The Infotainment Parliament

Pesimis pada Caleg Artis

Apa mungkin seorang artis bisa menjadi wakil rakyat? Pertanyaan yang menggelitik. Maklum, karena artis identik dengan kehidupan wah, hedonis dan gonta-ganti pasangan atau kawin cerai. Paing tidak itulah yang tertangkap di tayangan-tayangan infotainmen. Yossan Afriadi, bapak dua anak, warga Depok Timur, Jawa Barat, midalnya, mempunuai pandangan tersendiri. ”Artis jadi caleg bagi saya sah-sah saja yang penting punya skill dan mampu. Tidak asal ikut-ikutan.”

Di balik penilaian miring tersebut, Ikang Fawzi, rocker 1980-an meminta masyarakat tidak melecehkan caleg dari kalangan artis. “Jangan lecehkan kami! Banyak yang tidak sadar, bahwa artis punya potensi luar biasa, mereka mampu menjadi komunikator yang baik,” kata caleg dari PAN ini. 

Suami artis dan politisi PPP Marissa Haque itu menambahkan, “Setiap produk membutuhkan entertainment, produk sosial saja butuh entertainment, begitu juga produk politik. Kalau setiap hari di DPR ada infotainmen, nanti akan menjadi politiktainmen,” ujar pria yang sedang menempuh Magister Management di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 

Ikang menambahkan, “saya telah menyiapkan tiga perangkat pintu masuk menjadi anggota legislatif, yaitu visi, acceptability, dan responsibility. Soal visi, artis selama ini selalu memberikan sesuatu sesuai permintaan, begitu juga menjadi politisi, memberikan sesuatu sesuai kebutuhan masyarakat. Acceptability, bagaimana masyarakat menerima kehadiran kita dan responsibility, bertanggungjawab dengan apa yang dikerjakan.” 

Hal serupa disampaikan oleh Wanda Hamida, tidak semua caleg artis mempunya track record yang buruk. ”Jauh sebelum menjadi politisi saya sudah aktif di dunia pergerakan mahasiswa dan kegiatan sosial. Masyarakat sudah merasakan langsung dari kegiatan sosial politik saya,” ujar mantan presenter Metro TV ini.

Wanda menambahkan, tidak ada jaminan caleg yang mempunyai latar belakang politik kinerjanya bagus. Buktinya, anggota DPR sekarang banyak terlibat korupsi. Melihat fenomena itu Lili Romli, pengamat politik dari Universitas menjelaskan, sejauh mana mereka bisa menunaikan kewajiban dalam menjalankan mandat rakyat? Layakkah mereka untuk diharapkan membawa Indonesia ke arah kehidupan sosial, politik dan ekonomi yang lebih baik? Sulit menemukan jawaban memuaskan untuk pertanyan-pertanyaan itu. Yang bisa dilakukan hanya melakukan sejumlah dugaan. Semoga mereka mampu. 

Motivasi Jadi Caleg

Kehadiran DPR seperti sebuah magnet yang mampu menarik banyak orang. Itulah yang terjadi sekarang, dengan segala kelebihan yang dimilikinya kursi DPR menjadi barang mewah yang direbutkan banyak orang. Puluhan ribu rakyat Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Jika ditanya tentang motivasi untuk mendapatkan kursi DPR. Setiap caleg mempunyai jawaban meragam.

Misalnya Meutya Hafid, presenter Metro TV, caleg dari Partai Golkar. “Meski minim pengalaman politik, tapi saya paham tentang politik dan pembangunan. Dunia yang saya geluti berhubungan langsung dengan politik. Setiap hari saya mengupas permasalahan-permasalahan politik dan bertemu tokoh politik,” ujar Meutya. Ia menambahkan, “tujuaan saya masuk parlemen agar bisa berpesan lebih besar dalam pembangunan. Perubahan lebih cepat dilakukan dari dalam daripada di luar. Untuk jangka pendek saya akan mengembalikan citra dan fungsi DPR.” 

Photo by Edwin Andrade on Unsplash

Begitu juga dengan Wanda Hamidah, “saya bisa membuat undang-undang atau menjalankan visi-misi secara penuh, karena kekuatan yang saya miliki semakin kuat,” tutur mantan aktivis kampus 1998 yang sempat menjadi artis ini. Wanda menambahkan, “saya ingin menata Jakarta menjadi lebih bagus tidak semrawut seperti sekarang. Sampai sekarang masalah transportasi kan tak kunjung usai?” keluh caleg PAN untuk DPD DKI Jakarta ini 

Ikang Fawzi punya pandangan yang hampir sama. Banyak hal yang menyebabkan rocker yang dikenal lewat lagu Preman itu masuk politik. Salah satunya karena pengaruh lingkungan. Sebelum reformasi, Ikang sempat diminta Amien Rais mengumpulkan artis untuk berdikusi dengannya. Semenjak itu terjalin hubungan yang baik dengan Amin Rais. Tapi saat itu ia belum mempunyai orentasi ke politik, masih ingin jadi seniman dan pelaku bisnis.

Related Stories

spot_img

Discover

Breman85 

Menikmati Kesempurnaan Kuliner dan Koneksi Sosial di Pulau Bali Selamat datang di Breman85, di mana...

Discovering Indonesian Food with Balenusa and Sarirasa Catering 

With Sarirasa Group, Savor the Variety of Flavors and Traditions  Sarirasa Group reaffirms its dedication...

Cross Paasha Bali Seminyak

A Symphony of Style, Sophistication, and Balinese Charm Bali, Indonesia – In the heart of...

Merayakan Imlek 2024 Lebih Semarak di The Langham Jakarta 

Masuki tahun baik dengan energi positif dan pesta meriah yang lezat di T’ang Court  Perayaan...

Understand Digestive Imbalances During the Festive Season at RAKxa 

What are the Factors that Can Disrupt the Balance of Your Gut  During the winter...

Rocka Reopens at Six Senses Uluwatu, Bali

Rediscovering Sustainable Culinary Dining  Rocka Restaurant & Bar at Six Senses Uluwatu reopens its doors...

Popular Categories

Comments