dengan Periscope. Dari situ, orang
kemudian penasaran membuka aplikasi ini,” kata Enda Nasution, blogger, penggiat media sosial, dan founder Sebangsa, aplikasi media sosial
Indonesia.
Bermain Periscope memang
simpel, hanya bermodal smartphone,
semua orang bisa membuat streaming video,
yang bisa dibagikan secara real-time
kepada follower Twitter di mana saja,
kapan saja tanpa rekayasa, dan lebih nyata.
Bukan hanya masyarakat
awam, para selebritas pun tak ketinggalan mengikuti tren ini. Mereka seolah
memiliki channel live streaming
sendiri. Di Indonesia, ada beberapa selebritas yang memiliki akun Periscope,
antara lain, Lukman Sardi, Tarra Budiman, Raffi Ahmad, Kemal Pahlevi, Ge
Pamungkas, Luna Maya, Agnes Monica, dan Gamaliel Tapiheru.
Seleb internasional juga
dilanda demam Periscope. Sebut saja Tony Hawk, Jimmy Fallon, Tyra Banks, Arnold
Schwarzenegger, Katy Perry, Jared Leto, dan masih banyak yang lain. Politikus
seperti Hillary Clinton bahkan menggunakan Periscope dalam kampanye pertamanya
di Roosevelt Island, New York.
Tak cuma menjadikan Periscope
ajang eksistensi atau ketenaran, selebritas acap kali menggunakannya sebagai
media komunikasi interaktif dengan penggemar. “Gue salah satu pengguna
Periscope. Guw bikin akun ini biar bisa ngobrol dengan follower dan fan,” ujar komedian Kemal Pahlevi.
Mereka bisa melakukan live streaming dan berinteraksi langsung
lewat komentar yang muncul di layar smartphone. Dengan begitu, penggemar merasa
lebih dekat dengan idolanya serta bisa melihat kegiatan sang artis dan no filter. Bahkan siaran tersebut bisa
dilihat ulang dalam waktu 24 jam dengan memutar kembali rekamannya.
Berbeda dengan aplikasi
serupa, Snapchat, misalnya, yang dalam hitungan waktu tertentu rekaman video
bisa langsung terhapus. Adapun aplikasi Meerkat hanya bisa direkam dan dilihat
saat live. Soal privasi, Periscope
punya sistem menarik sehingga pemilik akun bebas menentukan follower yang bisa melihat live streaming tersebut. Hal ini pun
bisa dimanfaatkan oleh selebritas yang menginginkan privasi.
Sumber: MALE Zone, MALE 148 http://male.detik.com
No comments:
Post a Comment