Senayan City, Jumat malam, pekan lalu. Para fashionista Jakarta tampak menyerbu gerai Massimo Dutti yang baru dibuka di plaza tersebut. Seru, karena gerai seluas 437,60 meter persegi itu buka hingga tengah malam hingga pukul 23.00 itu diikuti oleh para undangan VIP, public figure serta para relasi.
Bagi penggemar fashion, Massimo Dutti bukan merek asing. Produk yang berasal dari Spanyol ini sudah lama hadir di Singapura – yang pembelinya sebagian datang dari Indonesia. Merek ini kemudian dibawa ke Indonesia tidak lain oleh perusahaan ritel terkemuka saat ini, PT Mitra Adiperkasa (MAP), distributor dan pemegang franchise sejumlah merek internasional di Indonesia.
Ya, bisnis retail boleh melesu, tapi MAP agaknya tetap berjaya. Paling tidak, penjualan perusahaan publik ini pada kuartal pertama 2006 mencapai Rp 752 miliar atau naik 16 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 650 miliar.
Menurut Group Head of Investor Relation Mitra Adi Perkasa Tbk, Ratih D. Gianda, tingkat penjualan tertinggi diperoleh dari gerai-gerai khusus. Kontribusi terbesar omzet MAP diperoleh dari pengelolaan department store yang menyumbang 46,3 persen dari total pendapatan.
Kontribusi terbesar kedua diperoleh dari pengelolaan usaha divisi specialty stores yang menyumbangkan penjualan sebesar 44,1 persen. “Kedua divisi itu merupakan penyumbang terbesar dari usaha kami,” ujarnya.
MAP tidak hanya dikenal di pasar modal, perusahaan ini juga identik dengan life style untuk kalangan menengah ke atas. Jaringan retailnya telah berekspansi hingga lebih dari 40 konsep bisnis, yang meliputi semua aspek, mulai dari sports ke fashion and lifestyle; dari department stores hingga ke trendy cafes.
Saat ini, MAP mengoperasikan lebih dari 500 toko dengan total area penjualan lebih dari 250.000 meter persegi di 22 kota besar di Indonesia. MAP merupakan perusahaan yang mengelola departemen store seperti Sogo, Debenhams dan JAVA, dan gerai-gerai khusus seperti Planets Sport, The Athlete’s Foot dan Mark & Spencer, sementara untuk gerai makanan minuman perusahaan ini mengelola gerai Starbucks Coffee Shop.
Selain sukses mengusung produk fesyen untuk kalangan atas melalui department store Debenhams, MAP juga mengambil mengusung tiga merek baru yang laris di Inggris kepada warga Jakarta. Ketiga produk fesyen yang dapat dilihat di pertokoan baru Senayan City, Jakarta itu adalah Topshop, Topman dan Miss Selfridge. “Sejak kita initial public offering November 2004 pertumbuhan usaha kami terus meningkat dengan pesat,” jelasnya.
Menurut Ratih, produk itu ditujukan untuk mereka yang ingin senantiasa memenuhi keinginannya memiliki koleksi busana, aksesori dan alas kaki yang inovatif. Di Inggris, ketiga merek itu di bawah payung perusahaan ritel Inggris Arcadia Group. Produk fesyen itu ditujukan untuk segmen pasar pria muda dan wanita muda usia 20-an tahun-30 tahunan. Selebritis dunia, seperti Madonna, Liz Jagger, Kelly Osbourne dan Claudia Schiffer disebut-sebut menjadi pelanggan produk tersebut.
Produk yang dikelola oleh perusahaan itu terdiri dari sepatu, pakaian, aksesoris, makanan, minuman hingga buku. Tidak ada perusahaan yang se-fashionable MAP, karena merek-merek fashion top ada dalam genggamannya. Sebutlah Calvin Klein, Energie, FCUK, Kipling, Lacoste, MEXX, Marks & Spencer, Miss Sixty, Morgan, NEXT, Nautica, Nine West, Liz Claiborne, Principles, Salvatore Ferragamo, Sole Effect, Women’Secret, dan ZARA.