In Vino Veritas (1)

Minum anggur ada seninya. Pelajari sejarah dan seluk-beluknya agar kita bisa mengapresiasi secara benar.

In vino veritas, dalam anggur ada kebenaran. Begitu ungkapan yang populer di kalangan pecinta anggur. Rasa memang tidak pernah berdusta. Maka, agar kita bisa mengapresiasi dengan benar, ada baiknya mengenali lebih jauh seluk-beluk anggur.

Sejarah anggur atau wine ditulis sejak berabad-abad lalu. Para pedagang Eropa yang datang ke Tanah Hindia berabad-abad lalu membawa serta anggur di samping cerutu sebagai hadiah bagi saudagar di Batavia. Para saudagar muda Jakarta meniru jejak ini ratusan tahun kemudian.

Pada dasarnya, anggur terbagi menjadi tiga jenis: merah, putih dan rose. Ada juga sparkling wine yang masih termasuk varian anggur, atau yang di Prancis dikenal sebagai champagne — sesuai dengan nama daerah penghasilnya, Champagne — yang mengalami proses fermentasi dua kali. Rasanya lebih ringan, biasa dipakai untuk pesta, termasuk di arena balap F-1, yang bunyinya “pop” kalau sumbat botolnya dibuka.

Dari tiga jenis di atas, anggur masih terbagi lagi berdasarkan tahun panen, jenis varietas, bahkan mereknya yang mencapai ribuan. Prancis sering mengklaim diri sebagai penghasil anggur terbaik di dunia — berdasarkan tanah dan iklim yang spesifik di negara itu.

Bahkan, yang disebut terroir — gabungan antara struktur dan kandungan tanah tempat tumbuh pohon anggur, serta cuaca yang memengaruhi wilayah yang bersangkutan — sangat unik, tidak terdapat di negara lain.

Memang, sampai sekarang anggur yang paling populer berasal dari Prancis. Selain karena Prancis mengenal tradisi pembuatan anggur yang terlama, anggur Prancis mempunyai citra yang baik. Selain Prancis (khususnya dari daerah Burgundy, Boedeaux, Loire dan Rhone), sebetulnya anggur diproduksi oleh negara — sebutlah Australia, Italia, Amerika, Afrika Selatan — yang dikenal juga sebagai new world wine.

Yang terang, di alam global yang makin tanpa sekat, penikmat anggur sekarang tidak hanya monopoli Prancis, atau negara-negara produsen anggur yang lahir belakangan. Di mana pun kita mudah memperoleh anggur dari berbagai negara, dengan aneka merek dan jenis — Chardonnay, Semillon, Shiraz, Riesling, Pinot Noir, Cabernet, Sauvignon hingga Merlot.

Selain jenisnya, usia anggur juga menentukan kualitas anggur itu sendiri. Jika tertera angka tahun 1997, artinya panen anggur berlangsung pada tahun itu. Sebelum dipasarkan dalam kemasan botol, anggur sudah melalui beberapa proses, termasuk aging yang lama. “Semakin tua semakin bagus kualitasnya,” tutur Frantz Dumey, Manajer Merek Internasional Barton & Gaustier, merek anggur Prancis yang berdiri sejak 1725.

Sekadar mengingatkan, proses pembuatan anggur secara sederhana dibagi 8 tahap. Yakni, harversing (pemetikan), crushing (pengadukan), maceration (perendaman), fermentation (fermentasi), the 2nd fermentation (fermentasi lanjutan), aging (penyimpanan), blending (pencampuran), dan bottling (pembotolan).

Related Stories

spot_img

Discover

Colin Dodgson dan Kecanduan Akan Ketidaksempurnaan

Di dunia fotografi mode yang penuh kilau, Colin Dodgson adalah pembangkang yang datang dengan...

PRU x Penfolds: Malam Mewah Bareng Tiga Dekade Anggur...

Luangkan satu malam buat hal yang enggak biasa: makan malam bareng Grange, sang legenda...

Colin Dodgson: Melihat yang Tak Terlihat

Di balik lensa analognya, Colin Dodgson menangkap dunia bukan sebagaimana adanya, tapi sebagaimana seharusnya...

Ekonomi Indonesia 2025: Krisis Double Trouble yang Bikin Was-Was

Oleh Burhan Abe Pertumbuhan ekonomi kita di awal 2025 ini mirip orang sakit yang susah...

Update Properti Jakarta Kuartal 1 2025: Stabil Tapi Tetap...

Kuartal pertama 2025 menunjukkan kalau pasar properti Jakarta lagi berada di fase yang cukup...

LW Design Group Bawa Oase Bergaya Bali ke Jantung...

One & Only One Za’abeel Hadirkan F&B Podium Spektakuler yang Menyatukan Ketangguhan Urban dengan...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here