Setiap orang pasti menginginkan kehidupan rumah tangga yang ideal dan harmonis. Tapi mempertahankan tali perkawinan bukanlah perkara mudah. Apalagi, dalam kehidupan perkotaan yang banyak godaannya. Kebosanan, konflik internal, hingga kehadiran orang ketiga, tidak ayal membuat perkawinan seperti berada di ujung tanduk. (Burhan Abe)
Selingkuh? Kosa kata ini sangat populer dalam 5-6 tahun terakhir ini. Tidak seperti dulu, yang sekadar mengucapkannya merasa tabu, tapi kata tersebut kini hadir dengan entengnya dalam percakapan sehari-hari, dalam seminar, dalam fiksi, bahkan dalam lirik lagu-lagu pop.
Begitulah, selingkuh adalah godaan yang biasa dalam kehidupan rumah tangga. Hanya saja, selingkuh bukan badai besar tapi godaan kecil saja dalam kehidupan. Bahkan mungkin Anda pernah mendengar istilah “Selingkuh itu Indah”, yang seolah-olah menegaskan bahwa hubungan di luar pernikahan yang sah itu adalah sebuah keniscayaan, yang tidak perlu ditanggapi secara serius.
Asal tahu saja, satu dari lima orang di Indonesia (20 persen) mengaku pernah mengirim SMS selingkuh, yakni mengirimkan SMS berkonotasi seks atau rayuan kepada orang lain yang bukan pasangannya. Demikian hasil riset yang melibatkan 8.518 orang pengguna seluler dari berbagai negara. Riset tersebut dilakukan lembaga riset asal Inggris Ipsos MORI, bekerjasama dengan perusahaan spesialis pesan singkat LogicaCMG Telecoms.
Hasil riset yang dilakukan November 2006 itu juga menyebutkan bahwa orang Indonesia memiliki rasa curiga yang tinggi terhadap pasangannya. Terbukti ada seperempat (25 persen) responden mengaku mengetahui pasangan mereka pernah mengecek ponselnya untuk mencari pesan-pesan mencurigakan.
“Kamu Sadar Aku Punya Alasan Untuk Selingkuh ‘kan Sayang?” Aha, inilah judul buku kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Tamara Geraldine. Dengan gamblangnya, pembawa acara, host, dan pemain sinetron ini bertutur tentang kehidupan kiwari, perkawinan masa kini yang diwarnai dengan hubungan perselingkuhan. Cerita ini konon berdasarkan hasil pengelihatan dan penjiwaan Tamara dalam menjalani hidup. Bukan semata-mata rekaan, melainkan realita dan kepahitan dalam hidup.
Maafkan aku menduakan cintamu
Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya
Dan demi waktu yang bergulir di sampingmu
Maafkanlah diriku sepenuh hatimu
Seandainya bila ku bisa memilih…
Itulah sepenggal lirik Demi Waktu yang dinyanyikan oleh grup Ungu, yang saat ini mungkin menduduki tangga teratas di percaturan musik pop Indonesia. Namun Sonia, sebutlah demikian, merasa aneh juga ketika suaminya ikut menyenandungkan lagu tersebut. Syairnya yang mellow kalau tidak bisa dikatakan cengeng, sangat bertolak belakang dengan kepribadian sang suami, yang paling tidak selama ini kelihatan macho.
“Tadinya saya tidak terlalu perhatian, lagu itu tentang apa. Tapi karena suami saya suka banget, saya jadi penasaran. Wah, ternyata tentang selingkuh,” ujar Sonia.