Use Your Body Language!

Peminat kelas body language makin membludak. Inilah olah tubuh baru yang memaduan gerak tari dan teknik pernapasan asal Cina. Semua orang bisa melakukannya, tapi kalau tanpa pengawasan yang ahli, bisa fatal akibatnya.

Body language. Kosa kata ini belakangan sangat akrab di kalangan para eksekutif yang sadar kesehatan. Inilah salah satu bentuk olah tubuh yang memadukan gerak tari dan teknik pernapasan asal Cina, yang selain bertujuan untuk meningkatkan kebugaran, juga untuk membentuk tubuh. Gerakan-gerakannya halus, sederhana, bahkan cenderung lamban tanpa unsur lompatan, itu sebabnya body language bisa dilakukan siapa saja, termasuk ibu-ibu hamil.

Menurut Roy Ahmad Julius Tobing, sang kreator, body language mempunyai pengertian yang luas, bahkan sulit untuk didefinisikan. Konon, koreografer lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang pernah mendapat sertfikat dari Claudine Kamoun dan David Allen “Geneve Dancer Centre” itu mendapat inspirasi dari salah satu dialog di film musikal Staying Alive yang dibintangi John Travolta. Dalam film itu seorang koregrafer menyapa salah seorang penarinya dengan mengatakan, ”Use your body language!”

Pada dasarnya, body language adalah latihan “berkomunikasi” dengan bahasa tubuh yang benar melalui pengenalan setiap titik di badan. Dalam olah tubuh yang ditemukan Roy pada 1981 itu dilakukan penyelarasan sikap tubuh dengan napas dan gerak tubuh. “Tiga dimensi itulah yang menjadi ciri khas body language,” jelas pria yang tetap bugar di usia 46 tahun itu.  

Penemuan body language bukan karena kebetulan. Roy, memang menggali gerak dari tari untuk kebugaran yang berasal dari kebudayaan sendiri. Tidak hanya itu, ia juga mempertimbangkan struktur orang Asia yang berbeda dengan orang Eropa, jenis makanan, serta lingkungan keseharian.   Dari situlah ia menciptakan olah gerak, yang dipadukan dengan teknik pernapasan asal Cina – dalam tampilan yang berbeda, gerak dan teknik pernapasan ini, juga menjadi gerakan dasar baku seni tari modern yang dikembangkan, antara lain, oleh tokoh balet legendaris asal AS, mendiang Martha Graham.

“Ilmu pernapasan sangat memperhatikan kekuatan tubuh si pelaku, sehingga tidak akan melampaui kekuatan serta kondisi setiap orang yang tentu berbeda satu sama lain,” ungkap Roy kepada Intisari.  

Setelah matang, pria yang pernah mendapat predikat memuaskan dari Guner Ozkan, Direktur Kebudayaan dan Pariwisata Konya, Turki itu pun memperkenalkan body language kepada masayarakat pada 1986. Sejak saat itu, di studionya yang berlokasi di bilangan Pondok Indah, Jakarta, banyak didatangi para wanita yang ingin belajar body language, sedangkan kaum pria lebih suka mengambil privat.  

Kini, body language memang bukan hanya monopoli Roy Tobing, sebab kini sejumlah sanggar senam dan health club di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, juga membuka kelas serupa. Studio Pesona Tiga Primadona, misalnya, selain menyelenggarakan pelbagai jenis senam, mulai dari aerobik, balet, senam lantai, senam kamar, calestenic (pembentukan tubuh), juga menawarkan body language. Studio milik Minati Atmanagara itu berlokasi cukup mewah, interiornya didominasi oleh perabot antik berkualitas tinggi. Selain studio, ada fasilitas sauna yang bisa dipakai para anggota. Dilengkapi pula “kafe garasi”, lantaran memang memanfaatkan ruang garasi rumah tersebut.

Tampak jelas, kalangan mana yang dibidik studio senam yang berlokasi di Jl. Prof. Joko Sutono 33, Kebayoran Baru, Jakarta itu. Lihat saja, jika menjelang sore, puluhan mobil mewah tampak berjejer parkir.  

Kendati banyak kelas, tapi body language yang paling populer. Untuk body language Primadona menawarkan beberapa paket. Untuk para pemula ada yang dinamakan Paket I (Basic), yang berisi pemahaman awal tentang body language dan dasar-dasar gerakannya. Kemudian ada Paket II (Lanjutan), dan Paket III (Mahir). Masing-masing paket terdiri 10 kali pertemuan, dengan frekwensi latihan lima kali pertemuan seminggu, kecuali Paket III cukup tiga kali seminggu. Tarifnya Rp 350.000 per paket.  

Minati mengaku, peminat body language cukup besar. Sejak didirikan 1991, tak kurang dari 10.000 orang yang mencatatkan diri jadi anggota, dan datang dalam sehari sekitar 150-200 orang. Krismon pun agaknya tidak menurutkan animo masyakarat. “Saat ini ada 125 calon member yang berstatus waiting list,” ujar ibu dari Cakra (13) dan Cantika (8) itu.  

Previous article
Next article

Related Stories

spot_img

Discover

Aperol Sunset Festival 2025

Karena Bali nggak pernah setengah-setengah soal sunset — begitu juga koktailmu. Aperol balik lagi ke...

Here Gene Gak Punya Website?

Kenapa Kamu Harus Mulai Bangun dari Sekarang Punya bisnis di era digital itu ibarat berdiri...

Alila Seminyak: Ketika Santap Pesisir Naik Level Jadi Gaya...

Bayangkan: makan malam di tepian laut Bali, angin hangat mengusap kulit, ditemani segelas cocktail...

Slow Burn: Saatnya Menikmati Hidup Pelan-Pelan Lewat Cerutu, dari...

Kalau selama ini Anda mengira cerutu hanya milik kalangan pria tua berperut buncit yang...

Stop Drama Sama Algoritma!

📚 Resensi Buku “Algoritma Bukan Musuhmu” — Burhan Abe Kalau kamu masih sering ngeluh: “Kenapa...

Kolam-kolam Paling Majestik: Mahkota Keindahan Aman Resort

Bicara soal liburan mewah yang benar-benar bisa bikin kamu lupa dunia, sulit rasanya menyaingi...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here