Apartemen-apartemen mewah mulai bermunculan di Jakarta. Kebutuhannya memang ada, karena tinggal di rumah vertikal di tengah kota bagi penduduk metropolitan agaknya mulai menjadi pilihan. Apa sebenarnya yang mereka cari? Prestise, kepraktisan, atau sudah menjadi bagian dari gaya hidup
Home is a name, a word, it is a strong one; stronger than magician ever spoke, or spirit ever answered to, in the strongest conjuration. Charles Dickens (1812 – 1870).
Rumah memang penting, seperti yang diungkapkan novelis Inggris di atas. Tapi rumah kini agaknya bukan sekadar tempat tinggal. Bagi kalangan berduit yang tinggal di kota-kota besar, hunian istimewa adalah hunian yang mempunyai fasilitas bintang lima, sekaligus praktis karena terletak di jantung kota. Dan itu hanya bisa didapat di apartemen mewah, yang belakangan bermunculan di Jakarta.
Asal tahu saja, apartemen berfasilitas bintang lima harganya kini harganya per unit berkisar antara Rp 1,2 miliar untuk tipe standar hingga Rp 7 miliar untuk tipe istimewa, misalnya penthouse. Namun, bagi platinum society harga bukan menjadi masalah benar kalau yang dicari adalah kemewahan sekaligus kenyamanan.
Itu pula yang manjadi pertimbangan Sonia Wibisono, dokter dan model iklan, ketika memutuskan untuk tinggal di Apartemen Casablanca, setelah menikah akhir tahun 2002. Mereka menempati unit berkamar tiga, tepat satu lantai di bawah penthouse. “Waktu baru dibuka, apartemen ini termasuk yang paling bagus dibandingkan apartemen seangkatannya. Lagipula lokasinya strategis, kemana-mana dekat,” ujarnya memberi alasan.
Bagi pasangan super sibuk dengan kehidupan metropolitan macam Sonia dan suaminya, tinggal di apartemen terasa lebih nyaman. Di samping tak perlu waktu banyak untuk mengatur ruangan yang tak seberapa luas, semua urusan menjadi lebih gampang karena tersedia pelayanan 24 jam layaknya hotel. “Kalau ada apa-apa kami tinggal telepon ke bawah. Teknisi akan datang setiap saat,” tambahnya.
Dengan kondisi seperti ini, Sonia menghitung living cost di apartemen justru relatif lebih rendah dibandingkan jika menghuni rumah tinggal. Tinggal di apartemen juga terasa simpel karena dilengkapi dengan enaka fasilitas yang sangat memadai. Minimarket yang buka mulai jam 7 pagi hingga 10 malam di lantai bawah, cukup memenuhi kebutuhan harian.
Selain itu tersedia kolam renang, fitness centre, tempat pijat, video rental, serta parkir bersama. Berbeda dengan tinggal di rumah, Sonia juga tidak perlu ketar-ketir kalau mau pergi ke mana pun, karena faktor keamanan sangat terjamin.
Tidak hanya Sonia tentu saja. Bagi para eksekutif sibuk, single maupun yang sudah berkeluarga, tinggal di apartemen adalah pilihan yang tepat. Di tengah kehidupan modern yang selalu dinamis dengan mobilitas tinggi, apartemen yang berlokasi di tengah kota juga mempunyai akses mudah menuju pusat bisnis, perbelanjaan, dan hiburan, juga menjawab kebutuhan akan hunian yang strategis dengan segala kemudahan dan kenyamanannya.
Peluang itulah yang dimanfaatkan para pengembang untuk berlomba-lomba membangun apartemen. Panangian Simanungkalit, konsultan properti dari Panangian Consulting Group, melihat apartemen merupakan sebuah fenomena setahun terakhir ini. Kalau pada kurun waktu 1980-2000 jumlah apartemen 25.000 unit – atau hanya tumbuh 1.250 unit per tahun. Maka, pada lima tahun berikutnya, 2000 – 2005 nanti, pertumbuhhannya sangat luar biasa, yakni 5.000 unit per tahun. “Ini angka yang menakjubkan,” komentarnya.