Table for Seven

Tonight’s dinner at Ce Wei, GF, Intiland Tower (used to be Dharmala Sakti) next to ANZ Building Jl Jend Sudirman/KH Mas Mansyur Jakarta. @7.30pm, 7 of us. Cu!

Pesan pengingat itu dikirim melalui Facebook Mobile. Ya, untuk kesekian kalinya kami berkumpul dalam sebuah perjamuan makan malam dengan pilihan tempat yang berpindah-pindah. Kami sebut ini sebuah ritual – menikmati wine dinner sambil mengobrol ringan.

Penggagasnya adalah Ida Bayuni, pemilik konsultan PR (public relations) B&W Communications, yang didirikannya sejak Juni 2001. Pesertanya adalah beberapa wartawan senior, serta klien B&W yang kebetulan kali ini adalah Singapore Tourism Board (STB), Jakarta – diwakili oleh Chooi Yee Choong (Regional Director ASEAN & Oceania) dan Retno Putri Nugroho (Asst. Manager, Tourism Business Indonesia). Para wartawan yang hadir, selain saya adalah M. Rasyid Ganie (Djakarta), Wahyu Indrasto (Eksekutif), dan Sari Narulita (Her World).

Ce Wei Restaurant yang berlokasi di Intiland Tower Jakarta itu adalah venue ke sekian yang kami pilih. Kalau biasanya yang kami kunjungi adalah wine lounge, kali ini adalah restoran cina. Master chefs-nya berasal dari Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

Cina mempunyai kekayaan kuliner yang kaya, serta mengembangkan seni masak-memasak yang mengagumkan. Ragam maupun gaya masakanya unik dari daerah ke daerah, masing-masing dengan kekhasan masakan tersendiri. Mulai dari hidangan ringan dan lembut hingga yang sophisticated dan penuh gaya.

Di Ce Wei kami bertujuh bisa merasakan hidangan manis asam ala Hunan, atau masakan ala Szechuan yang pedas, atau ala Kanton yang khas dengan tumis-tumisannya. Sekadar pengetahuan, harga makanan di Ce Wei dengan porsi standar berkisar 10 – 30 dolar AS per orang.

Yang sulit adalah bagaimana memadukan makanan tersebut dengan wine? Selain tidak ada sommelier-nya di restoran tersebut, yang lebih parah wine cellar-nya juga tidak ada. Tapi itu bukan halangan, Pak Chooi dari STB sudah berniat membawa sendiri minuman, tidak hanya wine tapi juga Baileys Irish Cream.

Minuman pertama, white wine asal Napa Valley, California. Wine Chardonnay tahun 2006 ini pas untuk pembuka, rasanya sedikit manis, dan menerbitkan selera untuk mencoba course-course yang lain.

Wine berikutnya adalah jenis merah Cabernet Merlot tahun 2004, asal Australia. Rasanya kompleks, dengan meski masih tergolong ringan. “Pilihan saya selalu red wine,” ujar Ida, dan ini diamini oleh yang lain.

Related Stories

spot_img

Discover

Ekonomi Indonesia 2025: Krisis Double Trouble yang Bikin Was-Was

Oleh Burhan Abe Pertumbuhan ekonomi kita di awal 2025 ini mirip orang sakit yang susah...

Update Properti Jakarta Kuartal 1 2025: Stabil Tapi Tetap...

Kuartal pertama 2025 menunjukkan kalau pasar properti Jakarta lagi berada di fase yang cukup...

LW Design Group Bawa Oase Bergaya Bali ke Jantung...

One & Only One Za’abeel Hadirkan F&B Podium Spektakuler yang Menyatukan Ketangguhan Urban dengan...

Alila Dong’ao Island Zhuhai

Pelarian Gaya Jetset ke Pulau Rahasia Tiongkok Bayangkan ini: lo lepas landas dari Zhuhai naik...

Amanzoe Bangkit Lagi, Liburan 2025 Bakal Makin Gila

Bayangin lo berdiri di atas bukit sunyi Peloponnese, Laut Aegea membentang sejauh mata memandang,...

Keindahan Tak Tersentuh: Sebuah Pelarian Mewah di Garrya Mu...

Di utara Vietnam, tersembunyi di antara deretan pegunungan berselimut kabut dan sawah bertingkat yang...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here