Terpuruk Ku di Aston Marina

Setetes embun di daun lamban bergulir / Ketika jatuh ke tanah terserap musnah / Begitupun hatiku diayun bimbang jawabmu / Terhempas dan hampa tak terkira / Mentari tersaput mega enggan bersinar / Menusuk angin ke raga jiwa gemetar / Terpuruk ku di sini dipeluk bimbang sikapmu / Membeku dan lara tak terkira

LAGU KLa Project itu mengawali pertunjukan mereka di Aston Marina Jakarta, Jumat malam, 5 April lalu. Lagu Terpuruk Ku di Sini ini cukup akrab di telinga para pengujungnya. Meski sendu, tapi lagu tersebut sekaligus membuka nostalgia, terutama mereka yang tumbuh bersama grup berusia 23 tahun itu.

Pilihan Aston Marina Jakarta menghadirkan KLa Project sangat tepat, apalagi di tengah hiburan dengan musik yang hampir seragam. Menurut Public Relations Manager Gita Ayu Ashari, acara yang disponsori oleh Aqua, Bank BNI, dengan event organizer Lewi Yahya Production ini merupakan acara musik pertama yang diselenggarakan oleh Aston Marina di 2011.

KLa Project jelas nama besar di blantika musik Indonesia, dibentuk oleh Katon Bagaskara, Lilo (Romulo Radjadin), Adi Adrian, dan Ari Burhani tahun 1988. Nama KLa sendiri diperoleh dari inisial personel band ini, sementara penggunaan huruf “A” kecil bertujuan untuk menandakan adanya dua personel yang memiliki inisial huruf tersebut.

Pada mulanya tahun 1988 mereka hanya menyertakan salah satu lagunya, Tentang Kita, di album kompilasi, yang kemudian menjadi hits. Setahun kemudian mereka merilis albumnya yang pertama “KLa”, dan lahirlah hits-hits berikutnya, seperti Rentang Asmara, Waktu Tersisa, dan Laguku.  Pada 1991, KLa meluncurkan album keduanya bertajuk “Kedua”, dengan lagu andalannya Yogyakarta. Sementara album ketiga (Pasir Putih, 1992) mereka mencetak hits seperti Tak Bisa Ke Lain Hati dan Belahan Jiwa.

Seperti grup band pada umumnya, Kla Project sempat mengalami bongkar pasang personilnya. Ari Burhani setelah album ketiga, memilih keluar dan beralih peran sebagai manajer band. Tapi dengan formasi tiga pemain inti,  KLa tidak kehabisan kreativitas, terbukti mampu melahirkan dua album, Ungu (1994) dan V (1995).

Tahun 2001 Lilo juga sempat keluar. Tahun 2003 dengan tambahan personil baru, yaitu Erwin Prasetya, Yoel Vai dan Hari Goro, grup ini menamakan diri NuKLa – yang sempat merilis satu album pada 2004 bertajuk “New Chapter” dengan single Izinkan Ku Memuja. Pada tahun 2006 Erwin juga memutuskan keluar dari NuKLa karena perbedaan visi, dan Katon menyatakan kelompoknya kembali ke nama semula KLa Project.

Awal 2009 boleh dikatakan tonggak sejarah baru bagi KLa, sebab Lilo balik lagi, dan meluncurkan album KLa Returns. Pada 2010, mereka kembali meluncurkan album yang berjudul “Exelentia” dan menjagokan single berjudul Hidup adalah Pilihan dengan dua pemain tambahan.

Formasi inilah, yang tentu saja lebih lengkap, karena diperkuat oleh backing vocals segala, yang ditampilkan malam itu. Hampir semua lagu hits-nya dinyanyikan. Dengan kapasitas 120 kursi di Cumi-Cumi Lounge & Bar, para tamu yang membayar Rp 150.00 atau Rp 1 juta per seat (untuk empat orang, dengan bonus sebotol spirit atau wine, mixer, dan snack) itu terlihat nyaman menikmati alunan lagu-lagu KLa Project yang membawakan 16 lagu.

Saya sendiri, dan juga teman-teman HAM (Himpunan Anak Media) Jakarta, yang terdiri dari Shalfi Andri (TEMPO), Hadi Suwarno (Travel Club), Tiara Maharani (Venue), Ali Rustamaji (Investor Daily), Marcell Lahea (Shang Bao), Harry Sutanto (Garuda), Michael Petit (Hang Out Jakarta), Elizabeth dan Fathur (Event Guide), tidak hanya menikmati, tapi juga hanyut dalam pertunjukan yang berdurasi hampir dua jam itu.

Penampilan musisi kawakan itu berhasil menyuguhkan suasana romansa dan nostalgia, yang menciptakan histeria penonton hingga akhir pertunjukan. Meski sempat vakum lama, penampilan KLa Project malam itu luar biasa, dan tidak sia-sia kami malam itu “terpuruk” di Aston Marina Jakarta. (Burhan Abe)

Related Stories

spot_img

Discover

Jaipur Rugs Expands its Presence in Asia with the...

Jaipur Rugs, an icon in the realm of handmade rugs, proudly unveils its flagship...

Fatboy Izakaya: Destinasi Baru Kuliner dan Hangout di Bangkok

Fatboy Izakaya, restoran Jepang modern yang telah mendapatkan banyak penggemar di Bangkok, kini resmi...

Menggabungkan Kearifan Lokal Bali dengan Sentuhan Modern

Berlokasi di atas tebing dramatis di Pantai Dreamland yang ikonik, Maja Sunset Lounge di...

Venice Simplon-Orient-Express Introduces Artist JR’s L’Observatoire Sleeper Carriage

The Venice Simplon-Orient-Express, A Belmond Train, Europe has unveiled the interiors of L’Observatoire, an...

Sensasi Kuliner Riyadh: Menjelajah Dunia Gastronomi

Baik Anda pendatang baru atau pelancong berpengalaman, Riyadh menawarkan pengalaman kuliner yang menarik, siap...

Sudestada Merayakan Kolaborasi dan Prestasi

Sudestada menorehkan sejarah dengan pencapaian gemilang Chef Victor Taborda, membuka jalan untuk inovasi kuliner...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here