Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Pernah ikut interview kerja dan ditanya, “Ceritakan tentang diri Anda?”—lalu langsung nge-blank? Tenang, itu normal. Pertanyaan simpel itu sebenarnya jebakan Batman. Kita biasanya jawab dengan status: sekolah di mana, kerja di mana, prestasi apa. Tapi… kalau semua itu hilang, siapa lo sebenarnya?
Di era digital, problem ini makin parah. Identitas orang gampang banget dipengaruhi likes dan komentar. Ada yang rela pura-pura jadi orang lain demi engagement. Padahal kalau like turun, eksistensi ikut ambyar.
Contoh real: Naomie Pilula, pengacara asal Zambia, viral gara-gara selfie-nya dibanjiri komentar pedas soal fisik. Awalnya down, tapi akhirnya dia ngegas balik: “Ya, gue nggak cantik standar estetika. But that’s okay. Gue cinta diri gue, dan itu bikin gue bersinar dengan cara gue sendiri.” Respect.
Banyak juga eksekutif yang kena krisis identitas begitu pensiun. Dulu semua hormat karena jabatannya, sekarang label itu lenyap. Yang bertahan adalah mereka yang berani redefinisi diri—bukan sekadar mantan bos, tapi manusia dengan misi baru.
Eksistensi itu proses
David Mandel, penulis skenario di Amerika, pernah hidup enak di apartemen mewah. Pas bangkrut, dia balik ke rumah orang tua. Down? Iya. Tapi dari titik nol itu, dia sadar: identitas sejati nggak pernah ada di titel atau properti. Dia bilang, “Kadang lo harus kehilangan jati diri versi lama, buat nemuin jati diri yang sebenarnya.”
Heather Plett, mentor hidup, juga ngomong hal sama: identitas itu bukan produk jadi, tapi proses. Kita berubah terus. Dan psikolog Julian Frazier nambahin: identitas lo nggak cuma di kepala, tapi juga di tubuh, di gerakan, di aksi sehari-hari.
So, gimana caranya lo bisa eksis beneran?
5 Cara Perkuat Eksistensi Lo
- Hadapi krisis. Jangan lari. Kehilangan kerjaan bisa jadi pintu ke identitas baru.
- Buang label sempit. Lo lebih dari sekadar jabatan. Atlet yang cedera bisa jadi coach, inspirator, atau apa pun yang bikin hidup tetap jalan.
- Hidupkan nilai. Eksistensi sejati ada di value. Lo eksis bukan saat lo punya jabatan, tapi saat berani jujur, atau saat tetap peduli di tengah chaos.
- Catat momen eksistensial. Nulis jurnal kecil tiap malam bikin lo sadar kapan lo benar-benar “hadir”.
- Bangun koneksi. Eksistensi makin nyata saat lo dilihat, didengar, dan nyambung dengan orang lain.
Pada akhirnya, eksistensi itu bukan soal viral, bukan soal titel kece, bukan juga soal jabatan fancy di kartu nama. Eksistensi itu lo hadir 100%, jadi diri lo sendiri, dan tetep tegak meski dunia nyodorin sejuta label.
That’s when you’re truly alive. (*)
Mesin Uang AliExpress: Cara Mencetak Dolar Lewat Dropshipping
Bisnis Kecil, Branding Besar: Rahasia UMKM Sukses di Era Digital, Tanpa Modal Besar