Hidup Mewah di Apartemen Mewah

Ada beberapa hal yang mendorong pertumbuhan apartemen di Indonesia, khususnya di Jakarta. Pertama, semakin diterimanya gaya hidup tinggal apartemen; kemudian adanya banjir di Jakarta jadi orang berpikir perlu rumah kedua yang anti banjir. Kemudian, apartemen merupakan alternatif yang menarik ketimbang tinggal di perumahan pinggir kota karena selalu dihadang kemacetan arus lalu lintas. Tren lainnya adalah apartemen ini menjadi salah satu investasi yang menarik karena harganya naik terus dari tahun ke tahun.

Sementara bagi investor sendiri, apartemen merupakan salah satu portofolio investasi yang menjanjikan capital gain yang lumayan. Hingga akhir tahun 2003 lalu, kapitalisasi bisnis apartemen mencapai Rp 5,5 triliun, atau meningkat 265 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dan, tahun ini angka itu diprediksikan akan meningkat lagi.

Tapi benarkah tinggal di apartemen sudah menjadi bagian dari gaya hidup? Panangian mempunyai pendapat, disadari atau tidak, orang-orang Jakarta butuh privasi. Seharian bekerja sangat capek dan begitu di rumah, kita ingin tidak lagi diganggu dengan tetangga, tamu atau hal lainnya. Ini memang gaya hidup orang kota yang sangat mendambakan privasi. Dambaan itu terpenuhi kalau dia tinggal di apartemen.

Beda jika tinggal di perkampungan yang setiap saat bersingungan dengan tetangga. Privasinya seolah-olah terganggu. “Soal gaya hidup, bisa kita lihat saat ini. Berapa banyak mereka yang memilih tinggal di apartemen ketimbang di permukiman biasa atau kompleks perumahan. (Indikasinya), berapa pun unit apartemen yang dibangun, pasti ludes terjual,” tuturnya.

Mengenai pembagian kelasnya, Panangian mempunyai tiga klasifikasi. Yakni, apartemen kelas bawah dengan harga berkisar Rp 4 – 6,9 juta per m2, kelas menengah harganya berkisar Rp 7 – 14,9 juta per m2, dan kelas atas dengan harga Rp 15 juta ke atas per m2.

Saat ini apartemen yang ada, khususnya di Jakarta, didominasi apartemen kelas bawah dan menengah, (sekitar 60-70 persen) seperti Gading Mediterania Residence, Puri Gading, Ambasador, Grand Permata Hijau, dan lain-lain. Sedangkan selebihnya adalah apartemen kelas atas, diwakili SCBD Suites, Bellagio, Four Season, Da Vinci, Casablanca, Radiance, dan seterusnya.

Photo by Rc Cf on Unsplash

Motivasi kebanyakan orang, selain untuk ditinggali, membeli apartemen juga untuk investasi. Bahkan berdasarkan data yang ada, umumnya mereka membeli apartemen tidak melulu untuk ditinggali, tapi lebih banyak sebagai investasi. Sebagian besar tujuannnya adalah untuk investasi seperti disewakan atau dijual lagi karena harganya akan selalu naik. “Ada sih yang untuk ditempati sendiri, tapi hanya sedikit, sekitar 20-30 persen,” ujar Panangian.

Hanya saja, menurut Sebastian Gunadi, Executive Director PT Centra Lingga Perkasa, pengembang The Bellagio, batas antara membeli apartemen untuk dihuni dan untuk investasi agak kabur. Seseorang yang membeli properti tentunya akan memilih yang nilai investasinya tinggi, tidak mungkin kita memilih yang investasinya rendah.

Related Stories

spot_img

Discover

Il Ristorante – Niko Romito: Italia Bertemu Uluwatu

Ada restoran. Ada pengalaman. Dan ada Il Ristorante – Niko Romito, yang berdiri anggun...

Overthinking: Ketika Pikiran Tak Mau Diam

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob Pernah merasa otak seperti macet? Tubuh ingin istirahat, tapi...

Detox dengan Djokovic

Program Kebugaran Eksklusif di Aman Resorts Novak Djokovic bukan hanya legenda tenis dunia dengan 24...

Apa Saja Tools Wellness Favorit Djokovic?

Dikenal sebagai salah satu atlet paling disciplined di dunia, Novak Djokovic punya ritual kesehatan...

Apa Itu Pinda Sweda?

Pinda Sweda adalah teknik terapi panas khas Ayurveda — warisan pengobatan kuno India —...

Ketika Hidup Tak Lagi Pasti, Secangkir Kopi Bisa Jadi...

Otten Coffee membuka 1.000 kelas barista gratis untuk korban PHK — sebuah langkah kecil...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here